Sunday, November 3, 2019

Bercinta Dengan Pembantu





Namaku Asri, biasa dipanggil "Sri" saja, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku,bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg,"kamu persis Desy Ratnasari, Sri!", kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari.

Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta,majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula...

Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat,sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.

Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15,mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.


Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.

Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah, Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian. "Baik, Bu!", begitu sahutku pada Ibu Sum.


Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Har, pikirku.

"Mas Har. Mas Har!" panggilku menggoda, "tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?"

Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku,"Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri... Persis Desy Ratnasari... ck, ck, ck..."

"Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?"

"Jadi, dong..." sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, "ayo, ayo...",ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi....

"Kok Wangi, Mas Har?" Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.

"Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,".

Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum "to-the-point" , padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman.

"Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?", aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.

"Mau Mbak Sri ajari?", wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu...

Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan...

"Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong..." desahku makin membuat nafasnya menderu...

"Mbak Sri, aku cinta kamu...." suaranya agak bergetar..

"Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah," kubisikkan desahanku lagi.... Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku dengan lembut dan terkadang cepat...

"Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri...." jeritnya...

Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membukarok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.

"Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr..., yang lamaaa...", godaku lagi... Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangatnafsunya.... "Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr... ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya masHaaar".

"Lho, perempuan juga punya air mani..?" tanyanya blo'on. Aku tak menyahut karena keenakan...

"Mas Haaarrr, saya mau keluaaar..." serrrrrr.... serrrrrrrrr. ... membasahi wajahnya yang penuh birahi.

"Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan MasHar..... ****** Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. ..."

Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi... Sebelum kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti..

"Sebelum masuk, bilang 'kulonuwun' dulu, dong sayaaaaaang. ..", Candaku....

Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecildi samping ranjang..... lagunya.... mana tahaaaan....

"Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu..... ."

"Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. ..."

"Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..", segera kubuka lebar-lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam-dalam. ... Sreslepppppp. ........ blebessss... ..

"Auuuuuow... .", kami berdua berteriak bersamaan... ..

"Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih....?"

"Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har... Jadi nonok Mbak Sri belum pernah melar dibobol kepala bayi..... kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-rapet, pasti SUPER-PERET. ...", kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan... Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali....

Sekarang giliranku yang di atas... Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilkuyang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. ....

Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.

Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi... kami berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan ****** dan nonok kami.

Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh... sodokannya mantep sekali... terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok-plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme... benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh ****** yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu..... bertubi-tubi. ... kian lama kian cepat...... waduuuuhhhhh. .....Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan... ...

"Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih...!!" ....

"Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar.... Yuk kita bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg"

"Ambil nafas panjang, Mas Har... lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya sampai kandas...... baru ditembakkan, ya Maaaasss... ssssshhhhhh. ......."

Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkanpada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman ****** Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh...hhhhh. ...hhhhhh. .... seirama dengan hunjaman kontolnya yang semakin cepat.....

"Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!" , Mas Har menancapkan kontolnya lebih dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku....bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya....

CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi..... Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan;

"Enaaaaaaaaaakkkkk! "..... sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya... dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti "bonyok" rasanya..... Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. .... sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan...

"Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang... masih terasa enaknya... tunggu sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa......"pintaku memelas..... kami kembali bercipokan dengan lekatnya.... .. kontolnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu....

"Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya..... pengalaman pertama ini sungguh-sungguh luar biasa... Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya...... saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sriselamanya... ."

"Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki... tanpa kawin pun kalau setiap pagi --setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja--, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss..... Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi....."

"Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru... jadi ndak ada kuliah...", kata Mas Harianto.

"Nah... kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss,sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?", sahutku semakin menggelorakan birahinya.

"Nantang ya?" Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia.....

"aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri...."

kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat.... setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu.... radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi... lagunya masih tetap "kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu...."

Setelah lagunya habis, "Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya.... Mbak Sriharus masak sarapan untuk Mas...."

"Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri.... masak untuk dua porsi ya... nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?", sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan"auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah sayang deh".

Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya,

"Mas, numpang cebokan, ya..."

Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggutdan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har... waduuuuhhh.. . benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan ****** yang begitu gede dan kerasnya -- hampir sejengkal-tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh....

"Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang...."

Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku... "Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya..." kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu...

"Terima kasih, Mbak Sri... Mbak begitu baik sama saya... saya sangat sayang sama Mbak Sri...".

Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku... . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,

"Mas Har sayaaaang... . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratusgaya lagi lainnya, Masssss," kataku membangkitkan lagi gelora birahinya... selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku.... dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.

Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti....

Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua... hmmm.... nikmat dan mesranya... seperti penganten baru rasanya...

Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya...

Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya,tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..

"Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya... nanti bisa lecet... nanti pasti Mbak Sri kocokkan... tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi...kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!"

Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri... Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi,

"Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas,sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut..."

Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi.... Hihihi...

"Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat.... ",dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku.... wah! mesranya, Mas Har-ku ini...Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku.... Mas Har agak terkejut,

"Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!"

"Siapa takut!" sahut Mas Har...

Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap... mulutnya di depan nonokku,ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku.... segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku,kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku....

"Mbak Sri, pisangnya sudah habis.... hebat kan?" Katanya lugu...

"Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri..." sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.

"Sekarang apalagi?" tanya Mas Har...

"Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya... dan saya akan meng-emuti dan mengocok ****** Mas dengan mulut saya.... ini namanya gaya 69,Mas sayaaang... mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu ****** Mas Har.... Enaaaak kan, sayaaang?"

"Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak......"

"Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas.... harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi ****** Mas ngaceng...kasian dong sama saya, Mas," suaraku kubikin seperti mau menangis.... .

"Maafkan saya, ya Mbak Sri.... saya belum ngerti... mesti harus banyak belajar sama Mbak....."

Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan dalam mulutku.... sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku... ini berlangsung cukup lama...

Pada menit kelimabelas, serrr... serrrr... serrrr.... cairan hangat nonokku meluap,sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww!

Dan pada menit keduapuluhlima, serrr... serrrr... serrrr.... lagi, kali ini lebih enaaaaklagi, kukejangkan seluruh tubuhku.... sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. ... pada waktu itu juga,kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan

seluruhnya, sampai hampir keselek..... .

"Enaaaakkkk. ...." Mas Har berteriak keenakan.... .

Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. .... kujilati ****** Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas...

"Gimana, Mas Har sayaaang.... Enak opo ora?" godaku...

"Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan.... ", kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu.....

Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi.... mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya.. ... Kucari kontolnya dan kupegang... wah sudah ngaceng keras lagi rupanya..... luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi.....

"Mas Har... saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?",

"Mau dong, sayaaaang... . Gimana?", tanyanya penasaran... .

"Mas Har duduk menyender dulu....."

Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang.... BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang....

Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda....semuanya berlangsung dengan sangat halus.... sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada ****** Mas Har maupun nonokku.....

"Gimana Mas?", tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat..... .

"Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya.....", katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan...

Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har... Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har..... inilah arti sesungguhnya persetubuhan. ...

Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi...membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh anggota tubuhku.... Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak.....

"Keluar lagi ya, Mbak?" tanyanya.... . Ya! serrr... serrrr... serrrrr...., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi.... kelelahan aku rasanya..... .

lelah tapi enaaak....

Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi... Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu,kuberi dia senyum manis....

"Saya sudah capek, Mas.... Gantian dong... Mas Har sekarang yang goyang, ya?"

Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang..... Mas Har kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,

"Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas..... tapi jangan salah masuk ke lubang pantatya... pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya...."

"Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?" tanyanya lucuuuu....

"memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan... .. itu kan namanya tidak adil, Mas.... Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas.... Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii.... seremmmm.... "

Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. .... seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini..... aku tahu sekarang.... Mas Har sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku....

"Aaaaahhhhhh. ...", aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har... dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku..... . Dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur.... blep-blep-blep. .....aduuuuhhh. ....mantapnyaaaa. ..... tenaganya sangat kuat dan berirama tetap...... membuat aliran-darahku menggelepar di sekujur tubuhku..... ..

"Enaaaak, Maaaaasssss. ......", lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya..... . puaaaasssss sekali tiada taranya..... ..

"aaaaaahhhhhhhh. ......... ", lenguhku.... ....

"Lap dulu dong, Mbak Sriiii..... becek sekali nih...." pintanya.... .

Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya..... . segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku.... .

"Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ...." desahnya membuatku semakin terangsang.. ....

"Tembakkan saja, Massss...... .."Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. .... sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu.......

"Aaaaahhhhhhhh. ......" Mas Har berteriak keenakan.... .. demikian juga dengan aku,kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku..... .

"Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr..... ... Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Har......."

"Aku juga Mbak..... selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai didunia ini .....", aku tahu kata-kata ini sangat jujur.... membuatku semakin menggelinjang kenikmatan.. ....

"Terima kasih Mas Harrrrrr.... . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada saya....." Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. ... dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap... .. dengan Mas Har tengkurap di belakangku.. ...

Mulutnya didekatkan pada telingaku... . nafasnya menghembusi tengkukku... .membuatku terangsang lagi......

"Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri..... Apa Mbak Sri juga puas?"

"Tentu, Mas Har..... dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya... .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!"

"Terima kasih, ya sayaaaang... ... aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini......."

"Boleh, Massss.... saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari..... kecuali hari Minggu tentunya.... . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu...."

Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku....

Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40...... sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua... dan kami pun tertidur sampai siang.....

Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini,

"Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore...."

"Mmmm..." Mas Har menggeliat, "sudah jam berapa, istriku?""Setengah-dua, suamikuuuu.. ...", jawabku genit....

"Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi...."

Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu.

"Edhian tenan, koyok penganten anyar wae....." kataku dalam hati.... ("gila benar,seperti pengantin baru saja")....

Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus ****** Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi.....

Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. ...

"Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya....., lebih terasa lho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti," ajakku untuk membangkitkan rangsangan pada Mas Har....

Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra.Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher,terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut.....

Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah,ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesisnikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenaiitilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat..., kukejangkan seluruh tubuhku,sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr.... kubasahi tangannya yang lembutdengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku...

"Mas, masukkan sekarang, Masssss..... Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. .....",pintaku manja.....

Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi,kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. ...

"aaaaahhhhhh. ......" lenguhan kami kembali terdengar lebih seru.... ****** Mas Harbaru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dankumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. ....

"Mas sayaaaang... maju-mundurnya barengan, ya.....", ajakku sambil mengajariteknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini "Gaya Miring", dengan gaya inikami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja.....

Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba.... rasanya lebih enakdibandingkan pria di atas wanita di bawah.... Kulihat Mas Har merem-melek,demikian juga dengan diriku, ****** Mas Har dengan irama teratur terusmenghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri..... nonokku mulaitersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya... ..

"Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. .......", aku agak berteriak sambil mendesis.... ...

Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini.....

"Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar.... ." ajakku lagi, sambil kuputartubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat daribelakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dankuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku..... .

"aaaaaaaaahhhhhhhhh hh.... enak, Mbak Sriiiiii.... ..., gesekannya lebih terasa dariyang tadiiiiii... .." Mas Har mendesah nikmat.....

Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. .....

Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini......

"Mbak Sri, siap-siap yaaa.... rudalku hampir nembak...."

Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya......

"Aaah, aaah, aaahh...." Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninyadengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dindingrahimku..... setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku.....

"Aaaaaaaa... ......" aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga airnonokku..... .

Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa.....tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kamitertidur lagi beberapa menit... sampai semua getaran mereda......

Jam tiga sudah lewat.... berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dankakak-kakaknya pulang dari kerja.....

"Mas, bangun, Mas.... sudah jam tiga lewat..... saya kan mesti membereskan kamarini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu....."

"Mandi bareng, yok..... di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?"ajaknya.... Agen Togel


Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhhenaknya..... . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit danmemelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik.....Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman,merangkul kuat.... Dengan posisi berdiri kembali ****** Mas Har mengeras bagaibatu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengantubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kamibersenggama lagi...... bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnyamaju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yangperkasa.....

"Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. ...", tanpa melepaskan kedua alat kelaminkami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan. ...

"Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku... ..", MasHar melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua

handuk baru, satu untukku satu untuknya... Selesai handukan, aku bermaksudmengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudahselesai.....

"Eiittt, tunggu dulu, istriku..... Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi diliang hangat cinta kita......"

Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini..... kuhitung-hitung sudah 12 kaliaku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi...

Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang... biar Mas Har menindihkudari atas.....

Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup..... dengan "Gaya Sederhana"pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungikepasrahan wanita.... Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. ....

Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus denganmantapnya maju-mundur begitu kuat.....

"Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii... ...", kukejangkan kedua kakiku dansekujur tubuhku.....

"Mbak, aku juga mau keluar sekarang.... ..", dalam waktu bersamaan kami salingmenyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. .....

"Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ......"

"Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii.... ......"

Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jamemapat..... semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya.....

"Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang..."

Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya... . "

Hari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii... Bagaimana aku tak akan sanggup melupakannya? "

Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har.... segera aku larimenuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubangnonokku yang agak bonyok.....

Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlenganpanjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas.... semua ini untuk"mengelabui" Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama

Kenikmatan Di Kamar Kos


Aku adalah seorang pria lajang 20 th dengan tinggi 175 cm berat 70 kg yang sedang kuliah di salah satu PTN di daerahku.

Aku tinggal disebuah rumah bedeng 5 pintu dan aku berada pada pintu yang pertama. Kalau dibandingkan dengan teman-temanku, aku termasuk anak yang pemalu alias kuper (kurang pergaulan).

Hal ini membuatku lebih betah berada di kosanku, oh ya di bedeng tersebut aku nge-kost, dari pada harus keluar rumah tanpa tujuan. Sesekali aku juga sering menonton film BF untuk memuaskan hasrat birahiku dan selalu berakhir dengan beronani.

Sekarang lanjut ke pengalaman pertamaku yang berawal dari tempat kost dimana aku tinggal. Disebelah (pintu no2) tinggal seorang wanita muda sekitar 25 tahun bernama Desi tinggi 160 berat 50 kg yang bersuamikan seorang supir taxi tetapi sudah 7 tahun belum dikarunia seorang anak.

Pintu no3 ditempati oleh seorang wanita 35 tahun tinggi 165 berat 60 kg yang sudah memiliki 2 orang anak 7 dan 5 tahun yang semuanya perempuan, ia bernama Ita. Nah, dari sinilah semuanya berawal. Seperti biasa pada pagi hari semua penghuni bedeng sibuk dibelakang (mandi, mencuci). Perlu diketahui bahwa kondisi di rumah ini memiliki 5 kamar mandi terpisah dari rumah dan 2 buah sumur (air harus diangkat ke kamar mandi, maklum yang punya rumah belum punya Sanyo).

Aku yang sudah terbiasa mandi paling pagi sedang duduk santai sambil nonton TV. Lagi asik nonton terdengar olehku gemercik air seperti orang sedang mandi. Mulanya sih biasa saja, tapi lama kelamaan penasaran juga aku dibuatnya. Aku mencoba melihat dari balik celah pintu belakang rumahku, dan aduh!! betapa kagetnya aku ketika melihat Mbak Desi yang sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Aku tidak tahu mengapa ia begitu berani untuk membuka tubuhnya pada tempat terbuka seperti itu.

Mbak desi yang sedikit kurus ternyata memiliki payudara sekitar 32b dan sangat seksi sekali. Dengan bentuknya yang kecil beserta puting warna merah jambu untuk orang yang sudah menikah bentuknya masih sangat kencang. Aku terus mengamati dari balik celah pintu, tanpa kusadari batang kejantananku sudah mulai berdiri. Agen togel

Sudah tak tahan dengan pemandangan tersebut aku langsung melakukan onani sambil membayangkan bercinta dengan Mbak desi ditempat terbuka tersebut. Semenjak hal itu, aku jadi ketagihan untuk selalu mengintip jika ada kesempatan. Keesokan harinya, aku masih sangat terbayang-bayang akan bentuk tubuh Mbak desi. Hari itu adalah hari minggu, dan aku sedikit kesiangan.

Ketika aku keluar untuk mandi, aku melihat Mbak Ita sedang mencuci pakaian. Dengan posisinya yang menjongkok terlihat jelas olehku belahan payudaranya yang terlihat sudah agak kendor tapi berukuran 34 b. Setiap kali aku memperhatikan pantatnya, entah mengapa aku langsung bernafsu dibuatnya (mungkin pengaruh film BF dengan doggy style yang kebetulan favoritku).

Kembali batang kemaluanku tegang dan seperti biasa aku melakukan onani di kamar mandi. Dua hari kemudian terjadi keributan di tetanggaku, yaitu Mbak ita yang sedang bertengkar hebat dengan suaminya (seorang agen). Ia menangis dan kulihat suaminya langsung pergi entah kemana. Aku yang kebetulan berada disitu tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ada dipikiranku adalah apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Keesokan harinya Mbak Ita pergi dengan kedua anaknya yang katanya kerumah nenek, dan kembali sorenya. Sore itu aku baru akan mandi, begitu juga dengan Mbak ita. Setelah selesai aku langsung buru-buru keluar dari kamar mandi karena kedinginan. Diluar dugaanku ternyata aku menabrak sesuatu yang ternyata adalah Mbak ita. Keadaan waktu itu sangat gelap (mati lampu) sehingga kami saling bertubrukan.

Menerima tubrukan itu, Mbak ita hampir jatuh dibuatnya. Secara reflek aku langsung menangkap tubuhnya. AduH! Tenyata aku tanpa sengaja telah menyentuh payudaranya. " Maaf.. Aduh maaf mbak, nggak sengaja" ucapku. " Nggak, nggak pa pa kok, wong saya yang nggak liat" balasnya. Sejenak kami terdiam dikeheningan yang pada saat itu sama-sama merasakan dinginnya angin malam.

Tanpa dikomando, tubuh kami kembali saling berdekatan setelah tadi sempat malu karena kecerobohan kami berdua. Aku sangat degdegan dibuatnya dan tidak tahu harus berbuat apa pada posisi seperti ini. Sepertinya Mbak ita mengetahui bahwa aku belum pengalaman sama sekali. Ia kemudian mengambil inisiatif dan langsung memegang kemaluanku yang berada dibalik handuk. Est ..est.. auw ..aku mengerang keenakan.

Belum selesai aku merasakan belaian tangannya, tiba-tiba ujung kemaluanku terasa disentuh oleh benda lembut dan hangat. Mbak ita sudah berada dibawahku denagn posisi jongkok sambil mengulum kemaluanku. Aduuhh .. nikmatt.. terus .. Akh ..est .. Sekarang aku sudah telanjang bulat dibuatnya. 10 menit sudah kemaluanku dikulum oleh Mbak ita.

Aku yang tadi pemalu sekarang mulai mengambil tindakan. Mbak ita kusuruh berdiri dihadapanku dan langsung kulumat bibinya dengan lembut. Est .. Ah ..uh ouw .. Ia mendesah ketika bibir kami saling berpagutan satu sama lain. Ciumanku sekarang telah berada pada lehernya. Bau sabun mandi yang masih melekat pada tubuhnya menambah gairahku. Est .. Ah .. teruss.. kepalanya tengadah keatas menahan nikmat. Kini tiba saat yang kutunggu.

Handuk yang masih menutupi tubuhnya langsung kubuka tanpa hambatan. Secara samar-samar dapat kulihat bentuk payudaranya. Kuremas dan kukecup dengan lembut dan au ..est..nikmaat..teruss ..aow .., Mbak ita menahan nikmat.

Sambil terus mencicipi bagian tubuhnya akhirnya aku sampai juga didaerah kemaluannya. Aku sedikit ragu untuk memcicipi kemaluanya yang sudah sedikit basah itu. Seperti difilm BF aku mencoba mempraktekkan gaya melumat kemaluan wanita. Kucoba sedikit dengan ujung lidahku, rasanya ternyata sedikit asin dan berbau amis.

Tetapi itu tidak menghentikanku untuk terus menjilatinya. Semakin lama rasa jijik yang ada berubah menjadi rasa ninkmat yang tiada tara. Est ..est ..teruuss ..tee..russ..auw ..nik, mat..mbak ita tak mampu menahan nikmat yang diterimanya dari jilatan mautku yang sesekali kuiringi dengan memasukkan jariku ke liang senggamanya. "Mbak mau .. kelu..ar ahh" racaunya.

Tanpa kusadari tiba-tiba keluar cairan kental dari vagina nya yang belakangan kutau bahwa itu adalah cairan wanita. Aku belum berhenti dan terus menjilati kemaluanya sampai bersih. Puas aku menjilati kemaluannya kemudian langsung aku angkat ia kedalam rumahnya menuju kamar tidurnya.

Aduh .. benar-benar tak habis pikir olehku, wanita segede ini bisa kuangkat dengan mudah. Sesampai dikamarnya aku langsung terbaring dengan posisi terlentang. Mbak ita tanpa diperintah sudah tahu apa yang kumau dan langsung mengambil posisi berada diatasku.

Aku yang berada dibawah saat itu sengaja tidak berbuat apa-apa dan membiarkan Mbak Ita mengambil inisiatif untuk memuaskanku. Mbak Ita langsung memegang kemaluanku dan mencoba memasukkannya kedalam liang senggamanya. Blues..bleb.. tanpa hambatan batang kejantananku tenggelam seluruhnya kedalam liang kenikmatan Mbak Ita. Est..es..auw..oh..ah..aku hanya terpejam merasakan kemaluanku seperti diperas-peras dan hangat sekali rasanya.

Aku tak menyangka bahwa kenikmatan bersenggama dengan wanita lebih nikmat dibanding dengan aku beronani. Mbak Ita mulai menggenjot pantatnya secara perlahan tapi pasti. Ah..ah..ah..oh..oh..nik..maatt..ahh.. Mbak Ita terus melakukan gerakan yang sangat erotis. Desahan Mbak Ita membuatku semakin bernafsu ditambah dengan payudaranya bergoyang kesana-kemari.

Rupanya aku tak bisa lagi tinggal diam. Aku berusaha mengimbangi genjotan Mbak Ita sehingga irama genjotan itu sangat merdu dan konstan. Tangankupun tidak mau kalah dengan pantatku. Aku berusaha mencapai kedua payudara yang ada didepan mataku itu.

"Wah ..indahnya pemandangan ini" ucapku dalam hati. Tidak puas dengan hanya menyentuh payudara Mbak Ita, aku langsung mengambil posisi duduk sehingga payudara Mbak ita tepat berada didepan wajahku. Kembali aku melumat putingnya dengan lembut kiri dan kanan bergantian. Ahh..ah ..ah..oh.. Est..ss Mbak ita kelihatannya tak tahan menahan nikmat dengan perlakuanku ini.

Lama kelamaan genjotan Mbak Ita semakin cepat dan aku..a..ku.. kee..luuarr..ahh..ohh..nikmaatt Mbak ita akhirnya mencapai klimaks yang kedua kalinya. Aku yang belum apa-apa merasa kesal tidak bisa klimaks secara bersamaan. Akhirnya aku meminta Mbak Ita untuk kembali mengulum kemaluanku. Mbak Ita yang sudah mendapat kepuasan dengan semangat mengulum dan menjilati kemaluanku. Est..est..ahh..oh ucapku ketika Mbak Ita semakin mempercepat kuluman dan kocokannya pada kemaluanku. 

Sepertinya ia ingin segera memuaskanku dan menikmati air kejantananku. Selang 10 menit ah..auw..oh..nik..maatt..oh.. crot..crot..crot..semua air maniku tertumpah diwajah Mbak Ita dan diseluruh tubuhnya. Saat itu Mbak Ita tidak berhenti kulumannya dan menjilati seluruh air jantan tersebut. Aku sangat ngilu dibuatnya tapi sungguh masih sangat nikmat sekali. Setelah merasakan kepuasan yag tiada tara kami langsung jatuh terkulai diatas kasur. 

Mbak Ita tampaknya sangat kelelahan dan langsung tertidur pulas dengan keadaan telanjang bulat. Aku yang takut nanti ketahuan orang lain langsung keluar dari kamar tersebut dan mengambil handukku menuju rumahku. Ketika aku baru akan keluar dari rumah Mbak Ita, alangkah terkejutnya aku ketika dihadapanku ada seorang wanita yang kuduga sudah berdiri disitu dari tadi dan menyaksikan semua perbuatan kami. Eh..mm..mbak..mbak ..Desi..ternyata ia tidak lain adalah Mbak Desi. "Permisi mbak, aku mau masuk dulu" ucapku pura-pura tidak ada yang terjadi.

Sambil berjalan tergesa-gesa aku langsung menuju rumahku untuk menghindari introgasi dari Mbak Desi. Tiba-tiba "tunggu!!" teriak Mbak Desi. Aku langsung panas dingin dibuatnya. "Jangan jangan ia akan melaporkanku ke Kepala Desa lagi" ucapku dalam hati." Aduuhh gawat nih, bisa-bisa cuci kampung" pikirku. " A..a..ada apa ya mbak" balasku. Mbak Desi langsung mendekatku dan berkata " kamu akan aku laporkan kesuami Mbak Ita dan kepala desa atas apa yang telah kamu lakukan" ucap Mbak Desi. " Ta..tapi kami melakukannya atas dasar suka sama suka Mbak " balasku dengan perasaan sedikit cemas. Tiba-tiba " ha..ha..ha..ha.. " Mbak desi tertawa.

Aku semakin bingung dibuatnya karena mungkin Mbak desi punya dendam dan sekarang berhasil membalaskannya. " Nggak usah takut, pokoknya sekarang kamu tetap berdiri disitu dan jangan sekali-kali bergerak ok!" usulnya. "Mbak mau melaporkan saya atau takut saya lari" ucapku semakin bingung. Tanpa bicara lagi Mbak Desi semakin mendekatiku. 

Setelah tidak ada lagi jarak diantara kami tangan Mbak Desi langsung melepas handuk yang kugunakan tadi sehingga aku kembali telanjang bulat."Mbak jangan dikebiri ya.." ucapku."Nnggak..nggak pa pa kok" balasnya. Mbak Desi ternyata langsung berjongkok dan mulai mengocok kemaluanku. Ah..ah..oh..oh.. aku yang tadi lemas kembali bergairah dibuatnya.

Belum lagi aku selesai merasakan nikmatnya kocokan lembut dari tangan Mbak Desi, aku kembali merasakan ada benda lembut, hangat dan basah menyentuh kepala kemaluanku. Aku langsung tahu bahwa itu adalah kuluman dan jilatan dari mulut Mbak Desi setelah tadi aku merasakannya dengan Mbak Ita.

Kuluman dan jilatan Mbak Desi ternyata lebih nikmat dari Mbak Ita. Aku bertaruh bahwa Mbak Desi telah melakukan berbagai macam gaya dan variasi dengan suaminya untuk memperoleh keturunan. Estt..ah..oh..oh..aduhh..auw.. desahku menahan hebatnya kuluman Mbak Desi. 15 menit sudah acara kulum-kuluman itu dan sekarang Mbak Desi telah berganti posisi dengan menungging.

Pantatnya yang kecil namun berisi itu sekarang menantangku untuk ditusuk segera dengan rudalku. "Ayo..cepetan..kamu sudah lama menginginkan ini kan..Mbak tau kamu sering ngintip dari celah pintu itu..ayoo masukkan dong" ucapnya dengan mesra. Aku jadi malu dibuatnya bahwa selama ini ia tahu akan perbuatanku.

Tanpa pikir panjang aku langsung mencoba memasukkan batang kemaluanku ke liang kenikmatan Mbak Desi. "Aduh!!" meleset pada tusukanku yang pertama. Aku kembali mecoba dan bluess..akhirnya aku berhasil juga. "Gila nih perempuan "pikirku, "ternyata lubang kemaluannya masih sempit sekali" ucapku.

Perlahan aku coba menggoyangkan pantatku mau-mundur. Ah.ah..ahh..oh..oh..oh..ah.. Mbah Desi mulai mendesah menahan nikmat. Aku semakin mempercepat goyanganku karena memang ini adalah gaya favoritku. "Ayo..teruuss..ayo.." teriakku memberi semangat". Ah..ah..ah..oh..desah Mbak Desi semakin terdengar kencang.

Melihat payudaranya yang bergelantung dan bergoyang-goyang membuatku ingin mewujudkan impianku selama ini. Sambil terus menggenjot Mbak Desi aku berusaha mencapai payudaranya. Kuremas-remas dengan garangnya seolah meremas santan kelapa.

Aw..sakiitt..adu..hh..ah..ah.. Mbak Ita tak tahan akan perlakuanku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap menggenjot dengan cepat. Kemudian aku mengganti posisi dengan menggendong Mbak Desi didepanku. Bluess.. Kembali batang kejantananku kumasukkan kedalam liang senggamanya.

Ahh..ah..ah..ah..desah Mbak Desi menahan nikmat. Kulumat bibir dan kuciumi seluruh leher dan kukecup kedua puting susunya yang merah itu. Adu..nikkmatt sekaalii ah..ah..ah..oh..oh.. Mendapat perlakuan demikian bertubi-tubi akhirnya Mbak Desi tak sanggup lagi menahan klimaksnya "Keeluuarr ..mau..ke..lua..rr akhirnya Mbak Desi mencapai klimaksnya.

Aku yang sedikit lagi juga hampil finish semakin menggenjot dengan cepat."Blep..blep..blep..bunyi hentakan sodokan antara kemaluanku dan kemaluan Mbak Desi yang sudah sangat basah tersebut. Tidak lama kemudian aku merasakan ada denyut-denyut di ujung batang kemaluanku dan:"Crot..crot..crot..tumpahlah seluruh iir maniku kedalam liang senggamanya. Setelah itu kami berciuman sambil merasakan sisa-sisa nikmat yang ada dan kembali kerumah masing-masing.

Keesokan harinya ketika bertemu, kami seolah-olah tidak merasakan sesuatu terjadi. Sedangkan Mbak Ita tidak mau lagi berbicara denganku semenjak kejadian itu tapi aku terkadang masih melakukan hubungan sex ini hanya dengan Mbak Desi saja ketika saya sedang ingin atau ia sedang sangat ingin melakukannya. Sekarang saya sudah selesai kuliah dan tidak lagi tinggal dibedengan itu. Saya masih sangat merindukan untuk kembali berhubunagn sex dengan Mbak Desi atau Mbak Ita karena mereka telah membuat saya tidak virgin lagi.

Sunday, September 22, 2019

Pengalaman Sex Dengan Tante Lina


Cerita Sex - Cerita ini adalah sebuah pengalaman saya yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan bersama Tante Lina. Umur saya sekarang adalah 23 tahun, saya (FERRY) baru saja menyelesaikan kuliah saya di sebuah perguruan swasta yang terkenal di Kota M. Dulu ketika saya masih duduk di bangku SMA, saya mempunyai teman bermain yang cukup akrab, namanya Sinta. Dia adalah teman dekat saya sejak perkenalan pertama kali ketika masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami sangat dekat, maka saya sering bermain ke rumahnya di kawasan X. Hampir tiap minggu pasti saya bermain kerumahnya, entah untuk mengajaknya pergi atau hanya bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya cukup dekat pula. Apalagi dengan Tante Lina, yang tidak lain adalah ibu kandung Sinta. Perlu anda ketahui, Tante Lina menikah di umur yang sangat muda dengan Om Edi. Tante Lina melahirkan Sinta ketika masih berumur 18 tahun. Selain Sinta, Tante Lina juga mempunyai anak lagi yaitu Deni yang baru berumur 2 tahun saat itu. Memang perbedaan umurnya dengan Sinta sangat jauh, apakah mungkin Tante Lina memang ingin mempunyai anak lagi ataukah…? Setiap hari Tante Lina hanya di rumah saja, sedangkan Om Edinya adalah seorang karyawan perusahaan asing yang cukup sukses. Pada akhirnya ketika baru menginjak SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Sinta serta dengan keluarganya putus, ketika ternyata mereka sekeluarga harus pindah ke Kota J untuk mengikuti Om Edi yang mendapat pekerjaan di Kota J.

Namun kirakira setahun yang lalu saya mendapat berita bahwa Sinta sedang liburan ke Kota M. Tentu saja saya senang sekali karena bisa bertemu teman lama saya. Ketika sudah berada di Kota M, Sinta menelepon saya dan dia menyuruh saya datang ke Rumahnya di kawasan Elit. Dan akhirnya saya pun datang bertemu dengan dia di Rumahnya. Ketika datang saya sangat kaget, karena ternyata Tante Lina sudah tinggal kembali di Kota M. Tante Lina ternyata tidak terlalu betah dengan suasana di Kota J, kirakira setelah 1 tahun di Kota J dia memutuskan bersama Deni untuk kembali ke Kota M. Sedangkan Om Edi dan Sinta tetap tinggal di sana. Deni sekarang sudah sekolah pada sebuah SD swasta terkenal di kawasan Perumahan elit. Ketika bertemu dengan Sinta maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya sangat senang sekali, karena sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun setelah kirakira 2 minggu berada di Kota M untuk liburan, akhirnya Sinta harus kembali ke Kota J untuk meneruskan studinya. Namun setelah 1 minggu Sinta balik ke Kota J, tibatiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa dipakai Sinta ketika dia berada di Kota M, dan ternyata setelah saya ingat nomor tersebut adalah nomor HP Tante Lina.

“Fer… Tante nih, kamu lagi dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja habis makan siang tuh sama teman saya Tante, ada apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini… ada yang aneh sama TV di rumah Tante, kamu bisa tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah… bisa deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

Akhirnya saya datang juga ke Rumahnya untuk membantunya. Setelah sampai di Rumahnya alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Lina memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi bagiku, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Lina masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kirakira 36B. Ketika saya mengecek TV-nya ternyata memang ada yang rusak. Waktu saya sedang berusaha mengeceknya tibatiba Tante Lina menempel di belakang saya. Mulamula saya tidak menaruh curiga sama sekali mungkin karena dia ingin tahu bagian mana yang rusak, namun lamalama saya merasakan ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yaitu payudaranya yang montok. Setelah TV berhasil saya benarkan, kami berdua akhirnya duduk di ruang keluarganya sambil menonton acara TV dan berbicara tentang kabar saya.

“Fer, kamu masih seperti yang dulu saja yah?” tanya Tante Lina.
“Agh… Tante bisa aja deh, emang nggak ada bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh… masih seperti yang dulu saja, cuman sekarang pastinya sudah dewasa dong…” tanyanya.

Lalu belum saya menjawab pertanyaannya yang satu itu, tibatiba tangan Tante Lina sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.

“Fer… mau kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh… tolongin apalagi nih Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih…” jawab si Tante.

Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Lina yang memiliki rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benarbenar tidak membayangkan kalau ibu teman dekatku sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Lina ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.

“Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku sambil bercanda.
“Yah… kamu pikir sendiri dong, kan kamu sudah dewasa kan…” jawabnya.

Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremasremas payudaranya yang masih montok itu. Tante Lina juga tidak mau kalah, ia langsung meremasremas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini, apalagi setelah kepulangannya dari Kota J. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu seperti di atas, Tante Lina menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti semua baju saya, pertamatama dia melepas kemeja saya kancing perkancing sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levis saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.

“Wah… Fer, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
“Masa sih Tante… perasaan biasabiasa saja deh,” jawabku.

Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Lina yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tibatiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremasremas, sementara itu Tante Lina terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigitgigit putingnya yang sudah mengeras.

“Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Fer…” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah?” kataku.

Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulubulu halusnya. Lalu saya mulai menjilatjilat kemaluan si Tante dengan pelanpelan. Casino Online

“Ogh… Fer, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
“Wah… natural tuh Tante, padahal saya belum pernah sampai sejauh ini loh…” jawabku.

Tak terasa, tahutahu rambutku dijambaknya dan tibatiba tubuh tante mengejang dan aku merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, cuma berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.
Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benarbenar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Lina sekarang meminta saya untuk memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.


“Fer… ayoo dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih,” minta si Tante.
“Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana…?” tanyaku.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenangtenang aja deh,” sambil berusaha meyakinkanku.

Benarbenar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya juga lumayan. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan, karena masih terasa sakit.

“Ahhh… dorong terus dong Fer…” minta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit juga terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremasremas payudaranya, sampai tibatiba tubuh Tante Lina mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benarbenar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.

“Oh… oh… nikmat sekali Fer…!” teriak si Tante.
“Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih…” kata saya.
“Sabar yah Fer… tunggu sebentar lagi dong, Tante juga udah mau keluar lagi nih…” jawab si Tante.

Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.

“Arghhh…!” teriak si Tante Lina.

Tante Lina kemudian mencakar pundak saya sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otototot kemaluannya benarbenar meremas batang kemaluanku. Setelah itu kami berdua letih dan langsung tidur saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari setelah 3 jam tertidur, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke dapur. Ketika di dapur saya melihat Tante Lina dalam keadaan telanjang, mungkin dia sudah biasa seperti itu. Entah kenapa, tibatiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekatakata, saya langsung memeluk Tante Lina dari belakang, dan mulai lagi meremasremas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

“Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh Tante bisa aja deh,” jawabku sambil menciumi bibirnya kembali.

Saking nafsunya, saya mengajak untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Erna kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di dapurnya. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya doggie style.

“Um… dorong lebih keras lagi dong Fer…” desahnya. Semakin nafsu saja

Aku mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokanku kepada si Tante, sementara itu tanganku menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

“Fer… mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Lina di atas wastafel, dan kemudian saya kembali menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.

“Hm… nikmat sekali jilatanmu Fer… agghhh…” desahnya.
“Fer… kamu seringsering ke sini dong…” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu ada service begini mah saya tiap hari kalau bisa juga mau,” jawabku sambil tersenyum. Casino Online

Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya kembali ke lubang kemaluan Tante Lina. Kali ini, dorongan saya sudah semakin kuat, karena rasa sakit saya sudah mulai berkurang ataukah saya sudah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Lina saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya sudah mulai tidak terlalu merasakan sakit sama sekali, namun rasa nikmat lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat akhirnya saya “KO” kembali, saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Lina kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama. Setelah selesai mandi, Tante Lina memasakkan makan malam untuk kami berdua, dan setelah itu saya pamitan untuk balik ke rumah. Setelah kajadian itu saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat juga kadangkadang. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan bersetubuhan. Kami biasanya melakukan di apartmetnya di kala anaknya Deni sedang sekolah atau les. Dan sering juga Tante membooking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

TAMAT

Saturday, September 14, 2019

Aku Setubuhi Istri Seorang Kiayi Yang Cantik Dan Bahenol


Cerita Sex - ANAK-ANAK MEREKA, HALMI & JULIA YANG SEUSIA DIDI KINI ADA DI MESIR SEJAK MEREKA MASIH USIA 12 TAHUN. SEDANGKAN YANG SULUNG, IRFAN KULIAH DI PAKISTAN.
ISTRI KIAYI FUAD SENDIRI ADALAH SEORANG PENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI SEBUAH KECAMATAN. DIDI MEMANGGILNYA NYAI FIFI, WANITA ITU BERWAJAH MANIS DAN BERUMUR 40 TAHUN DENGAN PERAWAKAN YANG BONGSOR DAN SEKSI KHAS IBU-IBU ISTRI PEJABAT.
SEJAK TINGGAL DI RUMAH KIAYI FUAD DIDI SERINGKALI DITUGASI MENGANTAR NYAI FIFI, MESKIPUN HANYA UNTUK PERGI KE BALAI DESA ATAU PERGI KOTA KABUPATEN.

Meski keluarga Kiayi Fuad cukup kaya raya dan terpandang namun tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis.
Didi sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Kiayi Fuad, seringkali saat Didi menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah.
Sedikitpun Didi tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusannya, lagi pula Didi kan bukan anggota keluarga mereka. Biasanya mereka bertengkar malam hari saat penghuni rumah yang lain telah terlelap tidur, dan belakangan bahkan terdengar kabar kalau Kiayi Fuad ada mempunyai wanita lain sebagai isteri simpanan.

Ah untuk apa aku memikirkannya bisik hati Didi.
Biar saja Kiayi Fuad berpoligami yang penting aku dapat beronani sambil membayangkan tubuh bahenol Nyai Fifi, dan sekali kali ingin juga aku menyetubuhi isterinya pak Kiayi Fuad yang cantik itu.
Busyet pikiran kotorku mulai kambuh lagi, Aah masa bodoh emang aku pikirin he heeeeee.
Pada suatu hari di bulan Oktober, Bi Tinah, seorang pembantu dan Mang Darta penjaga pesantren juga pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran.
Sementara Kiayi Fuad pergi berlibur ke Mesir sambil menjenguk kedua anaknya di sana. Nyai Fifi masih sibuk menangani tugas-tugas sekolahan yang mana para muridnya hendak menghadapi ujian, Nyai Fifi lebih sering terlambat pulang, hingga di rumah itu tinggal Didi sendiri.
Perasaan Didi begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangnya untuk berbuat apa saja di rumah besar disamping pesantren. Mereka meminta Didi menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari direncanakan, dan Didi mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padanya.

Malam itu Didi duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatiannya. Didi termenung sejenak memikirkan apa yang akan diperbuatnya, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Kiayi Fuad ke Mesir, Nyai Fifi tak tampak pulang ke rumah hingga sore hari.
Maklumlah ia harus bolak balik ke kabupaten mengurus soal ujian sekolah dikantor Dinas Pendidikan, jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di kota kabupaten, saat sedang melamun Didi melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar lebar itu.
Matanya tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana. Dan dalam hati Didi penuh dengan tanda tanya. Dalam hati Didi berbisik

Segera kubuka sajalah mana tahu ada film bagus untuk ditonton, sambil memilih film-film bagus yang ada disitu yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah film dengan cover depannya ada gambar wanita telanjang.
Tak kulihat lama lagi pasti dari judulnya aku sudah tahu langsung kupasang dan..,
Wow! batinku kaget begitu melihat adegannya yang membangkitkan nafsu.
Seorang lelaki berwajah Arab sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya.

Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu. Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti kayu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD.
Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila. Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras.
Tampak penis besarku yang panjang sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai. Cairan kentalpun sudah terasa akan mengalir dari sana.

Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku akan sampai tak menyangka Nyai Fifi isteri Kiayi Fuad sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel.
Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Nyai Fifi bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega.
Aku tidak menyangka Nyai Fifi yang seorang guru dan isteri seorang Kiayi punya koleksi VCD porno atau VCD itu hasil rampasan dari tangan para santri-santri yang bengal yang kedapatan menyelundupkan VCD porno tsb ke dalam pondok pesantren.
Karena rata-rata para santri yang ada dipondok pesantren itu adalah para korban Narkoba. Seketika timbul penyakit bengal ku, karena kenakalanku sewaktu dikampung aku ketahuan mengintip isteri tetangga yang sedang mandi sebab kenakalan itu aku dititipkan oleh ayahku pada keluarga Kiayi Fuad di Tasikmalaya di kota kecil di daerah Jawa Barat, sementara asalku dari pulau Sumatera.
Dan aku sering memangil isteri pak Kiayi itu dengan sebutan tante Fifi dan terkadang juga kupanggil perempuan cantik itu dengan panggilan Nyai Fifi karena dia adalah isteri seorang Kiayi terpandang dan sangat kaya karena memiliki berhektar-hektar sawah dan kebun buah-buahan.

Kamu belum tidur, Di??, sapanya begitu kubuka pintu depan.
Belum, Nyai, hidungku mencium bau khas parfum Tante Fifi yang elegan.
Udah makan?.
Hmm.., belum sih, tante sudah makan?, aku mencoba balik bertanya.
Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua kotak nasi goreng, kamu mau?.
Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan?.
Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante.
Ooo, jawabku bego.

Nyai Fifi berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang. Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena aku baru saja nonton BF yah.

Ayo, kita makan.., ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster bermotif bunga-bunga yang longgar tanpa lengan dan berdada rendah.
Mungkin Nyai Fifi merasa kegerahan setelah memakai baju panjang dan rambutnya selalu tertutup jilbab seharian. Penampilan khas perempuan cantik itu sebagai isterinya pak Kiayi, bila ia berada diluar rumah mesti memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya.
Walaupun sekujur tubuhnya tertutup baju panjang dan jilbab masih nampak seksi dan anggun, malam itu benar-benar membuatku jadi terpana dan bergairah ingin memeluk tubuhnya.

Ya ampun Nyai Fifi, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu dalam keadaan tidak memakai jilbab dan baju panjangnya.

Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah perempuan cantik ini punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi.
Buah dadanya tampak menyembul dari balik gaun tidur itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat indah payudaranya yang putih lembut.

Uh.., apa ini gara-gara film itu?, batinku lagi.
Khayalanku mulai kurang ajar, atau selama ini aku melihat Nyai Fifi selalu memakai jubah panjang dan berjilbab jadi aku tidak tahu bentuk tubuhnya yang sebenarnya, seketika aku memasukkan bayangan Nyai Fifi ke dalam adegan film tadi.

Hmm.., tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu.
Ada apa, Di?, isteri pak Kiayi itu memandangku dengan alis berkerut.
Nngg.., nggak apa-apa Nyai.., Aku jadi sedikit gugup. Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik.
Eh.., kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar?, tanyanya.
Nggak ah tante, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya.
Wow serasa hendak jebol celana yang kupakai oleh desakan penisku yang memberontak tegang.
Oh My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, oohh lamunan itu terus merayap melambung tinggi.
Heh, ayo.., makanmu lho, Di.
Ba.., bbaik Nyai, jelas sekali aku tampak gugup.
Nggak biasanya kamu kayak gini, Di. Mau cerita nggak sama tante Fifi.
Oh my god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu itu Nyai, susumu yang tergantung indah aku remas-remas ya bisik hatiku,

aku mulai berfikir bagaimana bisa menyetubuhi isteri Kiayi Fuad yang montok dan cantik ini.
Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga. Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur. Masih belum lepas juga bayangan tubuh Nyai Fifi.

Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila, pikirku tak habis-habisnya.
Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun.., dua puluh lima tahun dibawahnya. Ah, mengapa harus kupikirkan, persetan ah yang penting bagaimana caranya aku dapat menikmati tubuh montoknya.
Aku melangkah ke kamarku dan berbaring ditempat tidur, mencoba melupakannya, tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar.

Di.., Didi.., ini Tante Fi, terdengar suara tante Fifi yang seksi itu memanggil.
Ah.., aku beranjak bangun dari ranjang dan membukakan pintu,
Ada apa, tante?.
Kamu bisa buatin tante kopi?.
Ooo.., bisa tante.
Tahu selera tante toh?
Iya tante, biasanya juga saya lihat Bi Tinah, jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur.
Tante tunggu di ruang tengah ya, Di.
Baik, tante.
Didi..?
Ya.., tante.
Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah.
Mmm.., ma.., ma.., maaf tante.. aku tergagap, apalagi melihat Tante Fifi isteri pak kiayi itu yang berbicara tanpa melihat ke arahku.
Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah.
Di..?, Tante Fifi memanggil dan kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Kiayi Fuad itu.
Aku benar-benar takut bercampur dengan nafsu.
Tante nggak bermaksud marah lho, Di..,
Byarr hatiku lega lagi.?
Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper, ajaknya.
Woow.., kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya.
Aku duduk di sofa sebelah tempatnya. Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Fifi daripada film itu.
Kamu kan sudah 18 tahun, Di. Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian. Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri…

Tak kusangka ucapan isteri Kiayi Fuad begitu terang-terangan, padahal Nyai Fifi adalah seorang pendidik alias guru apakah karena dunia ini sudah semakin tua, atau isteri Kiayi itu yang nampaknya alim namun sesungguhnya memiliki nafsu syahwat besar yang tak tersalurkan.
Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Fifi mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu. Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih seger dan bentuknya indah.
Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah. Wooow. Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap. Yeah, betis indah dengan bulu-bulu halus, Hmm? Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan Marisa Haque, hanya Tante Fifi kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung.
Aku tak mengerti kenapa perempuan paruh baya ini begitu tampak mempesona di mataku. Tapi mungkinkah..? Tidak, dia adalah istri seorang Kiayi yang terpandang, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku. Aku di sini untuk belajar., atas biaya mereka.., ah persetan!
Tante Fifi mendadak memindahkan acara TVRI ke sebuah TV swasta.

Lho.. kok?.
Ah tante bosan ngeliatin acara di TV itu terus, …
Tapi kan…
Sudah kalau mau kamu mau nonton yang lain nonton aja sendiri di kamar.. wajahnya masih biasa saja.
Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah?.
Iya tante…
Sudah punya pacar?, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya.
Belum, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya.
Tak sadar penisku mulai berdiri.
Kamu nggak nyari gitu?, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum.
Alamaak, senyumnya.., oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Fifi.., pahamu, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu. Sengaja atau tidak sih?
Eeh Di.kamu ngeliatin apaan sih?.
Blarr.., mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya.
Nnggak kok tante nggak ngeliat apa-apa.
Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus. Apa ada yang salah sama tante, Di?,
Yya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya.
Eh.., mm.., anu tante.., aa.., aanu.., tante.., tante, kerongkonganku seperti tercekat.
Anu apa.., ah kamu ini ada-ada saja, kenapa..?, matanya semakin terarah pada selangkanganku, sial aku lupa pakai celana dalam.
Pantas Tante Fifi tahu kalau penisku tegang.
Ta.., ta.., tante cantik sekali.., aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku.
Dan astaga, bukannya marah, Tante Fifi malah mendekati aku.
Apa.., tante nggak salah dengar?, katanya setengah berbisik.
Bener kok tante…

Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja. Atau kamu mau sesuatu dari tante? ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku.
Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri pemilik pondok pesantren ini batinku berkata?Aah persetan.
Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming. Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk. Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk segera berbuat sesuatu.
Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu. Wow.., sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah.

Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini?.
Nggak kok Nyai, ss.., ss.., saya jujur kalau tante memang cantik, eh.., mm.., dan menarik.
Terus apa lagi ayo bilang..
Aaaku mau pegang susu Nyai. kuberanikan diriku sambil menatap kedua bola matanya yang indah itu.
Kamu belum pernah kenal cewek yah.
Belum, tante.
Kalau tante kasih pelajaran gimana?.
Ini dia yang aku tunggu, ah persetan walau dia ini isteri Kiayi Fuad sahabat ayahku aku tak perduli. Anggap saja ini pelajaranku dari Tante Fifi. Dan juga.., oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita cantik ini.
Maksud tante.., apa?, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan.
Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya menikmati wanita…
Ta.., tapi tante, aku masih ragu.
Kamu takut sama pak Kiayi suamiku? Tenang.., yang ada di rumah ini cuman kita, lho.
Wow hebat, teriakku dalam hati.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan. Beberapa saat kami berdua terdiam.
Coba sini tangan kamu, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun.
Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di. Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu, ia berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya.
Sementara di bawah penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu.
Tante ngerti kamu terangsang melihat tetek ini, dan tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan?, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku.
Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan.
Kamu kepingin pegang dada tante kan?.
Daarr! Dadaku seperti pecah.., mukaku mulai memerah. Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun. Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Nyai Fifi isteri pak Kiayi itu, Dan.., astaga.., perempuan cantik ini menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu. Oooh lembutnya.
Ta.., ta.., tante.., oohh, suara itu keluar begitu saja dari bibirku, dan Tante Fifi hanya melihat tingkahku sambil tersenyum.
Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku. Istri pak Kiayi itu melotot ke arah selangkanganku.
Waawww.., besar sekali punya kamu Di, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya.
Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya.
Aaagghhh enaaaak, isep Di Ooooooooh aahh.., mm remas sayang oohh teruuuuuuuus Di.
Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku. Aku semakin berani, kupandangi wajah istri pak Kiayi itu dengan seksama.
Teruskan, Di.., buka baju tante, perempuan itu mengangguk pelan.
Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu. Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar. Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dadanya yang putih itu.
Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati dasternya.
Mmm.., tante.., aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Fifi yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja.
Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya.
Aku pun semakin berani, dasternya kutarik ke atas dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan.
Mm.., kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu.., belum lagi kalimat Tante Fifi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan
Crupp.., sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya.
Aahh.., Didi, oohh.., sedoot teruus aahh, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendekku sejak tadi dipelorotnya ke bawah.
Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Fifi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya.
Jelas isteri pak Kiayi itu sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.
Buka pakaian dulu, Di ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya.
Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Nyai Fifi yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang. Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas.
Eeeiit.., ponakan tante sudah mulai nakal yah, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku.
Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante, dengusanku masih terdengar semakin keras.
Kita lakukan di kamar yuk.., ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya.
Shitt! makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu.
Isteri pak Kiayi itu langsung merebahkan badan di tempat tidur. Tapi mataku sejenak tertuju pada foto pak Kiayi yang pakai sorban dengan baju kokonya.
Ta.., tapi tante
Tapi apa, ah kamu, Di Tante Fifi melotot.
Tante kan istri pak Kiayi.
Yang bilang tante istri kamu siapa?, aku sedikit kendor mendengarnya.
Saya takut tante, malu sama pak Kiayi.
Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari Mesir sana? Didi, Didi.., Kamu nggak usah sebut nama pak Kiayi itu lagi deh! intonasi suaranya meninggi, mungkin Nyai yang cantik ini sudah sangat benci kepada suaminya yang mempunyai isteri lagi, perempuan cantik ini memang dimadu oleh pak Kiayi sampai rasa benci terhadap suaminya ia lampiaskan dengan jalan menggiring gairah nafsuku untuk menyetubuhinya.
Trus gimana dong tante?, aku tambah tak mengerti.
Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan memegang payudara tante? aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Fifi yang kini terbuka lebar.
Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang.
Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku saat beronani sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Nyai Fifi menyedot lidahku dengan lembut.
Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.
Aggggh, Di kamu anak yang pintar teruuuus Di.
Mmm.., oohh.., Nyai.., aahh, kegelian bercampur nikmat saat Tante Fifi memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku.
Kamu mau sedot susu tante lagi?, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku.
Lidahku mulai bekerja dengan liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.
Hmm.., pintar kamu Di, oohh.. desahan isteri pak Kiayi mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip.
Sekarang kamu ke bawah lagi sayang…
Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Fifi membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila.
Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya. Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno sewaktu di Sumatera.
Lidahku menjulur lalu menjilati vagina isteri pak Kiayi itu.
Aggggggh ampuuuuuun, Ooouuhh.., kamu cepat sekali belajar, Di. Hmm, enaknya jilatan lidah kamu.., oohh ini sayang, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya.
Ooohh, yaahh.., enaak, Di, pintar kamu Di.., oohh, Tante Fifi mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacangnya yang belakangan kutahu bernama clitoris.
Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.
Aahh.., tante nggak kuaat aahh, Didii, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku.
Uff.., Di, kamu pintar bener. Sering ngentot yah? ia memandangku dengan genit.
Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya.., makasih sayang. Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi.
Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Fifi. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya.
Masih jelas bayangan tubuh telanjang isteri pak Kiayi itu beberapa menit yang lalu.., ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat perempuan paruh baya yang cantik itu sedang mengguyur tubuhnya dengan air.
Tante mau saya entot sekarang?
Hmm, kamu sudah nggak sabar ya? ia mengambil handuk dan mendekatiku.
Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang.
Woowww.., tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di.., oohhmm, ia berjongkok di hadapanku.
Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Nyai Fifi memasukkan penisku ke mulutnya.
Ohh.., nikmat Tante Fifi oohh.., oohh.., ahh, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang.
Baru kali ini punyaku masuk ke dalam mulut perempuan, ternyata.., ahh.., lezatnya setengah mati. Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Fifi hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.
Uuuhh.. punya kamu ini lho, Di.., tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Fifi seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan.
Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya. Mm.., kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya.
Heh.., sabar dong, Di. Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya.
Keluar apa, Tante?.
Nanti kamu tahu sendiri, deh tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya.
Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya.
Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang.., Ahhooww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu.
Begini tante?, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang yang sangat sempit.
Tarik dulu sedikit, Di.., yah tekan lagi. Pelan-pelan.., yaahh masuk sayang oohh besarnya punya kamu.., oohh Oooh enaaak Di, Aaaagggh panjangnya punya kamu sampai mentok ke dasar Di.
Tante suka?.
Nyai aku entot ya Gimana Nyai rasanya?.
Suka sayang oohh, sekarang kamu goyangin.., mm.., yak gitu terus tarik, aahh.., pelan sayang vagina tante rasanya.., oouuhh mau robek, mmhh.., yaahh tekan lagi sayang.., oohh.., hhmm.., enaakk.., oohh.
Kalau sakit bilang saya yah tante?, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Fifi sudah bisa menikmatinya, matanya terpejam seraya menggigit bibirnya disertai desahan manjanya.
Oooh Di setubuhi tante, Agggggh enaaaak Di punyamu besaaaar. Hmm.., oohh.., Tante Fifi kini mengikuti gerakanku.
Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang vaginanya bertambah licin saja. Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku.
Plak.., plak.., plak.., plak.., aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini.
Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Fifi yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi.
Ooohh sayang kamu buas sekali. hmm.., tante suka yang begini, oohh.., genjot terus mm.
Uuhh tante nikmat tante.., mm tante cantik sekali oohh Oooh enaknya ngentotin isteri pak Kiayi. Aku mulai meracau nikmat.
Kamu senang susu tante yah? Ooohh sedoot teruus susu tantee aahh.., panjang sekali peler kamu oohh, Didii.., aahh. Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang.
Di..?, dengusannya turun naik.
Yah uuhh ada apa tante..?.
Kamu bener-bener hebat sayang.., oowww.., uuhh.., tan.., tante.., mau keluar hampiirr.., aahh.., gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat.
Ooohh memang enaak Nyai, oohh.., Tante Fifi. Tante Fifi, oohh.., tante, oohh.., nikmat sekali tante memekmu, oohh.. aku bahkan tak mengerti apa maksud kata keluar itu.
Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup. Tak kuhiraukan tubuh isteri pak Kiayi yang menegang keras berkejat-kejat, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu,
Aaahh.., Di.., dii.., tante ke..luaarr laagii.., aahh, vagina Tante Fifi terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan.
Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.
Agggh Oooh ampuuuun enak Di penis besarmu.
Sesaat kemudian ia lemas lagi. Tak kusangka isteri seorang Kiayi, wanita yang kuanggap alim dan terpelajar saat kusetubuhi bisa menjadi liar bagai penari erotis, tubuhnya meliuk liuk saat mencapai orgasme.
Tante capek
Maaf tante kalau saya keterlaluan…
Mmm.., nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali.., ah, ntar kamu tahu sendiri deh.., kamu tunggu semenit aja yah, uuhh hebat.
Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluannya.
Kamu peluk tante dong, mm.
Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih?.
Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja. Mainin susu tante saja ya.
Baik tante…
Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya keluar seperti Tante ya.
Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu. Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan.
Di..?.
Ya tante?.
Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang.., mmhh, pintar.
Posisi kami berbalik. Kini isteri pak Kiayi menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuhh terasa lebih masuk.
Tante Fifi mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini. Tante Fifi berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang.
Ooohh enaak tante.., ooh Tante Fifi.., ooh Nyai.., oo.., hmm, enaak sekali.., oohh..memek enak Kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh isteri pak Kiayi itu.
Remees susu tante sayang, oohh.., yaahh.., pintar kamu.., oohh.., tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.., pintar kamu Didi oohh.., ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang, Tante Fifi meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku.
Maksud tante supaya aku bisa.., crup.., crup.., mulutku menerkam puting payudaranya.
Yaahh sedot susu tante lagi sayang.., mm.., yak begitu teruus yang kiri sayang oohh.
Tante Fifi menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja. Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin isteri pak Kiayi yang meluber membasahi dinding vaginanya.
Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang dulu pernah kulihat,
Yap.., doggie style! batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Fifi yang tengah asyik.
Huuhh.., oohh ada apa sayang?, nafasnya tersenggal.
Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante.
Gaya yang mana, yah..,?.
Yang dari belakang tante harus nungging.
Hmm.., tante ngerti.., boleh, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku.
Yang ini maksud kamu?, isteri pak Kiayi itu menungging tepat di depanku yang masih terduduk.
Iya Nyai ini namanya anjing kawin..
Hmm lezatnya, pantat Tante Fifi yang besar itu kuremas-remas dan belahan bibir vaginanya yang memerah membuat nafsuku memuncak, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang.
Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya.
Ooohh.., ngg.., Agggh yang ini hebaat Di.., oohh, genjot yang keras sayang, oohh.., tambah keras lagi..,
Uuuhh Enak ya Nyai?. Aku suka ngentot sama Nyai ayo tante jalang goyangin dong pantatnya.
Oooooh Di setubuhi aku sesuka hatimu, tante suka Di.
Kata-kata kotor Didi membuat isteri pak Kiayi itu kian terangsang hebat ia goyangkan pantatnya mengikuti irama tusukan penis yang menerobos liang vaginanya.
Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Fifi sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannyapun makin ngawur.
Ooohh.., jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi ooh.. aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku.
Baik tante sekarang.., mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini.
Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh, Tante Fifi mengecup bibirku.
Perintahku pun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan. Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya. Buah penisku bersiap lagi.
Aaahh tante.., uuhh.., nikmat sekali, oohh.., Nyai sekarang, oohh.., saya nggak tahan Nyai.., enaak.., oohh.
Tante juga Didi.., Didi.., Didi sayaangg, oohh.., keluaar samaan sayaang ooh kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan,
Craat.., cratt.., craatt.., cratt, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim isteri pak Kiayi yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras.
Tangan Tante Fifi meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat, tubuhnya berkejat kejat isteri pak Kiayi itu mengerang seperti anak kucing.
Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Fifi memelukku erat, sesekali ia mencium mesra. Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Fifi. Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek.
Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya. Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya.
Meski mulai tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi.., aah, persetan dengan itu semua, Tante Fifi adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual. Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik.
Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di…
Hmm…
Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan?.
Iya tante…
Nggak pernah sama pacar kamu?.
Nggak punya tante…
Yang bener aja ah.
Iya bener, nggak bohong kok, tante.., tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian?.
Ya ampuun.. Ia mencubit genit, Masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu…
Maksud tante?.
Pak Fuad itu kalau main paling lama tiga menit.., lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya.
Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih…
Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti.., pasti tante kamu bikin KO.., lebih dari yang tadi.
Terima kasih tante…
Untuk?.
Untuk yang tadi Karena saya bisa ngentotin Nyai, saya sudah lama mengkhayali Nyai sambil beronani dan malam ini saya puas sekali bisa menyetubuhi isteri pak Kiayi yang cantik ini he heee.
Tante yang terima kasih sama kamu.., kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini.
Saya nggak ngerti…
Di.., dua puluh tahun lebih sudah usia perkawinan tante dengan Pak Fuad. tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini. Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja.
Tante benar-benar telah dilecehkannya. Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama Kiayi, ia menyimpan beberapa wanita sebagai isteri kedua untuk melampiaskan nafsu seksnya.
Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang.
Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Kiayi Fuad itu punya perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana.
Tante Fifi terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan,
Mmm a.. aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu.
Agggh? telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu,
Hmm, dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang, jari telunjuk Tante Fifi mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt.., aku nggak bisa bersuara.
Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran tempat tidur, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan.
Mmmhh.., aahh.., oh nggak,.., uuhh lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu.
Ssshh yaa.., enakk..?,
Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh.
Mmm fuuhh.., Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi. Kamu boleh lakukan apa saja. Puaskan diri kamu sayang aahh, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya.
Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan. Di karpet, sampai sekitar pukul tiga dini hari. Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya.
Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan.
Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal. Tante Fifi sudah tidak ada di sampingku.
Tante..? panggilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri pak Kiayi yang semalam suntuk kutiduri itu.
Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua.
Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Fifi, ternyata ia harus ke tempat ke sekolah tempat ia mengajar karena ada yang harus dikerjakan.
Hmm.., padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali, pikiranku ngeres lagi.
Aku kembali ke kamar Tante Fifi yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu. Kumasukkan ke mesin cuci. Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja pak Kiayi kubuat rapi kembali. Siap untuk kami pakai main lagi.
Shit.! Aku lupa sekolah.., ampuun gimana nih,
Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Fifi.
Selamat pagi?, suara operator.
Ya Pagi.., Bu Fifi ada?. AGEN TOGEL
Dari siap, pak?.
Bilang dari Sonny, anaknya…
Oh Mas sonny.
Huh dasar sok akrab, umpatku dalam hati.
Saya, Tante. Didi bukan …
Eh kamu sayang.., gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante…
Bukan begitu tante.., tapi saya jadi telat bangun.., nggak bisa masuk sekolah.
Oooh gampang.., ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu.., tante bilang kamu sakit yah?.
Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran…
Tapi emang benar kan kamu sakit.., sakit.., sakit anu! Nah lo!.
Aaah, tante.., tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah?.
Iya.., iya.., eh Di.., kamu kepingin lagi nggak…
Tante genit.
Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain…
Ah Tante, ya mau dong.., semalam nikmat yah, tante..
Kamu hebat!.
Tante juga.., nanti pulang jam berapa?.
Tunggu aja.., sudah makan kamu?.
Belum, tante sudah?.
Sudah.., mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu.., biar nanti kamu kuat lagi.
Tante bisa aja.., makasih tante…
Sama-sama, sayang.., sampai nanti ya, daahh.
Daah, tante.
Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan.
Ini dari, Bu Fifi, Mas talong ditandatangan. Payment-nya sudah sama Bu Fifi.
Makasih, mang…
Sama-sama, permisi…
Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman. Makanan kiriman Tante Fifi memang semua berprotein tinggi. Aku tahu benar maksudnya.
Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku. Rupanya istri pak Kiayi itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho.., kan baru pertama. Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Fifi bermain bersamaku.
Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya. Huh.., aku mematikan TV dan menuju kamarku.
Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga.., aku bergumam sendiri dalam kamar.
Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi. Lama-kelamaan akupun tertidur. Jam menunjukkan pukul 12.45.
Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Fifi yang ternyata sudah ada di sampingku.
Huuaah.., jam berapa sekarang tante?.
Hmm.., jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap. Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih…
Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger.., kami saling berciuman mesra,
Crup.., crup, lidah kami bermain di mulutnya.
Eh.., tante mau jajan dulu ah.., sambil minum teh, yuuk di taman. Tadi tante pesan di Dunkin.., ada donat kesukaan kamu, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar.
Uh.., Tante Fifi.., gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan.
Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas. Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya.
Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Fifi sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini.
Hmm, tante Fifi.., aahh Nyai yang cantik desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh.., aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah.., rasanya aku gila!
Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali. Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Fifi. Kutengok ke sana ke mari.
Tante.., panggilku.
Di dapur, sayang, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave.
Dan.., uuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang.., bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah.
Uuuhh tante.., sayang, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya.
Aduuhh.., Didi nakal kamu ah.. ia melirikku dengan pandangan menggoda.

Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Fifi dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam.
Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya.

Ehhmm.., nngg.., aahh.., nakaal, Didi.
Tante.., tante, saya nggak tahan ngeliat tante.., saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi
Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih. Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya.
Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas. Kudorong tubuh isteri pak Kiayi itu sampai ia menunduk dan terlihatlah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat. Aku berjongkok tepat di belakangnya.
Idiihh, Didi. Tante mau diapain nih.., katanya genit.
Lidahku menjulur ke arah vaginanya. Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan..,
Huuhh.., srup.., srup.., srup, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku.
Aaahh.., Didi.., enaakk.., jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur.
Aaawww.., gelii, kugigit pantatnya.
Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali. Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok. AGEN TOGEL

Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku. Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya.Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang.

Sreep.., Bleess, langsung menggenjot keluar masuk vagina Tante Fifi.
Aaahh.., Didi.., enaak.., huuhh tante senang yang ini oohh..
Enak kan tante.., hmm.., oohh.., agak tegak tante biar susunya.., yaakk ooh enaakk.
Yaahh.., tusuk yang keras.., hmm.., tante nggak pernah gini sebelumnya.., oohh enaakk pintarnya kamu sayaang.., oohh enaak.., terus.., terus yah tarik dorong keeraass.., aahh.., kamu yang pertama giniin tante, Di.., oohh.., sshh.., hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan,
Hoohh.., tante.., mauu.., keluar.., sekarang.., ooh hh.., sekarang Di, aahh..
Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan.
Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang. Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam. Ia masih menungging kelelahan.
Balik Nyai.., pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya.
Apalagi, sayang.., ya ampun tante nggak kuat.., aahh.
Aku meraih sebuah kursi. Ia mengira aku akan menyuruhnya duduk,
Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, kaki kiri tante naik di kursi ini…
Ampuun, Didi.., tante mau diapain sayang.., ia menurut saja.
Woow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu.
Sekarang Nyai sayang.., yaahh.., aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar.
Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup.
Mmmhh.., hhmm.., ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku.
Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh. Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya. Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya. Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu.
Cek.., cek.., cek, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana.
Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya.
Uuuhh hebaat.., kamu sayang.., aduuh mati tante.., aahh enaak mati aku Di, oohh.., ayo keluarin sayang.., aahh entotin tante yang kuat Aggggh.., sudah mau sampai lagi niih aahh..
wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi.
Ayooo nikmati Nyai kontol besarku. Goyangin dong Nyai pantatnya, duh enaknya ngentot sama Nyai.
Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya. Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras.
Aaahh.., tante keluaar…
Saya juga Nyai huuhh.., nikmat.., nikmat.., oohh.., Nyai Fifi.., aahh, dan penisku,
Crat.., crat.., crat.., seer, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina isteri pak Kiayi yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali.
Huuhh.., capeekk.., sayang ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu.
Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai.
Mau di lap Nyai?, aku menawarkan tissue.
Nggak sayang.., tante senang, kok. Tante bahagia.., yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri. Tante ingin menikmati terus rasa penismu.., ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman.
Hmm.., Tante Fifi.., Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.

Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Fifi telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 acre.
Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan.
Jadilah dua minggu kepergian pak Kiayi Fuad itu surga dunia bagiku dan Nyai Fifi. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari! ...