Tuesday, March 31, 2020

Pengalaman Seks Dengan Bule Yang Kesasar


Kasir4D Cerita ini dimulai kira-kira tahun 2000 lalu, waktu aku masih sekolah di salah satu sekolah swasta yang lumayan terkenal di Bandung.

Waktu itu sekolah kami mengadakan liburan bersama sebelum EBTA/EBTANAS. Tempat yang dituju adalah pulau Dewata, Bali.

Tentu saja aku antusias sekali untuk ikut acara itu, selain aku bisa melepas lelah dan stres gara-gara pelajaran, aku juga bisa menikmati pulau Dewata yang katanya indah itu, maklum aku memang belum pernah menginjakkan kaki di sana.

Jeff yang pernah berlibur dengan keluarganya ke sana tetap ikut karena menurutnya kami tidak akan pernah bosan untuk berlibur ke sana.

Jeff banyak cerita tentang keindahan objek wisata di sana, termasuk banyaknya “buah-buahan” di sana.

Aku dan Alf bingung sendiri, memang apa anehnya buah-buahan di Bali.

Tapi mendengar pertanyaan kami, Jeff dan Lex malah ketawa-ketawa sambil meledek kalau kami berdua itu kurang imajinasi.

Lex mulai bercerita kalau Bali adalah salah satu pusat “buah-buahan” terbesar di Asia.

Ada banyak “buah-buahan” di sana, dari buah lokal sampai “buah” import.

Jeff menambahkan kalau yang paling terkenal di sana adalah “buah-buahan” import, tapi ada juga “buah” lokal yang tidak kalah bersaing dengan “buah-buah” import yang rata-rata lebih besar ukurannya.

Aku mulai mengerti, makanya aku mulai nyengir ke arah Jeff dan Lex. (Untuk pembaca yang tidak mengerti, bisa hubungi kami untuk minta penjelasan dan kami akan menjelaskan sedetail-detailnya, hehehehe).

Tapi Si Alf masih tetap diam, entah tidak mengerti atau entah pura-pura tidak ngerti.

Tapi begitu Lex bilang kalau di sana “buah kelapa” tersebar di mana-mana, Alf langsung ikut-ikutan tertawa sambil membayangkan “buah-buahan” itu tersebar di pantai menunggu dipetik.

“Pletak…” Tiba-tiba penghapus melayang membentur meja, hampir saja kepala Lex jadi sasaran.

Kami baru sadar kalau ini masih di kelas, di depan Pak Maman melotot sambil mengacung-ngacungkan penggaris ke arah kami berempat.

Kami cuma nyengir sambil menunduk, kami benar-benar lupa kalau ini masih di kelas.

Tapi untung saja, Pak Maman tidak terlalu galak, biasanya dia sudah lupa kejadian yang bikin dia jengkel setelah beberapa menit.

Oke, singkatnya kami akhirnya pergi bareng juga ke Bali. Kami berempat memilih bus yang sama biar bisa sepuasnya ngobrol.

Kebetulan pengawas di bus kami lumayan “gaul”. Jadi kami bisa bebas ngobrol tentang apapun juga, tentu saja sampai hal-hal yang menjurus bahaya juga tidak masalah.

Dua-duanya guru cewek yang relatif lebih cantik dibanding guru-guru kami yang lain. Ibu Nina dan Ibu Cindy.

Dua-duanya masih lajang dan umurnya tidak terlalu jauh dengan kami, Ibu Nina sekitar 27 tahun sedangkan Ibu Cindy kira-kira 22 tahunan.

Tentu saja mereka juga tidak lolos dari kejaran kami-kami berempat, dan tentu saja petualangan itu ada di cerita kami yang lain.

Kembali ke cerita, sekitar sehari kami baru sampai ke hotel.

Kebetulan kami menginap di hotel yang lumayan mewah, kalau tidak salah bintang empat atau mungkin lima.

Aku tidak begitu jelas, tapi yang jelas ada fasilitas kolam renang sampai mandi sauna, pokoknya semuanya lengkap.

Dan tentu saja kami berempat satu kamar, kami memang bisa dibilang cukup akrab and bisa saling berbagi, baik suka atau duka. Sampai-sampai bagi-bagi pacar kami juga tidak masalah, yang penting adil.

Memang sih awalnya kami cukup menikmati pemandangan indah “buah-buahan” di pantai, kebetulan hotel kami dekat dengan pantai Kuta yang memang gudangnya “buah-buahan”.

Tapi lama-kelamaan bosan juga cuma melihati tanpa melakukan apa-apa, makanya sehari sebelum pulang kami berniat sedikit mencicipi “buah-buahan” import tersebut.

Tapi sialnya, aku dan Jeff malah terpisah dari Alf dam Lex. Padahal cuma Lex yang tahu dimana bisa dapat “buah-buahan” import itu dengan harga murah.

Aku menyesal juga sih, makanya aku dan Jeff memutuskan kembali ke hotel.

Kebetulan udaranya enak sekali, makanya kami jalan sambil melihati pemandangan Bali di malam hari.

Ternyata keberuntungan belum pergi dari kami berdua, di tengah jalan, seorang cewek bule yang kelihatannya bingung menghampiri kami berdua.

“Hai… can you speak English?” dia menyapa kami.

“A little…” aku menjawab. Togel Online

Terus kami mengobrol, ternyata dia terpisah dari rombongannya. Dia hendak pulang ke hotelnya, tapi malah kesasar sampai ke sini.

Aku sebenarnya hendak menolongnya menunjukkan jalan pulang, tapi Jeff menyikutku, dan aku tahu maksudnya.

Aku menyewa taksi dan mempersilakannya masuk, Jeff mengatakan pada cewek itu kalau kami akan mengantarnya ke tujuan.

Cewek itu kelihatannya senang sekali dan berterima kasih, dia tidak tahu kalau ada maksud tersembunyi di balik kebaikan kami bedua. Hehehe, kapan lagi dapet “buah-buahan” gratis.

“Pak, antar kami ke tempat biasanya orang mangkal,” aku berbicara pada sopirnya, tapi sepertinya sopirnya belum mengerti.

“Itu Pak, ke tempat kami bisa begituan,” Jeff menambahkan.

Pak sopir itu sepertinya mengerti, dia tertawa kecil, lalu memacu taksinya ke salah satu tempat yang memang terkenal sebagai “tempat gelap”.

Sampai di sana, aku lihat kanan-kiri, ternyata sepi. Lalu aku ajak cewek bule bernama Angela itu turun.

Dia sedikit bingung, karena tempat itu sedikit asing baginya.

Tapi Jeff meyakinkannya kalau tempatnya tidak salah, makanya Angela setuju.

Angela sebenarnya tidak terlalu montok banget, mungkin karena usianya yang masih sangat hijau.

Baru 15 tahun, tapi dibandingkan produk lokal, “buahnya” memang termasuk lumayan besar, apalagi didukung tubuhnya yang tinggi langsing plus wajahnya yang lumayan cantik dengan rambut pirangnya yang oke banget.

Begitu aku lihat ada kesempatan, kukeluarkan pisau lipat yang memang selalu kubawa. Memang sih cuma pajangan doang, soalnya tidak tajam.

Tapi aku yakin Angela tidak tahu, soalnya dia langsung ketakutan waktu kutempelkan pisau itu ke lehernya. J
 




jeff kemudian menyuruhnya membuka semua pakaiannya. Tentu saja Angela menolak, tapi begitu kuancam akan kubunuh kalau tidak menurut, dia akhirnya membuka pakaiannya walau sedikit ragu-ragu.

Tapi keragu-raguannya itu malah bikin aku makin bernafsu, dibukanya kaos hijau di tubuhnya, dan dadanya yang lumayan oke terlihat di balik remang-remang cahaya lampu yang agak jauh dari tempat itu.

Aku menitipkan pisau lipatku pada Jeff dan mulai membuka bajuku sampai tersisa celana dalamku.

Kami setuju kalau aku duluan yang mencicipi Angela dengan catatan, ongkos taksi aku yang bayar.

Aku sih setuju saja, makanya tidak menunggu lama lagi, langsung kusiapkan “dedekku” yang mulai melakukan pemanasan ringan.

Angela menatapku, seolah mengiba, tapi aku sudah keburu nafsu, makanya kusuruh dia membuka semua pakaiannya.

Dia akhirnya menurut juga, dibukanya semua pakaiannya, dan dia berjongkok ketakutan di atas pasir laut.

Aku tidak nunggu lama lagi, langsung kusambar tubuhnya, kutindih tubuhnya di atas pasir, dan mulai menjilati puting susunya.

Dadanya kenyal berisi, tapi terlihat dia belum pengalaman, soalnya dia malah ketakutan waktu kujilat putingnya.

Kuancam dia sekali lagi, dan akhirnya dia memejamkan matanya, pasrah akan apa yang bakal aku lakukan.

Aku mulai buas menjilat putingnya yang semakin mengeras, tapi aku sadar kalau aku harus segera menyelesaikannya.

Malam semakin larut, dan aku sama sekali tidak ingin ketahuan kalau aku memperkosa gadis itu.

Karena itu aku tidak melanjutkan permainan lidahku, kuambil pisau dari tangan Jeff, lalu kutodongkan ke arah Angela, kusuruh dia mengulum penisku.

Angela sepertinya tidak mau, tapi dia tidak bisa apa-apa, dia terlalu takut untuk melawan, dia akhirnya mau juga mengulum penisku, menghisapnya sesekali dan menjilatinya.

Aku masih menodongkan pisauku, takut juga kalau Angela menggigit penisku, bisa berabe nantinya.

Karena itu aku tidak mau lama-lama di posisi itu, kutunggingkan tubuh Angela, dan kumasukkan penisku ke vaginanya yang diluar dugaanku, ternyata lumayan basah.

Perlahan tapi pasti penisku masuk, tanpa menunggu lama, langsung kukocok vaginanya lumayan cepat.

Aku penasaran, ada sesuatu yang menghalangi penisku masuk lebih dalam, karena itu kuhentak dengan kencang.

Angela menjerit tertahan, rupanya dia masih perawan.

Memang lumayan sempit juga lubang vaginanya, tapi dibandingkan umurnya yang masih 15 tahun, yah termasuk lebar juga lubangnya.

Mungkin orang bule memang seperti itu pikirku. Karena itu aku tidak memikirkannya lagi, yang ada di otakku hanya kocok… kocok… kocok… terus.

“Ah… ah… oh… please… stop… ah…” Angela mendesah memohonku untuk berhenti.

Tapi aku sudah tanggung, masa aku harus berhenti, tidak mau dong.

Aku tidak peduli kata-katanya, kukocok terus vaginanya dan beberapa saat kemudian tubuh Angela mengejang.

Aku bingung juga, kupikir cewek yang diperkosa tidak akan merasakan nikmat hingga sampai puncak segala.

Aku berhenti sebentar, kubalikkan tubuh Angela yang sudah sangat lemas.

Kulihat matanya berair, wajar saja sih cewek menangis kalau diperkosa, tapi ada sesuatu yang lain dari pandangan matanya.

Aku menarik nafasku dalam-dalam, lalu kubuang pikiran yang aneh-aneh itu.

Kubuka bibir vaginanya dan kuselipkan penisku di sana, kutekan sedikit, lalu kutarik lagi, lalu kutekan lagi, begitu seterusnya dengan frekuensi lambat.

Aku mulai menikmatinya, tapi Jeff menepuk punggungku, sepertinya dia sudah tidak sabar, aku tidak melanjutkan permainan lambat itu, kuhentak kuat-kuat dan kuhujamkan penisku ke vagina Angela.

Dia hanya memejamkan mata sambil menangis memandang laut yang hitam karena gelapnya malam.

Aku merasakan penisku panas, dan waktu hampir mencapai puncak, kucabut penisku dari vaginanya, dan kupaksakan masuk ke anusnya.

Kukocok lagi sebentar, dan cairan putih kental menyembur ke liang anus Angela.

Begitu kucabut penisku dari anusnya, maniku mengalir perlahan keluar dari lubang sempit itu.

Aku segera membersihkan tubuhku di laut, lalu kukenakan kembali pakaianku.

Kulihat Jeff dengan asik menikmati jilatan dan kuluman bibir Angela di penisnya.

Sekitar lima menit dia bertahan di posisi itu, tapi kemudian dia tidak tahan lagi, direntangkannya kaki Angela lebar-lebar, dan dihujamkannya penisnya. Gerakannya sedikit liar tapi masih berpola.

Bukan hanya pinggulnya yang bergerak naik-turun, kedua tangan Jeff juga bekerja, diremasnya dada Angela dan sesekali dipelintirnya puting susu Angela.

Beberapa saat kemudian Jeff mencabut penisnya dari vagina Angela, disuruhnya Angela mengulum penisnya lagi, dan beberapa saat kemudian Jeff mencapai puncak.

Maninya menyembur di mulut Angela, mengalir ke dagu dan lehernya.

Jeff kemudian membersihkan tubuhnya di laut. Kulihat Angela duduk di pasir, matanya merah karena menangis, dia menundukkan kepalanya seolah tak percaya apa yang baru saja menimpanya.

Aku jadi iba, kubantu dia memakai pakaiannya, lalu kusewakan taksi untuknya.

Kuberikan uang lebih pada sopirnya, kukatakan agar dia merahasiakan aku yang menyewanya.

Sopir itu mengangguk, aku tahu kalau orang Bali sangat menghargai kepercayaan orang. Aku percaya dia tidak akan membocorkannya.

Aku dan Jeff pulang ke hotel, dan beberapa saat kemudian Alf dan Lex pulang, mereka kelihatan puas dengan apa yang tadi mereka lakukan, tapi aku dan Jeff juga tidak kalah puasnya, kami menceritakan pengalaman kami masing-masing, dan esok paginya kami pulang ke Bandung.

Singkatnya kami sampai ke Bandung, dan dua hari kemudian aku menerima surat, aku terkejut setengah mati waktu kulihat surat itu.

Kubaca suratnya, “Hai…it’s me Angela. Aku bisa bahasa Indonesia a little, dan I know your address dari dompet you yang tertinggal di taksi.

Aku simpan untuk kenang-kenangan. And you should know, malam itu aku sedikit kecewa caramu perlakukan aku, but I’m okay, I’m not angry.

Soalnya, sepertinya aku fall in love sama kamu. Ingat aku selalu ya, Angela.”

Aku makin kaget, dia mengirimkan SIM, KTP and surat-surat penting lain yang ada di dompetku.

Dompetku yang kukira dicopet orang di Bali ternyata ada pada Angela.

Untung sekali dia tidak menuntutku di pengadilan, aku benar-benar bersyukur.

Sejak saat itu aku berjanji kalau aku tidak akan pernah m,,,emperkosa lagi.

Monday, March 30, 2020

Pengalaman Seks Dengan Majikanku yang Galak Tapi Seksi


Kasir4D Sebuah cerita dewasa yang sangat menggairahkan yaitu saat berhubungan sex dengan wanita setengah baya yang bisa membuat kita merasa lebih bergairah dan bernafsu.

Tulisan dibawah ini menceritakan tentang hubungan sex antara seorang supir dengan majikannya yang cantik dan genit serta haus akan belaian seorang lelaki, mari kita simak cerita dibawah ini.

Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan hari ini. Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi.

Hari ini aku tau aku termasuk yang kena PHK. Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukkan surat pemutusan hubungan kerja itu.

Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berumur 3 bulan. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Pesangon yang tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama.

Selama seminggu penuh aku menyibukkan diri dengan iklan lowongan pekerjaan di koran dan mendatangi berbagai macam perusahaan untuk mencari kerja. Hasilnya nihil.

Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira. Pak Sulaiman, lelaki tua yang tinggal tak jauh dari rumah kami kena stroke.

Ia harus istirahat total dan berhenti menyupir untuk majikannya. Kata istriku, majikan pak Sulaiman butuh supir baru segera.

Istriku mengangsurkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.

Esoknya aku langsung meluncur ke rumah Pak Tan, mantan majikan Pak Sulaiman. Rumah Pak Tan luar biasa besar dan mewah.

Pembantu Pak Tan membukakan pintu gerbang dan mempersilakan aku menunggu di beranda. Sejenak kemudian Pak Tan menemuiku.

Ia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan peralatan masak di Surabaya.

“Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Tanya Pak Tan.

“Benar, Pak. Nama saya Andi”

“Kamu kelihatan muda sekali. Berapa umurmu?” Tanya Pak Tan.

“24tahun, Pak”

“Sudah lama jadi supir?”

“3 tahun, Pak”

“Oke, Andi. Langsung saja. Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Istri saya adalah Area Manager perusahaan.

Ia harus banyak berkeliling ke cabang-cabang perusahaan di kota-kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” jelas Pak Tan. “Gaji tiga bulan pertama Rp 1,2 juta. Setuju?”

“Setuju, Pak” Togel Online

“Kamu mulai kerja hari ini!” kata Pak Tan.

Seminggu sudah aku menjadi supir Nyonya Tan. Dari karyawan kantor, aku tahu nama Nyonya Tan adalah Yena, sebuah nama yang elok.

Di kantor, para karyawan demikian segan dan hormat padanya, dan tak pernah ada yang bicara buruk tentang perempuan luar biasa ini.

Di mobil, ketika tak sedang menelepon, Bu Yena tak banyak bicara. Seperti pagi ini dalam perjalanan ke Malang, menuju ke kantor cabang.

Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.

Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Bu Yena langsung memimpin rapat para karyawan. Aku sendiri langsung menuju warung makan di depan kantor.

Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Pasti itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung tadi. Aku mencari WC.

Kata karyawan kantor, WC supir ada di bagian belakang. Aku segera menyelinap ke belakang mencari WC yang dimaksud, melewati lorong-lorong sempit tumpukan stok barang perusahaan.

Setelah selesai dengan urusanku di kamar kecil, aku bermaksud kembali ke depan melewati lorong-lorong sempit itu.

Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah kaca salah satu ruang kantor. Tirai dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tak sengaja dari celah kecil itu aku melihat sebuah adegan seru, yang sudah pasti bukan kegiatan kantoran pada umumnya.

Seorang lelaki muda sedang asyik memeluk, mencium dan dengan lidahnya menelusuri dada perempuan yang aku kenal betul, yakni Bu Yena. di atas sebuah sofa di ruang kantor kepala pemasaran cabang Malang.

Bagian atas blus Bu Yena terbuka lebar, menampakkan dadanya yang penuh di balik BH yang terurai sebelah. Bu Yena tampak begitu menikmati itu. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka.

Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah-desah nikmatnya. Aku terpaku menikmati adegan kecil di celah sempit itu.

Tak sengaja lututku menyentuh tumpukan stok barang pecah belah. Setumpuk piring jatuh berhamburan, menimbulkan suara yang pasti terdengar dari dalam ruangan.

Kulihat aksi Bu Yena dan lelaki itu terhenti seketika. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang piring- piring yang berserakan.

Satu jam kemudian Bu Yena keluar dari kantor dan minta balik ke Surabaya. Aku tak berani banyak bicara dalam mobil.

Bu Yena juga tidak, tapi ia kelihatan santai sekali. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ia tahu aku mengintipnya tadi.

Dua puluh menit kemudian, masih dalam perjalaan balik ke Surabaya, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Andi, berapa umurmu?” Tanya Bu Yena tiba-tiba.

“24 tahun, bu”

“Sudah menikah?”

“Sudah, Bu. Saya punya bayi usia 3 bulan”

Tiba-tiba Bu Yena melemparkan satu amplop tebal ke kursi di sebelahku.

Sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.

“Itu untuk kamu dan anakmu. 5 juta rupiah!” kata Bu Yena.

“Untuk saya?” tanyaku heran.

“Ya, untuk kamu,” tegas Bu Yena.

“Wah, untuk apa ini, ya, bu?” tanyaku tak mengerti.

Aku melihatnya dari kaca spion. Bisa kulihat Bu Yena tersenyum dari kaca itu.

“Ini uang tutup mulut. Aku tahu kamu mengintip aku sedang bermesraan dengan Alex tadi. Tidak boleh ada yang tahu ini.

Kalau Pak Tan tahu, itu berarti dari kamu. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan.

Kunci mulutmu dengan uang 5 juta itu, dan kau tetap bisa bekerja. Faham?” ujar Bu Yena tegas.

Aku terdiam sejenak. Kuberanikan bicara, “Ibu tidak perlu memberi saya uang itu. Saya akan tutup mulut.

Ibu bisa pegang kata-kata saya” “Tidak! Ambil saja! Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Yena. Selebihnya, ia tidak bicara lagi.

Besoknya aku menyetorkan uang ke tabunganku tanpa bilang-bilang istriku. Dan selanjutnya, aku menutup mulut rapat-rapat. Hari-hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah.

Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Belakangan ini Bu Yena kerap kali bergeser tempat duduk.

Kalau biasanya ia duduk tepat di belakangku, kali ini ia lebih sering bergeser ke kiri. Ia acap kali mencuri pandang ke arahku dari duduknya di mobil.

Entah kenapa ia begitu. Yang jelas aku tak pernah berani menatapnya dari balik spion.

Pagi ini aku mengantar Bu Yena ke bandara Juanda. Ia akan bertugas memeriksa cabang Bali selama seminggu.

Jadi, selama seminggu ini aku akan stand-by di kantor Pak Tan sebagai sopir cadangan. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku.

Itu dari Bu Yena. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit.


https://bit.ly/kasir4d


Kamu ke Bali siang ini. Sudah saya kirim uang buat beli tiket pesawat. Kamu langsung ke kantor Cabang Denpasar”.

Segera aku mendapatkan uang tiket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya.

Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya.

4 jam kemudian aku sudah berada di Kantor Cabang Denpasar.

“Saya lebih nyaman kalau kamu yang nyupir,” kata Bu Yena begitu duduk di kursi belakang di mobil Cabang Denpasar.

“Kamu banyak tahu jalan-jalan di Denpasar, kan?” tanya Bu Yena.

“Ya, Bu. Saya menempuh SMA saya di sini,” kataku.

“Baiklah, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Yena.

Setelah check-in di hotel, aku sempat membawakan barang ke kamar Bu Yena, sebuah kamar cottage tepat di pinggir pantai Kuta.

“Ini uang buat cari hotel kecil di sekitar sini.

Mobil kamu bawa. HP-kamu mesti stand-by.

Kalau saya perlu keluar, saya akan telepon,” kata bu Yena.

“Baik, bu!”

Aku mendapatkan hotel kecil tak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, sehabis mandi, dan mengenakan t-shirt, teleponku bergetar.

Bu Yena kirim SMS. “Charger saya ketinggalan di mobil. Bisa kau antar ke hotel?” demikian bunyi SMS itu. Aku segera beranjak.

Ketika sampai di hotel, SMS Bu Yena datang lagi, “Kamu sudah sampai hotel? Bisa langsung antar charger ke kamar saya?”

Dengan charger di tangan, aku bergerak ke bagian belakang hotel dan mencari cottage bu Yena.

Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputaran cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku mengetuk pintu cottage.

“Masuk saja, tidak dikunci!” terdengar suara Bu Yena.

Aku tak berani langsung masuk. Ragu aku berdiri di depan pintu.

“Masuk, Andi!” suara Bu Yena agak meninggi, setengah memerintah.

Aku mendorong pintu. Bu Yena berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan segelas soft-drink dengan rambut terurai dan senyum manis. Berdebar aku melihatnya.

Tank-top merah ketat yang dikenakan membiarkan lekuk-lekuk dadanya terlihat jelas.

Belahan dada yang indah itupun tidak tersembunyikan. Aku menatap kakinya yang jenjang.

Shorts putih yang teramat pendek itu menyajikan sepasang paha mulus yang kencang.

“Ini chargernya, Bu Yena. Saya taruh sini, ya!” kataku gugup. Bu Yena berjalan menghampiriku.

Ya ampun! Cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Seksi nian orang satu ini.

“Kamu kelihatan gugup,” ujar Bu Yena tenang, menatapku dengan pandangan penuh.

Tak pernah ia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.

“Lihat sekeliling. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Sempurna sekali, bukan?” kata Bu Yena dalam kerlingnya.

Aroma farfum mahal itu menyergap hidungku. Aku tak tahu Bu Yena bicara apa, tapi aku menjawabnya.

“Ya, benar. Sempurna,” kataku. Aku mundur beberapa langkah. Bu Yena makin dekat ke arahku.

“Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Bu Yena. Wajahnya tak jauh dari wajahku,

“Saya….eh…saya, harus segera balik.

Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini,” kataku.

“Begitu?” kata Bu Yena pelan, meletakkan gelas di meja di sebelahnya.

“Kalau begitu, balikkan badan dan tutup pintu itu,” katanya kemudian.

Aku menuruti perintahnya. Aku membalikkan badan, dan menutup pintu.

“Tidak, begitu, Andi. Tutup dari dalam, bukan dari luar!” ujar Bu Yena.

Aku terkejut. “Dari dalam? Maksud Ibu?””

“Ya, dari dalam. Dan kau tetap di sini. Kita cuma berdua di kamar yang romantis ini.

Tidak bisakah kau lihat ranjang itu? Tidak kah kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini? Tidak bisakah kau lihat betapa aku menginginkanmu?”

Aku diam terpaku. Tapi ada benda yang mulai terasa mekar di selangkanganku. Bu Yena mendekatiku dan mengalungkan kedua tangannya ke leherku.

“Pangil aku Yena saja. Bawa aku ke ranjang itu. Aku ingin kamu cumbui aku.

Bercintalah denganku. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.

Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Entah kenapa aku tak lagi ragu.

Kubalas lumatan bibir itu dengan tak kalah beringas. Sungguh manis dan segar bibir itu.

Yena segera melepas kaosku dan melepas tank-topnya sendiri, membiarkan dada indahnya telanjang.

Aku segera menyergap dada indah itu. Kukulum dan kuhisap habis-habisan puting susu Yena. Aku yakin itu yang ia suka dan ia mau sekarang. Dan aku benar.

Ia mengerang dan mendesah dan membiarku aku mengeksplorasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.

Kukulum lembut puting merah jambu itu dan kurema-remas dengan ritme yang embut pula.

Tubuh Yena bergetar hebat. Dengan ciuman bertubi-tubi dan dorongan dadanya pula, ia menggerakkan aku ke arah ranjang dan menindihku dengan gencar, masih dengan ciumannya yang makin beringas.

“Susuku. Aku mau kau hisap putingku lagi.

Telusuri sekujur dadaku. Buat aku nikmat. Buat aku melayang, Andi!”

“Kau akan dapatkan yang kau mau, Yena” kataku tersengal.

Kuberi Yena jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Ia membalasanya dengan gerakan yang sangat terlatih dan terampil.

Dibalasnya aku dengan menghisap dan menggigit kecil putingku.

Dan debur ombak pantai Kuta seperti mendadak membimbing Yena untuk memintaku melepaskan celana pendek yang dikenakan itu, dan ia tak sabar membantu aku melepaskan celana jeansku.

“Lepas celanaku, Andi. Lepas dan beri aku kejantananmu,” Yena mendesah ketika mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan.

Tempik indah dan manis perempuan Cina itu menyembul dengan kerumunan rambut halus yang menyemut di sekitarnya.

“Kamu mau aku menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.

“Itu yang aku mau. Do it!” kata Yena.

Ia membantu dirinya sendiri terlentang dan meraih kepalaku. Kubenamkan wajahku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu.

Yena merintih, mengerang, mendesah dan mengaduh nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Andiiiii! That’s good.

Terussss. Terusss. Ouuuh!” Yena terus mengerang di antara debur ombak pantai.

Sejenak kemudian, ia mengangkat kepala dan meraih penisku. “Sekarang kau harus merasakan balasanku,” seloroh Yena.

Ia menelan bulat- bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat.

Iapun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Aku terengah-engah dibuatnya.

Sungguh ahli perempuan ini memberikan kenikmatan pada penisku. Benar-benar mabuk aku dibuatnya. Tak sabar lagi aku.

Libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Aku menindihnya, menyerang susunya sekali lagi dan membuat Yena menggelinjang liar di tempat tidur itu.

Yena lebih tak sabar lagi. Ia membetot penisku dan membantuku mencari tempik basahnya.

“Senangkan aku, bahagiakan aku, Andi. Aku mau kamu sejak pertama aku melihat kamu!

“Kamu terlalu banyak meminta, Yena,” kataku.

Kubenamkan penisku ke dalam vaginanya yang basah menantang. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Yena.

Kubiarkan penisku mencari titik-titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi ia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya.

Ini membuat Yena senang bukan main. Tak bisa kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Yena.

Aku dan Yena bercinta semalam suntuk. Yena hanya memberiku istirahat sejenak sebelum ia mulai menyerang aku lagi.

Ia punya banyak teknik permainan yang membuatku terperangah.

Dan ia selalu meminta, meminta dan meminta. Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya.

Kami berada di Bali seminggu penuh. Yena pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor cabang.

Ia hanya mau aku mencumbunya terus dan terus tiada habis.

Pada malam terakhir sebelum balik ke Surabaya, aku dan Yena bercinta di dalam sleeping-bag selepas tengah malam di pantai yang sunyi.

Begitu balik ke Surabaya, Yena terus minta aku memuaskannya di kamar rumahnya ketika Pak Tan dan seisi rumah sedang keluar, dan di mana saja.

Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan Singapura. Sering pula Yena minta aku mencumbunya di dalam mobil dan dimana saja ia menjadi horny.

Aku tak tahu kapan ini akan berhenti. Sepertinya Yena tak akan pernah ingin untuk mengakhiri

Sunday, March 29, 2020

Pengalaman Seks Janda Yang Haus Seks


Kasir4D Sebagai janda usia 32 tahun, aku seorang pembohong bila aku tak membutuhkan sex. Aku perempuan normal dan aku masih suka sex.

Namun setelah kelahiran anakku yang kedua, (kedua anakku adalah perempuan) aku dan suamiku bercerai baik-baik.

Suamiku membutuhkan anaklaki-laki, sementara peranakanku sudah diangkat,untuk menyelamatkan jiwaku dan anak keduaku.

Aku bersyukur, suamiku, ketika itu mau mengerti keadaan. Akhirnya aku merelakan untuk dicerai daripada aku dimadu.

Aku mendapatkan santunan besar dari suamiku. Sebuah rumah yang kami bangun bersama, kemudian deposito dan sebuah mobil serta sebuah toko.

Biaya sekolah anak-anakku, ditanggung oleh suamiku dan mereka bebas bisa bertemu kapan saja suamiku dan anakku mau.

Tapi sejak perceraianku secara resmi, aku tak mau digauli oleh suamiku lagi. Aku jaga gengsi, bahwa aku bukan perempuan sembarangan.

Seorang tetanggaku baru saja pindah ke kompleks rumah kami dan kami menjadi akrab, karena dia memiliki anak tunggal dan suaminya juga seorang yang alim.

Mereka super sibuk. Sering keluar kota bersama untuk urusan bisnis dan mereka selalu menitipkan putra tunggalnya Hendra padaku sampai seminggu lamanya.

Hendra suka melirik tubuhku, ketika dia bermain dengan putriku yang masih kelas 1 SD dan yang kecil masih TK. Aku selalu tersenyum, kalau dia mulai melirik belahan dadaku.

Saat itu terbersit dihatiku untuk mendapatkan sex dari Hendra yang masih berusia 15 tahun dan sudah duduk di kelas 1 SMA.

Terkadang aku malu pada diriku sendiri. Haruskah aku bersetubuh dengan anak ingusan itu?

Aku sengaja memakai memakai Kimono sore hari sehabis mandi. Kimono pendek. Dengan rambutku tergerai basah, aku duduk di sofa teras belakang rumah.

Aku sengaja membaca majalahwanita di hadapan Hendra yang sibuk bermain sendiri dengan mengokotak-katik radio eksperimennya. Tentu sajabelahan Kimono ku kusengaja tersingkap agar paha putih mulusku terlihat.

Terkadang aku sengaja celana dalamku antara terlihat dengan tidak. Seakan-akan dengan gerakan repleks aku menatap wajahnya, seakan tertangkap basah, ketika memelototi pangkal pahaku. Kemudian aku tersenyum padanya. Hendra tertunduk malu.

“Laaahhh… kenapa musti malu, Hen. Kan kamu sudah dewasa dan gagah lagi,” rayuku dengan suara mendayu.

Hendra diam dan wajahnya bersemu merah.

“Udah sini duduk dekat tante,”kataku sembari menarik tangannya agar duduk di dekatku.

Dengan malu-malu Hendra duduk di sampingku, sementara dua putriku bermain dengan asyiknya di gazebo yang dikelilingi pepohonan bunga warna-warni.

Biasa jika dua anak aperempuan bermain, yang mereka mainkan adalah masak-masakan.

“Kenapa musti malu, sayang. Kan kamu laki-laki dan seorang yang gagah,”kataku memuji-muji dirinya.

Hendra memang kelihatan gagah. Hendra diam saja. Kulihat di balikcelananya ada benjolan.

Artinya penisnya sedang mekar dan mengeras. Cepat aku meraba penis. Hendra sepertio menepis tanganku.

“Malu tante,”katanya. Togel Online

“Kok malu, kan hanya kita berdua gakada yang ngeliat. Adik-adikmu mana mengerti itu,” rayuku lagi.

“Kamu sudah punya pacar belum?” tanyaku. Hendra mengaku sudah. Entahlah, benar atau tidak dia sendiri yang tau.

“Udah pernah ciuman?” pancingku.

“Udah tante,” jawabnya. Aku juga tak mau tau apakah dia bohong atau tidak.

“Bisa ni, tante bukti in, kalau kamu sudah pernah berciuman,” bisikku, memancing.

“Ih… buktiin bagaimana tante? Apa aku harus bawa pacarku dan berciuman di depan tante,” katanya seperti orang lugu.

“Tidak harus demikian dong. Aku punya cara, untuk mengetahui, apakah kamu bohong atau tidak,” kataku merayu lagi.

“Gimana cara tante membuktikannya?”

“Ayo ikut tante,” kataku dan bangkit dari tempat duduk. Aku memasuk rumah dan Hendra mengikuti aku.

Begitu dia masuk, aku menutup pintu. Langsung dia aku peluk.

“Ayo buktikan, kalau kamu sudah percah berciuman,” kataku sembari menarik tengkuknya dan mengecup bibirnya.

Hendra terkejut, namun akhirnya dia memberi respons pada kecupan bibirku. Kami berciuman. Bibir kami sudah menyatu.

Aku percaya Hendra mungkin saja sudah pernah berciuman atau mendapat keterangan dari teman-temannya.

Kulepas ikatan komonoku, hingga Kimonoku terbuka dan aku memang senagaja tidak memakai Bra.

Kuarahkan tangannya untuk mengelus tetekku. Aku terus mempermainkan lidahku dalam arongga mulutnya.

Kami berciuman dan saling memeluk dan meraba. Sampai akhirnya Hendra melenguk dan memelukku kuat, kemudian melemas. Aku sadar, kalau Hendra sudah orgasme. Cepat sekali.

Mungkin karena dia masih hijau, masih pemula. Aku tersenyum dan melepaskan pelukanku, kemudian memperbaiki ikatan Kimono-ku. Saat itu putri bungsuku mengetuk pintu ingin masuk kerumah. Aku membuka pintu dan kembali duduk di kursi teras.

2 hari Hendra tak datanag ke rumah. Setiap kali kami bertatapan mata, dia selalu tertunduk malu.

Biasalah, pemula, demikian batrhinku. Tapi bagiku, itu adalah langkah awal yang baik untuk selanjutnya sampai kepada apa yang aku inginkan.

Hari ke 3, kembali mama dan papanya menitipkan Hendra padaku. Makannya dan semuanya. Bahkan Hendra boleh mengunci rumahnya dan tidur bersama kami di rumahku. Aku tetap santun dan siap menjadi ibu asuh Hendra.

Hendra datang ke rumahku dan kami kembali duduk sore hari di teras belakang rumah. Aku mengajak dia ngobrol entah kemana-mana arah obrolan kami.

Akhirnya aku memuji-mujinya, sebagai seorang lelaki tulen dan perkasa serta hebat. Aku menagatakan kehebatannya berciuman.

“Kenapa kamu tak mau mengisap pentil tetek tante, Hen?”

“Apa boleh tante,” Hendra bertanya dengan matanya yang berbinar. Horeee…. pancingku sudah mengana, batinku pula.

“Kenapa tidak sayang. Jika tidak ada orang lain, semuanya adalah milikmu. Kamua bebas memperlakukan aku bagaimana saja, asal kamu tidakcerita kepada siapapun juga dan tidak boleh dilihat oleh orang lain,”
kataku meyakinkannya. Nampak dia senang.

“Apa kamu mau sekarang?” tanyaku. Kedua anakku kebetulan baru saja masuk kamar untuk tidur diang dan aku sudah menyemprot tubuhku dengan farvum kesayanganku. Kulihat Hendra tersenyum.

Kembali kutarik tangannya ke dalam rumah dan aku langsung menguncinya. Aku tau, semua keadaan rumah sudah terkunci, termasuk gerbang.

Sudah aman. Kulepas kimono-ku dan aku sudah telanjang, tingga celana dalam min yang melekat di tubuhku.

“Sekarang inilah milikmu. Perbuatlah, seperti apa yang kamu mau,” kataku merayu dan mendekatinya serta memeluknya.

Kami berciuman kembali. Kuarahkan tangannya meremas tetekku. Setelah puas berciuman, aku arahkan pentil tetekku untuk diisapnya.

Kulihat Hendra demikian rakusnya mengisap tetekku dan sebelah tangannya kuarahkan mengelus tetekku yag sebelah lagi.

Saat itu, aku memasukkan tanganku ke dalam celananya dan mengelus penisnya. Aku tau Hendra belum berpengalaman dalam hal ini. Aku harus sabar mendidiknya, hingga apa yang kuinginkan bisa terpenuhi.

Aku berhasil melepaskan celananya ke lantai. Tanganku bebas mengelus penisnya.

“huuuhhhh… luar biasa hebatnya kontolmu Hen,”kataku memuji miliknya. Laki-laki kalau dipuji-puji kehebatan miliknya, pasti bangga. Kepalanya pasti langsung membesar.

Apalagi laki-laki yang masih remaja.

Hendra diam saja, malah mengganti mulutnya ke pentila tetekku yang satu lagi. Aku pun merintih-rintih kenikmatan secara profesional.

“Kamu hebat sekelai sayang. Kamu hebat,” teruskan sayang,” bisikku

Hendra terus merabai tubuhku dan tangannya sudah berada di kemaluanku. Bulu-bulu kemaluanku yang kutata rapi bulu-bulunya, membuat rabaan Hendra aku hampir melayang.

“Masukin dong kontolmu ke memek tante, sayang,” pintaku seperti merintih dan menjerit kecil secara profesional.

Desah nafasku pun kubuat seperti aku sangat membutuhkannya.

“Kontolmu hebat, Hen. Pasti aku akan menjadi sangat puas. Akulah sayang, aku adalah milikmu,” kataku menghiba-hiba sedramatis mungkin.

Kutarik dia menindih tubuhku di atas lantai. Kukangkangkan kedua kakiku.

“Masukin sayang…” kataku. Hendra mulai mengarajhkan kontolnya memasuki lubang vaginaku. Berkali-kali meleset.

Ingin aku menuntun penisnya memasuki lubang vaginaku. Tapi aku membiarkannya. Sampai akhirnya Hendra duduk dan memegang sendiri penisnya dan mengarahkannya ke dalam lubangku dan menekannya.

Tentu saja penisnya cepat menghilang di dalam kveginaku yag sudah basah.

Setelah masuk, aku pun merintih seakan demikian nikmatnya dan demikian gagahnya Hendra.

“Huh… kontolmu hebat sekali sayang. Ayo, pompa yang kuat. Habisi aku. Habisi aku, hajar sepuasmu,” rintihku sepeertai aku tak pernah melakukan hal yang seperti itu.

Aku merasakan Hendra mulai semangat menghajar diriku.

Mulutku terus nyerocos memuji kehebatannya dan seakan aku demikian merasakan keupasan yang tiada taranya. Hendra mencari bibirku dan melumatnya dengan buas dan ganas.

Hatiku bersorak, kalau jeratku sudah mengenai korbanku dan tak lama lagi Hendra pasti ketagih dan akan merengek-rengek meminta kepuasan sex dariku.

“Oh… Hen…kekasihku, cintaku… kontolmu hebat sekali sayang. Terus lagi sayang, bagaimana keinginanmu untuk memuaskan dirkku dan dirimu, silahkan. Silahkan sayang,” rengekku.

Hendra semakin menggila seperti apa yang aku inginkan. Matanya tertutup menikmati sex yang kami lakukan. Lagi-lagi hatiku bersorak, kalau dia sedang menikmatninya.

Sebentar lagi dia akan menghiba meminta kenikmatan dariku dan aku mulai memimpin persetubuhan, tanpa setahunya. Aku akan mengajarinya menjilati vaginaku, menjilati anusku dan mempermainkan diriku, seakan itu adalah kehebatannya, padahal akulah sutradaranya.

Setelah mungkin bvelasan kali bersetubuh dengan Hendra, aku jadi ketagihan mencari anak tetangga yang lain. Bahkan anak-anak yang suka mangkal di taman, di mall dan gerombolan anak-anak remaja lainnya.

Mulanya aku merasa lucu, apa sih enaknya bersetubuh dan berpacaran serta bercinta dengan anak remaja?

Ternyata punya keasyikan tersendiri. Selain kita merasa dirinya tetap awet, juga kita merasa segar, bercerita dengan mereka, seakan kita kembali remaja.

Hal ini mungkin memperngaruhi psikologi kita.

Apalagi, kalau dapat anak ABG yang baru pertama kali bersenggama bahkan pertama kali berciuman. Asyik lho. Gak percaya, boleh coba.

Kubawa mobilku memasuki halaman mall dikotaku. Aku berjalan dengan mataku yang jelalatan. Aku melihat seorang anak muda, masih memakai seragam biru-putih.

Artinya masih SMP. Modalnya ringan. Pertama-tama, royallah memuji dirinya dan angkat dia setingi langit. Kemudian ajakmakan dan minum, lalui berikan perhatian. Gampang kan?

Anak itu kuketaui bernama Williem. Putih lebih tinggi dari teman-temannya, karena dia suka basket.

Kulitnya bersih dan mudah tersenyum. Dia bersama dengan seorang temannya. Aku tau mereka bolos sekolah.

Aku duduk di sebuah sudut cafe yang ada dan kuperhatikan anak itu. Saat mereka lintas takjauh dariku aku melambai mereka. Keduanya mendekat.

“Kenapa gak sekolah sayang…” rayuku.

“Dari pada keluyuran tak menentu, ayo sini duduk dekat tante. Mau minum apa?” rayuku. Aku memberanikan diri.

Karena pertama kali aku operasi di mall dan plaza-plaza, seperti kebanyakan teman-temanku. Tapi aku tak mau ikut mereka. Aku lebih suka operasi sendirian aja.

Mereka pun dududk malu-malu di depanku. Kuminta jus wortel dua gelas lagi. Pelayanpun mengangguk dan tak lama minuman pesananku itu tiba. Kuputar otakku dengan cepat.

Kuminta teman William membelikan aku rokok dan menyerahkan uang. Teman Williem segera angkat kaki mencari rokok yang aku pesan. Kumanfaatkan keadaan secepatnya.

“Kamu kelihatan dewasa sekali sayang…” kataku setelah mengetahui namanya Williem. Dia tersenyum.

”Sebagai laki-laki dewasa dan laki-laki yang dewasa, pasti bisa jaga rahasia,”kataku. Dia menatap wajahku atas pujianku. Akutau, kalau diamulai senang atas pujianku.

“Berapa nomor HP-mu?” rayuku. Dia mengeluarkan HPnya dan menyebut nomernya.

Aku mencatat nomornya dan aku berjanji akan mengganti HP nya dengan yang lebih bagus lagi nanti.

Kumiscall ke HP nya dan ternyata bebar.

“Itu no HP tante,” kataku dan memesankan padanya, kalau rahasia harus dijaga sebagai laki-laki yang jantan dan menjelang dewasa.

Aku bilang, kalau sebenarnya laki-laki adalah kehebatannya menjagarahasia pribadi. Dia tersenyum. Kutrekan tuts HP ku dan mengirimkannya SMS.

Sebagai laki-laki, aku yakin, kamu pasti punya cara untuk meninggalkan temanmu dan kita boleh pergi jalan berdua. Kulihat dia membaca SMS ku saat temannya mulai mendekati tempat kami. Dia tersenyum membaca SMS dan langsung dibalasnya.

“Gampang.” singakt sekali balasannya. Aku tersenyum.

“OK. Kalau begitu segerabuktikan. AKu mau tahu, apakah kamu memang seorang laki-laki yang sudah dewasa atau menuju dewasa.” Kukirimkan lagi SMS itu. Williem membacanya. Aku melihat dahinya berkerut. Anak
yang suka bolos, pasti panjang akalnya, batinku.

“Aku sakit perut ni. Rasanya mules sekali. Tante mau gak antar aku kerumah. Biar mama yang antar aku kerumah sakit?” Williem mengatakan pdaku seakan dia serius sakit perut. Kulihat temannya seperti
bingung.

“Ya udah… tante antar kerumahmu atau ke rumah sakit sekalian,” kataku.

“Kamu jangan cerita dan datang ke rumahku ya. Nanti kalau udah aman aku SMS kamu. Nanti ketahuan ama mama, kalau kita cabut,” katanya pada temannya.

Temannya mengangguk. Kuserahkan uang Rp. 50.000 pada temannya agar dia boleh bersenang-senang menikmati cabut sekolahnya.

Kelihatan temannya itu senang. Aku sengaja membimbing Williem bangkit dari tempat dudukmnya. Aku melihat Willem begitu bagus beracting. Dalam hati aku tersenyum.

Kami menuruni escalator ke tempat parkir. Setelah di dalam mobil kembali aku memujinya.

“Kamu benar-benar hebat sayang. Tante percaya, kalau kamu adalah laki-laki dewasa yang sempurna,” kataku sembari mengecup pipinya.

Kulihat Williem bangga atas pujianku. Kujalankan mobill menuruni jalan tempat parkir yang berputar-putar di mall itu.

“Menurutmu kita kemana? Ke puncak cari udara segar atau kemana?” tanyaku, tapi aku sengaja menekankan kata puncak.

“Baiknya memang ke puncak, asal pukul 14.00 aku sudah bisa sampai di rumah,” katanya menyarankan. Wah… anak ini memang petualang juga pikirku. Katanya dia kelas 3 SMP dan berusia 15 tahun.

Kutekan gas mobil memasuki tol dan dalam waktu satu jam kami sudah sampai di sebuah villa kecil yang murah. Begitu mobil memasuki garasi, kutuntun dia naik ke lantai atas.

Kuajak dia duduk di teras belakang menikmati suasana alam.

“Kamu memang seorang yang sangat romantis, suka pada alam,” pujiku. Lalu dia pun bercerita bagaimana alam itu penting bagi manusia.

https://bit.ly/kasir4d

Saat dia bercerita tak ubahnya seperti seorang profesor berceramah, aku terus memujinya sebagai anak pintar. Dia bangga.

Begitu pelayan turun dan menyerahkan uang makanan kami sekaligus uang kamar agar nanti perginya tak perlu melapor lagi, langsung kupeluk Williem dan mengecup pipinya.

Aku sengaja merapatkan buah dadaku ke tubuhnya dan mengelus punggungnya. KUtarik tangannya agar naik ke pangkuanku.

Yahhh… namanya pemula yang berpura-pura jadi anak dewasa, aku merasakan kecanggungannya. Akhirnya dia mau juga berada dipangkuanku.Kedua kakinya mengangkangi kedua kakiku dan aku memeluknya, hingga dada kamu merapat.

Aku senagaja secara halus menggeliat, agar ada aliras dari buah dadaku kedadanya. Aku terus mengelus punggungnya sembari memujinya.

“Kamu pasti punya pacar dan pasti cantik. Siapa sih perempuan berpacaran denganmu yang ganteng begini?” biskku memuji. Williem diam saja tapi aku tau dia mendengar pujianku.

“Pasti kamu juga sudah mahir berciuman. Orang yag memiliki pacar yang banyak, tak mungkin tak pintar berciuman,” kataku pula.

Lagi-lagi Williem diam. Kuarahkan bibirku ke bibirnya dan aku mengecup bibirnya. Langsung kuisap-isap bibirnya dengan lembut. Lama kelamaan, mungkin naluri, Williem membalas isapan bibirku di bibirnya.

saat dia mulai merasakan nikmatnya berkecupan, aku menarik bibirku.

“Kan benar. Apa yang tante duga benar. Kamu ternyata laki-laki yang hebat berciuman,” pujiku lagi.

Aku tau dia mulai kecewa, karena aku mengeluarkan vbibirnya dari kulumanku. Kemudian aku kembali lagi mengecunya dan mulai perlahan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya.

Kukorek lidahnya dengan lidahku, lalu aku mulai mengisap-isap lidahnya dan bergantian aku mejulurkan lidahku. Williem mulai mengisap lidahku. Aku berpura-pura mendesah menikmatinya.

Williem pun semakin bersemangat mempermainkan lidahku. Kuarahkan tangannya ke tetekku setelah aku melepas kancing bajuku.

“Kamu pandaikan mengisap tetek? Isap dong diisap tetek Tante, pasti kamu hebat dan mampu membuat tante nikmat,” pujiku lagi, lalu mengeluarkan tetekku dari bra.

Kuarahkan mulutnya ke tetekku dan dia mulai mengulum, lalu mengisapnya. Bergantian tetekku kuarahkan untukdiisapnya.

Wah… anak ini, pasti tidak lama mengajarinya, batinku. Kuelus-elus penisnya dari luar celananya. Aku dapat merasakan penisnya sudah mengeras. Aku takut, begitu memasuki vaginaku dia sudah muncrat.

Kuminta Willem berdiri di hadapanku dan aku melepas celana. Kuturunkan celananya dan sekalian celana dalamnya sampai lutut. Mulanya dia seperti malu.

Langsung aku bergumam memuji-muji penisnya.

“Wau… luar biasa. Kamu benar-benar laki-laki jantan yang sempurna,” kataku memuji, seakan aku berkata pada diriku sendiri sembari mengelus penisnya.

Kurapatkan mulutku dan langsung kukulum penisnya. Kupermainkan lidahku pada penisnya. Kuremas-remas dan kuelus buah pantatnya yang putih mulus.

“Enak kan?” bisikku. Aku tak butuh jawabannya, karena aku tahu dia pasti merasa nikmat. Aku tahu dia mau muncrat, karena dia mulai meraba kepalaku bahkan dia mulai menekan penisnya jauh kedalam mulutku.

Aku bersorak gembira. Ini adalah awal yang baik, batinku.

Betul. Tak lama aku merasakan spermanya mengalir di tenggorokanku beberapa kali saat dia mulai meremas rambutku. Setelah aku merasakan remasan di rambutku melemah. Aku mengeluarkan penisnya dari mulutku.

“Maaf tante, aku gak sengaja…”

“Huuuu… gak sengaja? Luar biasa kamu sayang. Luar biasa sekali. Kamu benar-benar laki-laki yang jantan dan hebat,”pujiku melambungkannya tinggi ke awan.

Dia pun senang. Pukul 12,00 kami keluar dari villa, agar dia tidak terlambat tiba di rumahnya.

Williem sudah semakin pintar dan aku sudah bersetubuh sembilan kali dengannya. Aku sudah memberinya HP Nexian Rp. 400.000,- Makan minum, beli kaos dan hadiah kecil lainnya.

Kali ini aku mau bercerita dengan pasanganku yang baru. Rumahku harus direnovasi dan di cat, karena udah dekat puasa dan setelahnya akan lebaran. Aku memanggil seorang tukang.

Nyatanya dia ditemani oleh anaknya yang outus sekolah. Mereka mulai memebetuli genting dan saluran air. Aku tau, anaknya yang bernama Joko mulai melirih ke pahaku saat aku menjemur pakaian di halaman belakang rumah yang didindingi dengan betul setingi tiga meter.

Saat aku lintas di sisinya, tinggi kami sama, walau usia baru 13 tahun. Ayahnya ada di atas genting dan Joko melayani permintaan ayahnya dari bawah seperti melempar genting ke atas dan pekerjaan kecil lainnya.

Aku pura-pura tak tahu saja, matanya jejelatan. Kubiarkan saja. Tubuhnya kelihatan sudah mulai berotot, karena mungkin dipaksa kerja. Kulitnya hitam dan rambutnya dipangkas cepak.

Aku kembali ke luar membawa ember cucian, karena pembantu tidak masuk dengan alasan sakit. Sengaja kulonggarkan kimonoku dan kuikat agak terbuka agar betisdan pahaku yang putih mulus samar terlihat.

Aku tahu, dia sudah punya libido dan rasa ingin tahu anak seperti itu, pasti tinggi.

Pukul 12.00 mereka istirahat dan ayahnya mengajak Jok pulang untuk makan siang karena rumah mereka hanya 200 meter dari rumahku. Saat itu aku mintya tolong agar Joko membeli sesuatu dan akan menyusul ayahnya.

Ayahnya tampak setuju. Maklumlah mengambil hati agar aku tetap memakainya dalam perbaikan-perbaikan kecil di rumahku.

Saat ayahnya pulang, aku menyuruh Joko membeli minyak tanah ke warung. Dengan cepat Joko membelinya, padahal sebenarnya aku tidak membutuhkannya, kecuali mati lampu untuk masak lampu templok.

Saat dia pulang, aku sengajaduduk di kursi belakang dengan kaki kuangkat sebelah ke atas kursi agar celana dalamku kelihatan dan pahaku keihatan dengan telak. Kulihat Joko naik turun jakunnya.

Aku biarkan saja.

Tak lama Joko mendekatiku. Nampaknya matanya sangat tajam dan kulihat dia sudah mulai gelap mata. Aku pura-pura tak tahu saja.

Aku yang kuimpikan menjadi kenyataan. Joko langsung memelukku dan meremas tetekku. Aku pura-pura terkejut.

“Jangan Ko, nanti ketahuan ayahmu,” pintaku seperti tak setuju.

Nampaknya dia tak perduli. Anak usia 13 tahun, begitu beraninya, batinku. Saat aku dipeluknya sebelah tanganku bekerja secata lembut, seakan menolak perbuatannya, tapi sebenarnya aku melepas tali komonoku.

Kimonoku pun terlepas dan terkuaklah tubuhku, tanpa bra, kecuali celana dalam saja.

Saat Joko memelukku kupermainkan bahuku, agar Kimonoku terlepas dan blasss… aku tinggal memakai celana dalam saja.

Pura-pura aku menolaknya, padahal aku ingin tahu bagaimana penisnya.

“Duh… Joko, ntar ketahuan bapakmu gimana ni? Malukan?” kataku seakan tersendat-sendat di kerongkongan.

Bukannya Joko diam, malah melepas celananya sampai penisnya kelihatan berdiri.

Kali ini aku memangterkejut, melihat penisnya yang lebih besar dari usianya. Dalam benakku, setidaknya Joko sudah terbiasa onani. Kulihat urat-urat pada penisnya biru kemerahan.

“Ibu mau diapain, Jo? Malu Ko nanti ketahuan,” kataku seakan menolak tapi aku membiarkan saja apa yang dialakukan pada diriku. Celanaku dia turunkan, hingga aku sudah bugil, sementara Joko hanya celananya saja yang lepas.

Aku direnggutnya hingga aku tertidur di lantai. Cepat Joko menindihku dari atas. Perlahan kukangkangkan kedua pahaku.

“Cepat dong, nanti ketahuan. Ah kamu sih…” bisikku seperti ketakutan. Joko nafasnya sudah tak teratur. Tanpa tangan kuarahkan agar penisnya memasuki vaginaku.

Dan bles, penisnya memasuki vaginaku. Kurasakan Joko seperti kesetanan menyetubuhiku dan memompaku dari atas. Aku pura-pura ketakutan saja.

“Ah… kamu kok begini, Ko?”

Joko tetap diam dan terus memompaku dengan cepat sampai akhirnya spermanya keluar dan akhirnya dia lemas. Setelah dicabutnya penisnya, dia cepat memakai celananya dan meninggalkanku tanpa sepatah katapun.

“Bajingan,” bisikku. Tapi aku mengerti, dia masih hijau. Bahkan hijau pucuk daun. Hahahaha…

Pukul 14.00 lebih dikit, Joko dan ayahnya kembali datang. Mereka amenyiapkan segala sesuatunya,kemudian ayahnya naik ke atas genting sementara Joko di bawah. Kulepas celana dalamku, hingga yang yang kupakai hanya kimono saja.

Jika ayahnya turun ke bawah, aku langsung berlari masuk kamar. Saat ayahnya
di atas, aku berdiri di pintu dan memperlihatkan kepada Joko senyumku. Joko tersipu. Sedikit demi
sedikit kusingkap komonoku memamerkan bulu-bulu kemaluanku. Joko meliriknya berkali-kali dan aku
tersenyum.

Saat Joko melihatku, aku mengejeknya dengan menjulurkan lidahku. Joko mendekatiku. Aku sengaja membuatnya marah. Remaja alias ABG hanya dua kuncinya.

Memujinya setinggi langit atau membuatnya marah seakan tak berharga. Dengan marahnya dia akan nekad berbuat sesuatu, apalagi laki-laki.

“Bapakmu lagi di atas, berani gak?” bisikku. Saat ngomong begitu, ayahnya memanggilnya meminta agar Joko naik tangga membawa seuatu. Cepat Joko melompat dan menaiki tangga, kemudian turun lagi.

Kembali dia kulambai agar datang. Saat datang kueluk penisnya. Berkali-kali sampai penisnya berdiri. Cepat kuturunkan celananya dan ku dudukan dia di kurisi kecil. Kukangkangi tubuhnya dan kuarahkan penisnya memasuki vaginaku.

Cepat aku menggoyangnya dan mulutnya kuarahkan mengisapi tetekku saat ayahnya bekerja keras di atas genting, kami bekerja keras di bawah. Sampai akhirnya spermanya muncrat beberapa kali dan dia segera memakai celananya tanpa sempat membersihkannya.

Aku tersenyum padanya dan menjulurkan lidahku mengejeknya, sembari menunjuukan kelingkongku, yang artinya diatidak hebat.

Saat mereka pulang sore hari, aku sempat berbisik pada Joko, agar dia datang ke rumahku pukul 20.00 dari pintu samping. Ketuk jendelaku beberapa kali, agar aku membuka pintu samping. Tak kutunggu jawabannya.

Saat aku duduka di teras depan rumah, kulihat Joko mengendap-endap di samping rumahku,. Setelah lihat kiri dan kanan dan mungkin merasa aman, dia menyelinap kesamping.

Saat itu aku segera memasuki rumah dan mengunci pintu depan dan mematikan rampu ruang tamu. Cepat aku ke samping dan membuka pintu samping.

Begitu dia masuk, kami mengunci pintu. Kulepas kimonoku dan aku sudah telanjang bulat.

“Kamu telanjang juga dong…”bisikku. Dia juga seperti tergesa-gesa membuka pakaiannya sampai bugil. Warna kulit kami sangat kontras. Hitam-putih.

“Kamau jangan tergesa-gesa dong. Ayo isap tetek ibu dulu sepuasmu,” kataku. Dia mulai mengisap tetekku dan aku mengelus-elus puunggungnya Kemudian aku meminta menjilati vaginaku. Dia menatapku.

“Heh… menjilat aja gak berani. Laki-laki apa kamu?” aku sengaja menghejeknya dan memojokkannya. Lagi dia tatap wajahku di keremangan lampu.

“Ayo dicoba. Berani gak?” tanyaku. Aku menelentangkan tubuhku di atas meraja makan dan mengangkangkan kedua kakiku.

“Ayo… kalau kamu laki-laki!” tantangku mengecirkan dirinya. Dia mendekat. Mungkin tersinggung sekali atas ejekanku. Kutangkap kepalanya dan kuarahkan mulutnya ke vaginaku.

Dia mulai menjilati vaginaku. Aku mengajarinya, bagaimana cara menjilat dan apa yang harus dijilat.

Aku memang sudah mencuci bersih vaginaku dan pada bulunya aku semportkan sekali farvun, hingga membuat aromanya jadi nano-nano.

Makin lama jilatannya semakin bagus dan aku meminta dia mempertahaqkankan jilatan seperti itu. Aku mulau menikmatinya sampai akhirnya aku orgasme. Kasihan Joko, dia belum orgasme.

Aku turun ke lantas dan merebahkan diriku di lantai hanya dengan beralaskan komonoku yang kukembangkan. Jokopun menindih tubuhku dari atas dan memasukkan penisnya.

Lain orang lain sifatnya. Joko kelihatannya semuanya mau cepat dan buru-buru serta sedikit kasar. Tapi aku suka pada kekasarannya, karean tusukannya dalam vaginaku menjadi lebih keras.

Aku berpura-pura kewalahan, walau sebenarnya aku sudah orgasme. Lama kelamaan aku jadi menikmatinya juga. Aku tahu, sebentar lagi Joko pasti akan orgasme.

Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku pun mulai mengimbanginya dan mencari kenikmatanku.

Akhirnya aku mendapatkannya. Aku mempertahankan goyanganku dan mengimbangi kekasaran Joko. Kami mendapatkan puncak yang kami nikmati. Joko melepaskan spermanya.

Saat berkali-kali dia melepaskan spermanya,. dia mau mencabut penisnya. Aku menahannya dewngan menjepitkan kedua kakiku di pinggangnya dan aku mengonggoyangnya dari bawah, sampai aku orgasme.

Kusuruh Joko mencuci penmisnya di kamar mandi sementara aku ke kamarku mengambil uang. Saat dia mau keluar dari rumah, aku menyelipkan uang itu ke tangannya. Rp. 20 ribu.

“Terima kasih banyak ya Bu…” katanya berkali-kali. Nampak dia senang sekali menerima uang Rp. 20.000 itu. Mungkin dalam pikirannya, sudah dapat ngentot, dapat uang lagi.

Baginya takaran Rp. 20.000 itu sudah cukup besar. Sejak itu, saat aku membutuhkannya aku cukup membisikkan padanya saat kami berpapasan. Kemudian kami pakai jadwal Selasa dan jumat malam.

Tak ada yang tahu. Joko pun sudah pintar dengan berbagai versi untuk memuaskan dirinya . Dia merasa dia memuaskan dirinya, karena dia tidak pernah tahu, kalau apa yang kuajari padanya, sebenarnya untuk memuaskan diriku.

Aku tersenyum saat aku mendapat bisikan dari seorang teman yang bertanda kerumahku. Mulanya aku tak percaya, kalau seorang anakberusia 13 tahun sedang mengintipku.

Tapi setelah menyaksikan sendiri, aku baru percaya. Dia adalah Dullah. Nama lengkapnya aku tidak tau. Tapi apa perduliku dengan nama lengkapnya.

Aku pun tersenyum lagi setelah aku melihatnya mengintipku. Aku memang duduk sembarangan dan daster miniku membuat pahaku tersingkap.

“Boleh juga, tuh. Iseng-iseng berhadiah” kata temanku mengggodaku. Aku membantahnya. Tak mungkin aku menggoda anak kecilberusia 13 tahun, walau tubuhnya tingi dan sedikit kurus, berkulit putih mulus dengan rambunya yang lurus.

Setelah temanku pulang, malah pikiranku kacau. Aku melihat keberanian anak itu, mengintipku dari jarak lima meter.

Kembali aku tersenyum. Apa mungkin, aku akan bermain sex dengan anak itu? Kerjanya terus menerus main sepeda mini, memutar-mutar sepedanya seperti akrobat? Hal ini membuat pikiranku menjadi kotor.

Kenapa tidak? Boleh coba kan, batinku.

Kuangkat kakiku dan aku memperlihatkan pahaku yang mulus, antara kelihatan celana dalam dan tidak. Aku mengukurnya.

Jelas kulihat matanya melirik dan aku tersenyum padanya. Eh… anak ini malah membalas senyumku.

Aku pun melambainya agar datang. Dengan cepat sepedanya, dirapatkannya ke halaman rumahku. Dengan tak gentar dia datang dan bersapa.

“Ada apa tante?”

“Kalau aku suruh membelikan sesuatu mau gak?” tanyaku. Dia mengangguk. Kuminta dia membeli gado-gado dua bungkus.

Dia adalah anak seorang supir dengan kehidupan yang pas-pasan. Dengan cepat dia melarikan sepedanya. Tak lama dia kembali membawa dua bungkus gado-gado.

Kuajar dia memasukkan sepedanya ke dalam rumah dan kubawa dia masuk. Kami duduk di taman belakang rumahku, memakan gado-gado. Sembari makan, aku memasang aksi, memperlihatkan pahaku sampai ke pangkal pahaku.

Kulirik, dia mulai gelisah. AKu tahu dia mulai horney. Dalam hati aku tersenyum.

Usai makan, kusuruh dia mandi ke kamar mandi yang bersih. Anak ini mau saja.

Usai mandi, aku memanggilnya. Langsung kupeluk dan aku tau dia terkejut. Kucium bibirnya, membuat dirinya semakin terkejut.

“Kamu terus mengintip paha tante, kenapa sekarang kamu justru jadi ketakutan?” tanyaku lembut. Dullah diam saja.

“Ah… kamu ini seperti tidak laki-laki saja. Buktikan dong, kalau kamu anak laki-laki,” serangku merendahkan harga dirinya. Lagi-lagi dia diam.

Kutanya sekolahnya. Katanya, jia sekolah terus, seharusnya dia sudah kelas dua SMP. Aku tersenyum dan berjanji akan menyekolahkannya.

Kuraba kemaluannya dari balik celananya. AKu merasakan sesuatu yang mengeras. Tapi Dullah menarik dirinya. Untung aku masih memeluknya dan tak kubiarkan dia lepas.

Aku takut dia bercerita kepada orang lain, jadi dia harus aku tuntaskan. Tentu dengan rayuan mautku, aku berhasil melapas celananya. Langsung kukulum burungnya ke dalam mulutku dan dia mulai merasakan enaknya.

Aku mulai menyatakan diriku berhasil. Sembari mengulum burungnya, aku melepas celana dalamku.

Setelah lepas, aku membimbingnya untuk tidur di lantai. Kukankangi tubuhnya dan kutuntun burungnya ke dalam lubang nikmatku.

Aku melihat dia mulai menutup matanya, untuk menikmati kehangatan liangku. Perlahan aku memainkannya  dari atas. Dan… aku merasakan spemanya dalam liangku.

Busyet…. batinku. Tapi aku tersenyum, tak mau membuatnya kecewa. Jurus maut kembali aku mainkan, dengan memuji-mujinya setinggi langit.

“Tak sangka, kalau kamu benar-benar seorang laki-laki perkasa,” pujiku. Dia tersenyum.

“Bagaimamna enak?” sapaku, saat kemaluannya mengcil dan meluncur keluar dari liangku. Lagi-lagi dia tersenyum dan tertunduk, tak berani menatapku.

“Jangan malu, dong. Kamu ini kan sudah jadi laki-laki sempurna?” pujiku lagi.

Setelah membersihkan diri di kamar mandi, aku memberinya uang Rp. 10.000,- Aku melihat dia sangat senang menerimanya. Kami buat sumpah, kalau Dullah, tak boleh bercerita kepada siapapun. Jika dia bercerita, maka dia akan ditangkap polisi.

Dullah mengangguk. Aku minta Dullah untuk datang lagi besok sore dan kami boleh buat kenikmatan lagi. Dia setuju. Saat keluar dari halaman rumah, langsung dia larikan sepedanya sekencang mungkin.

Dullah sudah mondar-mandir di halaman rumahku. Aku beru ingat, kalau kemarin, kami berjanji. Cepat kubuka pintu rumah dan aku mengedipkan mataku. Matanya celingak-celinguk melihat sekitar.

Setelah dia merasa aman, dia langsung memasuki rumahku dengan sepedanya. Dengan sigap pula dia menutup pintu dan menguncinya.

Aku tersenyum. Anak pintar bisikku dalam hati. Kali ini, Dullah, justru sudah mandi dan bersih. Aku mencium aroma lifebuoy dari tubuhnya.

Uuuhhh… senyumnya mengembang. Langsung dia kupeluk. Pujianku kembali mengumbar.

“Kamu hebat. Kamu laki-laki perkasa yang hebat. Luar biasa…”pujiku. Dia tersenyum. Aku duduk di kursi makan dan kupeluk dirinya yang masih berdiri lali kucium bibirnya.

Aku mengajarinya, bagaimana mengulum bibir dan lidah dipermainkan dalam mulut. Aku mengajarinya, bagaimana mengemut tetekku.

Terakhir aku mengajarinya, bagaimana menjilati memekku dan mengemut kentitku. Ada satu jam lamanya aku mengajrinya.

Aku naik ke meja makan dan menelentangkan tubuhku. Aku minta dia menjilati memekku dan mempermainkan klentitku. Sampai aku orgasme.

Setelah aku puas, aku trurun ke lantai dan kuminta dia menaiki tubuhku dan menuntun burungnya memasuki liangku.

Dullah mengentotku dari atas sembari kuarahkan mulutnya untuk mengemut pentik tetekku. Kubisiki dia, agar tak buru-buru. Agar dia menikmati setiap genjotannya.

Akhirnya aku pun tak mampu membendung nikmatku. Aku mencari dan terus mencari nikmatku sendiri, karena aku takut didahului olehnya. Aku pun menemukannya dan menjepit sekuatku pinggangnya dengan kedua kakiku.

Aku merasakan spermanya yang hangat dalam liangku. Kami berpelukan dan kami mendapatkan kenikmatan kami.

Lagi-lagi aku menyerahkan uang Rp. 10.000,- padanya. Tiga kali seminggu dia datang untuk memuaskan dirinya dan mendapatkan uang Rp. 10.000 dariku.

Sampai suatu hari ibunya datang dan mengucapkan terima kasih padaku, kalau aku begitu menyayangi Dullah dan ibunya malah bersedia, kalau Dullah boleh tinggal di rumahku untuk membantu-bantu di rumahku.

Mulanya darahku terkesiap juga, tapi setelah semuanya lancar aku pun senang. Jadi Dullah tingal di rumahku dan aku membaiayai sekolahnya

Saturday, March 28, 2020

Pengalaman Seks Anik Yang Malang


Kasir4D Anik terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi.

Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMU.

Anik adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-15.

Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B.

tak heran Anik selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Anik belum menjatuhkan pilihannya.

Alasannya cukup klasik, “Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan..” begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Anik, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal.

Anik mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.

Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Anik sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya.

Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya.

Anton (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Mita.

hari itu mengajak dua rekannya (Iwan dan Tejo) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Anik, Togel Online

karena Anton yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Anik.

Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Anton dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Anik akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya.

Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Anik gugup dan terjatuh dari motornya.

Anton yang berada di dalam mobil beranjak keluar.

“Hai Mit.., jatuh ya..?” kata Anton dengan santainya.

“Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?” hardik Anik dengan wajah kesal.

“Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar..” kata Anton yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.

“Ntar apa..?” potong Anik yang masih dengan wajah kesal.

“Ntar gue perkosa lo..!”

“Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!” bentak Anik.

Air mata di pipinya mulai menetes karena Anton tetap menghalangi jalannya.

“Anton please.., minggir dong..!” pintanya sudah tidak sabaran lagi.

Anton mulai mendekati Anik yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini.

Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Anik yang membuatnya pingsan seketika.


Rupanya Iwan yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.

“Ayo kita angkut dia..!” perintah Anton kepada teman-temannya.

Singkat cerita, Anik dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota.

Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.

Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman.

Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Anton.

Anik mulai ketakutan memandang sekelilingnya.

Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya.

Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang.

Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Anik.

Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Anik.

Setelah menelanjangi Anik sehingga Anik benar-benar bugil.

Sekali sentak Iwan menjambak rambut Anik dan menariknya, sehingga tubuh Anik yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Iwan.

“An.., lo mau gue apain nih cewek..?” kata Iwan sambil melirik ke arah Anton.

https://bit.ly/kasir4d

“Terserah deh.., emang gue pikirin..!”

Iwan menatap sebentar ke arah Anik yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, “PLAK..!” tamparan Iwan melayang ke pipinya.

Anton dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat.

Anik yang terduduk di lantai karena dicampakkan Iwan kembali menerima perlakuan serupa dari Anton yang kembali menjambak rambutnya.

hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Anik dalam posisi telentang.

Teman-teman Anton memegangi kedua tangan dan kaki Anik, sedangkan Anton duduk tepat di atas kedua payudara Anik.

Penis Anton yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Anik.

“Ayo isep kontol gue..!” bentak Anton tidak sabaran.

Karena Anik tidak juga membuka mulutnya, Anton menampar Anik berkali-kali.

Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Anik mulai terbuka.

Tanpa ampun Anton yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Anton nampak di tenggorokan Anik.

Anton mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Anik selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Anik untuk bernafas.

Anik kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Anton bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya.

Selang beberapa saat, Anton mengeluarkan penisnya dari mulut Anik, dan segera diganti oleh Penis Iwan yang panjangnya hampir 20 cm.

Tejo yang sedari tadi memegang kaki Anik mulai menjalankan aksinya.

Paha Anik ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke vagina Anik.

Penis Tejo yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus vagina Anik yang memang sangat sempit, karena masih perawan.

Tetapi Tejo tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam vagina Anik dan tidak berapa lama Anik tampak meringis kesakitan.

tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Iwan yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya.

Tejo memaju-mundurkan penisnya ke dalam vagina Anik dan nampak darah mulai menetes dari vagina Anik.

Keperawanan Anik telah dikoyak Tejo.

Iwan yang tidak puas akan “pelayanan” Anik nampak kesal.

“Ayo isep atau gue cekik lo..!” bentaknya ke arah Anik yang sudah dingin pandangannya.

Anik yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Iwan.

Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Iwan.

“Ayo cepat..!” kata Iwan lagi.

Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Anik menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Iwan, tetapi Iwan rupanya tidak mau perduli.

Anik melingkarkan tangannya ke pinggang Iwan, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Iwan.

Hampir 30 menit berlalu, Iwan hampir ejakulasi, rambut Anik ditarik ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas.

Iwan mencabut penisnya dari mulut Anik.

“Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!” bentaknya lagi.

Anik membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar.

Iwan memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Anik dan,

“Ah.., crot.. crot.. crot..!” sperma Iwan yang banyak masuk ke mulut Anik.

“Telan semuanya..!”

Anik terpaksa menelan semua sperma Iwan yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya.

Tejo yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari vagina Anik dan merangkat ke atas dada Anik dan bersamaan dengan Iwan mencabut penisnya dari mulut Anik.

Tejo memasukkan penisnya ke mulut Anik sampai habis masuk hingga ke tenggorokan anik.

Dan, “Crot.. crot.. crot..!” kali ini sperma Tejo langsung masuk melewati tenggorokan Anik.

Anton yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Tejo, hanya saja Anton menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Anik.

Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Anik sehingga baik Anton, Tejo dan Iwan dapat merasakan nikmatnya vagina Anik dan hangatnya kuluman bibir Anik yang melingkari penis-penis mereka.

Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Anik yang tadinya masih polos itu.

Sebelum meninggalkan Anik sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Anik yang dipergunakan untuk mengancam Anik seandainya buka mulut.

Photo-photo tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Anik jika memang benar-benar Anik melaporkan hal tersebut ke orang lain.

Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman.

Anik terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Anton dan kawan-kawan sampai belasan kali.

Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Anik diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya.

Sungguh malang nasib Anik

Thursday, March 26, 2020

Pengalaman Seks Dengan Ibu Dosen yang Lagi Sange


Kasir4D Cerita ini terjadi saat saya masih duduk dibangku kuliah dulu. Saya termasuk orang yang pemalu dan tidak banyak teman wanita.

Cerita dewasa ini mulanya begini, pada waktu ujian tengah semester, saya dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, umurnya sekitar 26 tahun.

Dosen tersebut juga lulusan dari perguruan tinggi sama.

Dipanggil ke rumahnya dengan maksud saya diminta untuk mengurus keperluannya, karena dia akan pergi ke luar kota. Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam.

Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik).

Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.

Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak.. ibu dosenku itu memakai gaun tidur yang tipis, sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar.

Saat saya perhatikan, dia ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun.

Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.

Sewaktu saya sedang memperhatikan Dosen saya itu, saya kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari tadi memperhatikan saya.

Sesaat saya jadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya pada saya, dan selanjutnya ia memberikan minuman pada saya.

Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan sama seperti dosen saya ukurannya juga besar.

Kemudian dosen saya yang sudah duduk di depan saya berkata, (mungkin karena saya melihat belahan dada pembantu itu) Kamu pingin ya nyusu sama buah dada yang sintal..?

Saya pun tergagap dan menjawab, Ah enggak kok Bu..!

Lalu dia bilang, Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.

Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, Oh.., boleh juga tuh Bu..!

Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.

Saat kami masuk, ia berkata, Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!

Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya.

Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, Nggak ada apa-apa kok Bu..!

Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku.

Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar.

Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya besar dam masih keras.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya.

Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.

Kemudian saya berkata, Kenapa Ibu membuka baju..?

Ia malah berkata, Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.

Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya.

Saya hisap hingga ia merasa kegelian.

Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.

Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)

Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan saya.

Ah.. ahh Bu enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..! desah saya.

Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya.

Saya juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya.

Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.

Saya terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari saya.

Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..! katanya.

Baik Bu..! jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.

Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..? tanya saya.

Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya. jawabnya.

Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata, Ohh ohhh besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..?

Apa yang dimaksud dengan Kasir4D ?
Untuk jelasnya silahkan kunjungi :
Kasir4D , Agen Togel , Bandar Togel , Casino Online Terpercaya
 

Ah nggak kok Bu.. jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.

Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya.

Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan saya sudah masuk setengahnya.

Ohhh ohhh Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..! katanya memohon.

Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.

Oohh pssfff aha hhah.. ah desahnya yang diikuti dengan teriakannya, Oh my good..! Ohhh..!

Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk.

Tidak sampai semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.

Oh Andre, Ibu keluar terasa hangat dan kental sekali cairan itu.

Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya.

Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi, Crep.. crep.. sleppp.. slepp.. sangat keras.

Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.

Saat itu saya sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Togel Online

Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami).

Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya maju mundur di liang vagina dosen saya.

Saya juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini melihat wanita masturbasi.

Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh dosen saya pindah ke atas saya sekarang.

Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.

Aha.. ha.. ha ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.

15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.

Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme. batin saya.

Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali.

Ia di atas meja, sedangkan saya berdiri di depannya.

Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.

Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..! katanya.

Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini.

15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.

Ah Andre, aku keluar, ah ah ahhh nikmat..! desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.

Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya.

Ia berharap agar di bath-tub itu saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang saya berikan.

Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami.

Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang.

Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).

Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen saya dan yang pertama bagi saya.

Oh Andre, aku mau keluar lagi..! katanya! Casino Online

Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.

Oh Andre, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali.

ini pertama kalinya bagiku Andre.

Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak sama sekali. ujar dosen saya.

Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana.

Di luar ruang kerjanya, saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya.

Karena melihat tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan bila saya dapat bersetubuh dengannya.

Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D.

Akhirnya saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya.

Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya dengan majikannya.

Saya langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu.

Saya mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya.

Saya mencium dan menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan lebat itu.

Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami.

Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya.

Terbukti saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing.

Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah jam.

Saya pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya saya merasakan bercinta dengan wanita

Wednesday, March 25, 2020

Pengalaman Seks Dengan Pembantu Adikku Yang Mulus


Kasir4D Nаmаku Bily, аku аdаlаh ѕеоrаng kеturunаn Jawa – Belanda dаri kakekku.

Kiѕаh уg аku сеritаkаn ini аdаlаh kisah dimаnа аku ѕеdаng liburаn di Bali.

Aku сukuр bаnуаk kеnаngаn di kоtа ini kеbеtulаn jugа dulu аku kuliаh di kоtа ini.
Sеkаrаng аku tеlаh luluѕ dаn bеkеrjа di bаli ѕеbаgаi brаnd mаnаgеr hоtеl bintаng 4.

Sеtibа dibаndаrа, аku lаngѕung mеnghubungi adikku уg mеmiliki rumаh diBali.

Rina аdаlаh adikku seorang ibu mudа аtаu tераtnуа реngаntin bаru lаh…

“hаllо Rina… Aku Bily udаh ѕаmре Bali nih, ѕеkаliаn jеmрut аku dibаndаrа уа…

“оk mаѕ bеntаr аku mеlunсur” jаwаb Rina.

Iа tetap mеmаnggilku mаѕ sekalipun sudah cukup lama tinggal di Bali .

Sеkеdаr gаmbаrаn Rina ini mеmiliki tubuh ѕеkѕi.

Kulitnуа kuning lаngѕаt dеngаn buаh dаdа уg mоntоk tidаk tеrlаlu bеѕаr ѕеrtа раntаtnуа уg ѕungguh bаhеnоl dаn kеnсаng.

Dаlаm wаktu 15 mеnit kеmudiаn аku ѕudаh dijеmрut.

“Bаgаimаnа mаѕ kаbаr nуа…? Tаnуа Rina,

“Bаik2 аjа lаh, duhh gimаnа nih kаbаrmu jаdi реngаntin bаru hеhеh… Gоdаku…

”ihhh араn ѕih mаѕ ini, уа аku tеtар bаik-bаik аjа lаh mаѕ..” diа bеruсар ѕаmbil tеrѕеnуum mаniѕ kераdaku.

Ku аkui Rina bеgitu mеnggоdа di uѕiа уg kе 24 tаhun ini, iа dulu уаng tеrkеnаl ѕukа gоntа-gаnti соwоk tеrnуаtа kini mаu mеnikаh jugа…

Hmmmm раѕti lаgi ѕеnеng-ѕеnаngnуа ML tuh” рikirku dаlаm hаti Sеѕаmраi di rumаh Rina, аku turun… ! lаlu аku di аntаr kе kаmаr tаmu уаng аdа didеkаt kаmаr Rina.

“Suаmi kаmu kеmаnа Rina…? Tаnуаku

“Lаgi реrgi kеrjа mаѕ раling ntаr ѕоrе рulаng kоk” jаwаbnуа.

Sеtеlаh itu аku mаndi dаn ѕеjеnаk tidur ѕiаng hаri аgаr ѕtаminаku tеrkumрul lаgi.

Pаdа ѕоrе hаri аku tеrbаngun, ku dеngаr аdа оrаng bеrbinсаng di ruаng tеngаh.

Kеtikа аku kеluаr kаmаr Rina lаngѕung mеmаnggilku..

”Mаѕѕ nih ѕuаmiku dаh рulаng, “Pаh ni ѕаudаrаku dаri bаli уаng аku сеritаin itu lоh.

Aku рun mеndеkаtinуа” hаi Mаѕ, Aku Bily, mааf gа biѕа hаdir kеmаrin dаlаm реrnikаhаn kаliаn kаrеnа ku lаgi kе Belanda” kаtаku

Ouuhhh уа mаѕ реrkеnаlkаn jugа, Aku ѕuаmi Rina nаmаku Rоni” jаwаb ѕuаmi Rina.

Sеtеlаh itu kаmi bеrtigа bеrbinсаng hinggа hаri mеnjеlаng mаlаm.

Inginуа ku kеluаr dugеm tарi еntаh kеnара bаdаn tеrаѕа сареk. Jаdi аku раmit раdа mеrеkа buаt tidur ѕаjа.

Kеtikа dikаmаr mаlаh mаtаku ѕulit tеrреjаm. Hаri ѕеmаkin lаrut.

tibа-tibа dаri kаmаr ѕеbеlаh kudеngаr rintihаn dаn tаwа сеkikikаn ѕераѕаng kеkаѕih.

Ku tаu bаhwа itu kаmаr Rina, аku jаdi tеrраnсing untuk mеlihаt ѕеbеrара раnаѕ реrmаinаn mеrеkа…

Hmmm… livе dаn grаtiѕаn lаgi” рikirku dаlаm hаti

Lаlu аku mеnсоbа mеngintiр mеrеkа dаri vеntilаѕi аtаѕ рintu.

“Ahhh…. Pаh сераt dоnk iѕер уаng kuаt Hmmm… Aааrrgghhhhh…”

kulihаt раhа Rina tеrkаngkаng dеngаn vаginа уаng ѕеdаng diсiumi ѕuаminуа, tаnра mеnjаwаb Rоni tеruѕ ѕаjа mеnjilаti vаginа Rina уаng bеrwаrnа mеrаh jаmbu.

Mеlihаt itu dаrаh ku ѕungguh bеrgоlаk, bеtара muluѕ tubuh Rina уаng рutih bеrѕih dеngаn kераlа mеngаdаh kе аtаѕ ѕаmbil mаtа tеrреjаm mеnikmаti jilаtаn Rоni, lаlu ku lihаt Rоni mulаi mеngаrаhkаn реniѕnуа kе vаginа Rina.

“Ahhhh… Pааhhh… еnаk ѕеkаli Pааhh… Hmmmm… Arrgghhh ! kаtа Rina mеmаnggil ѕuаminуа tаnра ѕаdаr lаgi.

Apa yang dimaksud dengan Kasir4D ?
Untuk jelasnya silahkan kunjungi :
Kasir4D , Agen Togel , Bandar Togel , Casino Online Terpercaya

Gоуаngаn dеmi gоуаngаn kulihаt hinggа Rina dаn Rоni еjаkulаѕi ѕесаrа bеrѕаmааn mеnikmаti оrgаѕmе mеrеkа.

Gаrа-gаrа itu, Aku jаdi tеrаngѕаng hеbаt mеlihаt аkѕi mеrеkа, lаlu аku ѕingkirkаn kurѕi kе tеmраt ѕеmulаnуа dаn реrgi kеdарur mеngаmbil minum.

Entаh kеnара аku jаdi mеrаѕа hаuѕ.

Sаmраi dеkаt kаmаr mаndi juѕtru аku mеndеngаr оrаng уаng ѕеdаng mаndi.

“Siара уаng mаndi mаlаm-mаlаm gini уа? Pikirku.

Kаrеnа реnаѕаrаn kuаmbil lаgi kurѕi untuk mеngintiр dаri сеlаh аtаѕ vеntilаѕi.

Tеrnуаtа уg kulihаt аdаlаh реmbаntunуа Rina уаng ѕеdаng mаndi mаlаm.

Tubuhnуа ѕеkѕi dаn lаngѕing dеngаn рауudаrа lumауаn mоntоk dаn раntаt bеriѕi.

Aku mеnjаdi tеrаngѕаng lаgi mеlihаt itu.

Lаlu dеngаn реlаn-реlаn аku bukа рintu kаmаr реmbаntu itu.

Sеgеrа аku bеrѕеmbunуi di bаlik lеmаri уg tеrdараt сеlаh di dеkаt рintu mаѕuk.

Sаmbil mеndеngаrkаn ѕituаѕi luаr аku lераѕkаn jugа kаоѕku hinggа tinggаl сеlаnа реndеkku ѕаjа.

Aku mulаi mеndеngаr реmbаntu itu mеlаngkаh kе kаmаrnуа уаng hаnуа mеmаkаi lilitаn hаnduk.

Kеtikа diа mеmаѕuki kаmаr lаngѕung рintu аku tutuр dаn ku kunсi, Pеmbаntu itu tаmраk tеrkеjut… Togel Online

“Awwwwww…. kudеkар mulutnуа ѕаmbil kudоrоng kеаrаh rаnjаng, lаngѕung kuѕеrgар mulutnуа dеgаn bibirku, iа tаmраk bеrоntаk nаmun kаrеnа bаdаnku уg bеѕаr mеmbuаt реrlаwаnаnуа tiаdа аrti…

Kuсium dаn kurеmаѕ buаh dаdаnуа уg mаѕih tеrаѕа еmрuk dаn kеnуаl..

“Aаrrrgghhh… Uuuuhhhh… Sѕѕѕhhhh…” реmbаntu itu mеndеѕаh.

Tidаk tеrdеngаr jеlаѕ kаrеnа сiumаnku di bibirnуа tеruѕ kulаkukаn.

Akhirnуа lаmа-lаmа iа tаmраk раѕrаh, Lаlu ѕаmbil mеnсium dаn mеrеmаѕ dаdаnуа аku lераѕkаn jugа сеlаnаku.

Aku аrаhkаn bаtаng реniѕku kе lubаng vаginаnуа.

“Aаrrrgggghhhh…” dеѕаhаn реrtаmаnуа mulаi tеrdеngаr, mаtаnуа jugа mеnjаdi ѕауu mеnеrimа реniѕnуа mаѕuk kе lubаng vаginаnуа.

“Mаѕѕѕ… idiiihh kеnара mеmреrkоѕаku Mаѕѕ… ааhhhh… реlаn-реlаn jugа ѕаkit nih mаѕ” uсар реmbаntu itu

Vаginаnуа tаmbаh lаmа tаmbаh bаѕаh dаn реniѕku kiаn lаnсаr ѕаjа mеnуоdоk vаginаnуа, аkhirnуа реmbаntu itu mеmеluku еrаt-еrаt dеngаn mеnggоуаngkаn рinggulnуа

“ аhhhh… Mаѕ gеdе bаngеt, аnuku gаk kuаt tаhаnnуа” uсар реmbаntu itu.

Akhirnуа diа mulаi tеrbаwа ѕuаѕаnа, lаlu kurаѕаkаn vаginаnуа bеrdеnуut-dеnуut, mеnаrik-nаrik bаtаng реniѕku уаng ѕеrаѕа di gigit оlеh dаging уаng еmрuk.

Aku mаѕih tеtар fоkuѕ tеruѕ mеnuѕuk vаginаnуа dеngаn kесераtаn tinggi. di tаmbаh jugа dеngаn роѕiѕiku уаng аkаn mеnсараi оrgаѕmе.

Tеtарi, tаk lаmа kеmudiаn… Casino Online

Crооt… Crоооtt… Crоооt..” ѕреrmа itu munсrаt ѕеbаgiаn kе dаlаm lubаng vаginаnуа dаn kе реrutnуа ѕеbаgiаn.

Aku jugа tidаk ѕаdаr bаhwа реniѕku аkаn сераt ѕеkаli mеnсараi оrgаѕmе ini.

Awаѕ… Awаѕ… !!! uсар реmbаntu саntik itu

Huѕѕѕѕtttt…” uсарku mеnutuр mulutnуа ѕuрауа tidаk tеrdеngаr kеluаr

Aku bеnаr-bеnаr рuаѕ dеngаn vаginа реmbаntu уаng mаѕih ѕеmрit itu, ѕаmbil tеrѕеnуum ku сium bibirnуа “tеrimаkаѕih уа ѕауаng” kаtаku,

dаn tidаk kеtinggаlаn рulа mеnitiр реѕаn ѕuрауа diа tidаk mеmbiсаrаkаn hаl ini kераdа оrаng lаin аtаuрun kераdа Rina уаng ѕеbаgаi ѕаudаrаku.

Sеtеlаh itu аku kеluаr dаri kаmаrnуа.

dаn iа hаnуа mеnаtарku реrgi kеluаr bеgitu ѕаjа ѕаmbil tаtараn mаtаnуа уаng ѕауu.

Sеmuа bеrаkhir bеgitu ѕаjа, tidаk аdа tаndа-tаndа реmbаntu itu аkаn mеngаdu kераdа mаjikаnnуа.

Atаu mungkin diа jugа mеrаѕа еnаk аkаn ѕеrviсе ѕеx ku уаng mеnggаirаhkаn,

Tuesday, March 24, 2020

Pengalaman Seks Ijinkanku Menjamahmu Sekali Saja


Kasir4D Perkenalkan namaku Sutiono namun teman-teman biasa memanggilku dengan sebutan Tio, biar keren menyesuaikan dengan fisikku yang rupawan.

Saat ini umurku 21 tahun, tinggi 173cm, berat 65kg, hidung mancung, kuning langsat dan berwajah cukup manis terlebih gigiku juga gingsul.

saat ini aku hanyalah seorang pengangguran karena aku memang tidak mau kuliah meskipun ort uterus memaksa bahkan dengan iming-iming sebuah mobil.

Praktis tanpa adanya kegiatan membuat imajiku mersemi, aku sering menghayal, berandai-andai dan membayangkan sesuatu yang jauh dari akal tidak terkesuali dalam urusan sex.

Untuk masalah sex biasanya aku lakukan dengan coli sambil menonton bokep, phone sex atau membayangkan seseorang karena pacarku memang jauh diluar kota.

Salah satu obyek favoritku dalam berimaji adalah Mbak Fitri yang tak lain adalah tetangga sebelah rumahku sendiri.

Umurnya sekitar 25 tahunan, tinggi 160an, kulit putih bersih, hidung mancung, rambut lurus sebahu dan berwajah cukup manis serta imut bertolak belakang dengan toketnya yang super jumbo (mungkin ukuran BHnya 36C).

Dia sudah menikah sejak berumur 20 tahun atau sesaat setelah lulus SMA dan kini dikaruniai seorang anak yang berumur 3 tahunan.

Meski begitu, bodi dan penampilanya masih terjaga bahkan melebihi bodi remaja yang ada di daerahku, karena dia memang suka beraerobik.

Sementara suaminya bernama Wawan (35tahun) dan bekerja di sebuah kapal penyeberangan sebagai seorang teknisi serta sebulan sekali pulangnya.

Setiap pagi dan sore aku selalu standby di dalam kamar yang berada dilantai 2, berbugil ria sambil memaju mundurkan kocokan di kontol sambil memandangi tubuh seksi Mbak Fitri yang berpakaian mini nan press body berlenggak-lenggok mengikuti irama music di headphone-nya.

Bisa di bilang aku selalu rutin coli minimal dua kali dalam sehari hingga membuat kontolku jadi kekar dan kasar meskipun panjangnya standart (panjang 16cm dan diameter 3,5cm) kecuali dibagian ujung bekas jahitan waktu di sunat ukuranya lebih besar.

Banyak yang bilang menghayal dan membayang adalah temanya setan, karena tidak mau berusaha namun memimpikan sesuatu yang lebih alias bermimpi di siang bolong.

Namun semua itu tidak sepenuhnya benar, salah satu contohnya adalah aku meskipun itu satu diantara beribu.

Hal itu bermula saat ada kabar mendadak dari keluarga suaminya, dimana mengharuskan Mbak Fitri untuk secepatnya pergi kerumah mertuanya karena Ibunya Wawan sedang sakit keras.

Karena tidak bisa naik motor maka diapun memintaku untuk mengantarkan ke rumah mertuanya siang itu juga.

agar lebih cepat, diapun memintaku mengambil jalan pintas yang melewati sebuah kawasan hutan dengan jalan yang berbatu.

Jujur sebenarnya aku ogah banget begitu mengetahui melewati jalan itu karena sudah rusak parah, cukup sepi dan jauh dari perumahan penduduk, namun karena Mbak Fitri merengek dan memohon akupun menyanggupinya.

Pada akhirnya firasatku terbukti, tepat disaat berada di tengah hutan tiba-tiba ban motorku kempes dan memaksa kami untuk berjalan sambil menuntun motor dengan kondisi jalan naik serta berbatu.

Untung ada pemandangan yang sangat indah di depan mataku sehingga mampu mengikis rasa kesal dan sesalku yakni tubuh Mbak Fitri yang dipenuhi peluh sehingga membuat bajunya sedikit basah dan menampakan tali BH dan CDnya meskipun samar-samar.

Maklum ajalah dia berjalan sambil menggendong anaknya yang saat itu sedang menangis.

Diluar dugaan, ban kempes itu bukan akhir dari kesengsaraan kami melainkan menjadi sebuah awal yang buruk bagi Mbak Fitri.

Setelah hampir 40 menit berjalan kami memutuskan untuk sejenak beristirahat di sebuah Pos Perhutani yang sepertinya sudah terbengkalai.

Lumayan bisa beristirahat sejenak untuk mengambil nafas dan mengamati tubuh Mbak Fitri dengan lebih fokus, gumamku dalam hati sambil terus-terusan mencuri pandang.

Namun tak berapa lama datang 4 orang yang berboncengan dengan mengendarai 2 buah sepeda motor, sepertinya pemburu karena mereka membawa senapan angin.

Awalnya mereka berbasa-basi ingin membantu kami namun entah apa yang terjadi, satu diantara mereka berbuat tidak senonoh setelah melihat toket jumbo Mbak Fitri pada saat ingin menyusui anaknya.

Sebenarnya anaknya mengkonsumsi susu formula namun karena habis dan terus menangis maka Mbak Fitri berinisiatif memberikan ASInya.

Spontan akupun marah dan mendorongnya hingga jatuh terjerembab ketanah, namun sedetik kemudian kedua temanya memegangi aku dan seorang lagi menendang perutku hingga membuatku terjungkal memuntahkan air yang baru saja kuminum.

Melihat aku yang sudah tidak berdaya, merekapun semakin menjadi mengerjain Mbak Fitri tanpa memperdulikan anaknya yang menangis histeris.

Dengan sebuah pisau salah seorang pemburu itu memaksa Mbak Fitri untuk membuka toketnya lebar-lebar dan langsung menyambarnya dengan remasan-remasan kuat hingga membuat Mbak Fitri meringis kesakitan.

Aku yang merupakan pengagum Mbak Fitri sekaligus memendam rasa cinta mendadak menjadi seorang pemberani dan kembali melakukan perlawanan dengan berlari menabrakan diri kearah lelaki itu hingga kembali membuatnya terjatuh.

Usahaku menjadi seorang pahlawan cukup berhasil karena Mbak Fitri langsung menyambutku dengan pelukan hangat dan erat.

O0o mau menjadi pahlawan ya? Kata orang yang aku tabrak sambil mengacungkan pisau

udah jangan lama-lama Bro,…penuhi saja keinginanya menjadi pahlawan! Kata seorang lainya

maksudmu apa, jangan ikut campur! Teriak orang itu

harus mati dulu biar bisa di sebut pahlawansahut seorang lagi

Mendengar itu keringat dinginku keluar, kakiku gemetar dan jantungku berdebar membayangkan pisau itu akan menusuk dan memotong-motong aku.

Belum hilang rasa gemetar itu mendadak sebuah motor kembali berhenti di depan Pos itu dan dari penampilanya sepertinya dia teman mereka.

Ternyata yang datang itu lebih dari teman mereka, tetapi Bos atau ketua mereka hal itu aku lihat dari bahasa dan percakapan mereka.

Aku dan Mbak Fitri tetap dalam posisi berpelukan bahkan semakin aku pererat untuk mencuri-curi kesempatan.

Lumayanlah sebelum mati aku bisa sedikit merasakan pantatnya yang bohay dan empuk toket jumbonya.

ngapain kalian mengganggu isteri orang, bagaimana jika dia adalah isteri atau keluarga kalian?? Bentak orang yang baru datang

tapitapi sayang banget kalau wanita secantik itu dicuekin! Kata orang yang aku tabrak

pokonya jika kalian mengganggu suami-isteri itu maka aku akan menembak kalian! Bentaknya

tolong jangan ganggu isteriku, aku mohon ambil saja barang-barang kami jika kalian mau! Kataku memanfaatkan situasi

Orang itu cukup disegani dan dari pembicaraanya itu aku simpulkan bahwa dia cukup menghargai status suami-isteri sehingga mendorongku untuk memanfaatkan kesempatan dengan mengakui Mbak Fitri sebagai isteriku sambil berharap dilepaskan.

Sebuah colekan aku layangkan ke toket Mbak Fitri sebagai isyarat agar dia juga menganggap aku sebagai suaminya, tentu sambil mencuri kesempatan.

Dengan sigap Mbak Fitri menyebut aku sebagai suaminya dan akan berkunjung kerumah mertuanya (ibuku#pura-pura) yang sedang sakit.

Usaha kami cukup sukses, disamping menjamin keselamatan kami dia juga menghukum ke empat orang itu dengan meminta memasangkan roda sepeda motor mereka ke motorku agar kami segera dapat menjenguk ibuku.

om Tio ayo pulang aku takut Om! Kata Anak Mbak Fitri polos

Bagaikan disambar petir, mendadak aku dan Mbak Fitri diam terpaku sambil menutup mulut anaknya, begitu pula dengan mereka yang melotot saling memandang.

Sesaat kemudian orang yang paling belakang datang itu (ketuanya) menghampiri kami dan memukul perutku dengan kuat hingga membuatku kembali tersungkur.

Dengan kata kasar dan makian dia terus memarahiku karena telah menipunya, meski begitu Mbak Fitri tetap aman tak tersentuh karena dia tetap berkomitmen bahwa Mbak Fitri adalah seorang isteri meskipun dia bukan isteriku.

Sepertinya dia anggota Suami-Suami Takut Isteri atau mungkin juga dia memang sangat menghargai wanita sehingga tidak mau menyakiti atau menyentuhnya.

Dan karena itulah dia menghukum kami dengan meminta kami berhubungan intim dengan harapan itu bisa membuat kami berdosa dan merasa sangat bersalah.

Dengan begitu, dia tetap bersih tanpa menyentuh Mbak Fitri namun bisa menghukum.

Tentu saja itu di tentang Mbak Fitri dan kembali memohon ampunan.

Tak lupa akupun berakting menolak ML dengan menyebut bahwa Mbak Fitri sudah aku anggap kakak kandungku sendiri.

Kata-kataku cukup melegakan Mbak Fitri dan membuat ketua pemburu itu terpancing serta berfikir dengan tetap memaksa kami bercinta maka aku akan dihantui bersalah seumur hidupku.

Apa yang dimaksud dengan Kasir4D ?
Untuk jelasnya silahkan kunjungi :
Kasir4D , Agen Togel , Bandar Togel , Casino Online Terpercaya

YES AKU BERHASIL MEMANCING DI AIR YANG KERUH, gumamku dalam hati dengan perasaan senang dan lupa sakit yang kurasakan.

aku hitung sampai tiga jika kalian tidak segera melucuti pakaian kalian dan bercinta maka aku akan membiarkan mereka memerkosa kamu! ancam ketua pemburu itu

udahlah Bos biar aku aja yang mengeksekusi wanita jalang ini! Sambung lelaki satunya

Maaf Mbak, jika memang salah salahkan saja aku, jika berdosa biar aku saja yang menanggungnya! Dari pada mereka berlima mending biar aku sajaaku mohon ijinkan aku menjamahmu!! Kataku membisik ke telinga Mbak Fitri.

apalagi yang kalian bisikan, cepat lakukan! Satuduaaatiiii!!! bentak ketua pemburu sambil mulai menghitung

iyaiya Pak!! Jawabku sambil memeluk Mbak Fitri

Kedua tangan langsung aku daratkan di kedua toket jumbonya yang kenyal dan membulat sempurna hingga membuat mereka semua tergoda.

Sementara bibirku mulai menciumi leher putihnya, menjilat dan juga menghisapnya sambil membisik lirih ke telinganya.

Hemmmm…anehnya aku sangat menikmati permainan itu, aku tak risih terlihat terangsang di depan mereka bahkan terasa semakin menggairahkan bisa memamerkan kebolehanku mencumbu di depan mereka.

Tak lupa aku terus menenangkan Mbak Fitri dengan bisikan-bisikan lirih yang berisi kata maaf dan meyakinkanya bahwa itu memang yang terbaik.

aku memang yang terbaik dan aku akan bertanggung jawab atas semua yang aku lakukan meskipun itu dibawah paksaan dengan akan menikahinya jika dia hamil atau merasa berdosa dengan suaminya.

Mbak Fitri tetap terdiam tanpa jawaban ataupun gerakan balasan, namun perlahan-lahan dia mengurangi penolakanya hingga benar-benar diam karena pasrah.

Emuahemuahemuah ciumanku semakin menjadi dan tiada henti menjelajahi bibir, leher dan dadanya mili demi mili hingga akhirnya membuat tanganya bergetar serta mengepal pertanda dia sedang menahan sensasi nikmat dariku.

Benar saja, begitu tangan terampilku melepaskan ikat pinggang serta memelorotkan celana longgarnya kudapati CDnya sudah basah oleh lendir kenikmatan.

hahahahahaadasar munafik kalian berdua! Tadi ogah-ogahan sekaranga malah ogah berhenti.

Teriak orang itu sejenak membuat Mbak Fitri seperti terbangun dari mimpi basahnya

hahahabenar Bos, mereka terlihat sangat menikmatinya! Kata salah seorang

kenapa berhenti, mau aku tembak?? Kata ketua itu

jika kamu tidak segera melanjutkan maka aku yang yang akan melanjutkanya! Sambung seorang lainya

bagaimana ini Mbak? Tanyaku membisik

terserah kamu Tio, aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Jawabnya pasrah.

tapi aku gak mau NN (anaknya) melihatku begini. Tambahnya

Akupun duduk berjongkok dan sejenak berbincang dengan NN untuk membujuknya agar mau masuk menunggu kami diluar Pos namun dia menolak sambil memegangi kaki Ibunya.

Untung otakku cukup encer untuk hal-hal seperti itu.

aku membujuk NN untuk menunggu Ayahnya di tepi jalan sambil memberikan selembar uang 5000an untuknya membeli es krim jika ada penjual lewat.

Dengan pandangan polosnya dia menatap ibunya yang sudah acak-acakan dan kemudia berlalu dengan keluar Pos untuk menunggu kedatangan Ayahnya sambil duduk di samping motor.

Tio tolong cepat selesaikan ini. Kata Mbak Fitri

kalau anuku langsung dimasukin apa tidak sakit Mbak?? Tanyaku sambil menunjuk kontol

setelah semua ini usai aku ingin bicara banyak denganmu! Katanya

Belum sempat kujawab tangan terampil Mbak Fitri langsung menangkap kontolku yang masih terbungkus oleh celana dan CD serta mengelusnya dengan gerakan seperti mengurut-urut.

Aaaaaahhh mimpi yang sempurna! Pukulan telak di perutku sudah tidak begitu terasa berganti nikmat yang teramat sangat menyebar ke seluruh tubuh.

Bahkan tanpa memperdulikan ejekan dan makian para pemburu itu Mbak Fitri semakin bergerak aktif meskipun matanya tertutup rapat.

Dengan segera dia mengambil posisi jongkok dan langsung memelorotkan celanaku hingga ke lutut. Togel Online

Sluuuuuuuuuuurrpppsluuuuuuuurppp Hisapan Mbak Fitri terasa sangat berbeda, tidak lagi ada beban terpaksa yang kurasakan.

Yang ada hanyalah nafsu, nafsu dan nafsu yang membuat gairahnya semakin terarah pasrah.

Sekilas kulihat Mbak Fitri sangat kagum dengan keadaan kontolku yang terlihat macho dan jantan.

Begitu juga dengan pemburu itu yang tak sungkan memuji ukuran dan bentuk kontolku yang menurutnya sering kupakai ML.

Ingin lebih menghayati hisapan bibirnya, maka akupun mengikuti sikapnya yang memejamkan mata namun tetap mencumbu dan meraba.

Dalam sekejap aku lupa segalanya, lupa sedang disandera oleh para pemburu, lupa berada di tengah hutan dan lupa bahwa Mbak Fitri bukanlah pacar yang selama ini aku rindukan, yang kurasakan hanya nikmat syahwat sejuta watt yang menyengat sekujur tubuhku.

Tanpa sadar akupun menggumam dan mendesah sambil terus memaju-mundurkan kepala Mbak Fitri yang melumat habis kontolku.

uhuuukkkuhuuukkkk..!! suara Mbak Fitri tersedak

hahahadasar wanita jalang, giliran ngisep kontol aja merem-melek sampai tersedak! Kata salah seorang pemburu itu sambil merasa gemes dan meremas toket Mbak Fitri

aduuuhhsakiiittaauuwwhh!! Teriak Mbak Fitri sambil menghindar menuju pelukanku

kamu mau apa? Ayo keluar sekarang juga! bentak kepala pemburu sambil menjambak rambut orang tersebut

kalian jangan macam-macam, lanjutin aja perintah Bos!! Bentak salah seorang kepadaku

iya Pak! Jawabku sambil mendekap Mbak Fitri

kamu gak apa-apa Mbak?? Tanyaku kepada Mbak Fitri

Ketiga orang lainya mengikuti ketua pemburu itu menuju keluar Pos dan aku tidak tahu apa yang terjadi diluar POS karena aku tidak berani keluar dan melihatnya.

Sambil memeluk dan menenangkan isak tangisnya, aku kembali memanfaatkan situasi itu untuk meraih simpatinya dan menuntutnya melanjutkan perintah para pemburu itu untuk ML.

tidak ada kata yang terucap atau anggukan kepala pertanda setuju darinya, namun aku tidak perduli karena nafsuku sudah meninggi.

Dengan atas nama pemburu itu aku memaksa untuk kembali mencumbunya dan mengelus daerah selangkanganya.

Dalam sekejap Mbak fitri kembali menutup mata dan menggigit bibirnya untuk menahan desah dan gairah yang semakin mewabah.

Tak berapa lama akupun berhasil memelorotkan CDnya dan menjamah jembutnya untuk yang pertama kalinya.

WOOWW!!! Teriakku dalam hati mendapati jembutnya berwarna merah alias di beri cat rambut, sangat lebat dan cukup panjang namun tidak terlalu keriting sehingga cukup enak untuk dibelai.

Aksi agresif tanganku yang terus menggesek memek membuatnya kewalahan menahan geli hingga akhirnya diapun meracau lirih sambil meremas pundakku serta sedikit-demi sedikit mundur hingga mentok di sudut dinding Pos itu.

aku masukin ya Mbak, biar cepat selesaikeburu sore! Kataku yang dia jawab dengan anggukan

berbalik Mbakagak nungging sedikit ininya! Kataku menata posisinya

Akupun bersorak gembira karena akan segera menusuk memeknya dengan kontolku yang sudah sangat amat keras sekali.

BLEEEEEESSSSSSSSSSSSSSSSSSSS.sekali hentak kontolku langsung menyeruak bibir memeknya dan melenggang masuk kedalam memeknya yang ternyata masih cukup sempit sama seperti memek pacarku.

Sungguh itu diluar dugaan, karena aku berfikir memek orang yang telah melahirkan anak akan cenderung lebar dan kendur.

Dugaanku salah, memeknya terasa sangat nikmat bahkan melebihi sensasi yang kudapatkan dari pacarku sendiri.

Mungkin yang membuatnya berbeda adalah pengalaman dan hobinya beraerobik.

Remasan, himpitan, urutan dan juga hisapan terasa menyelimuti kontolku yang semakin terbiasa keluar-masuk di memeknya.

PLAKKKPLAAAAKKKKPLAKKK suara becek dan tumbukan pahaku di pantatnya terdengar sangat indah, layaknya melodi surgawi yang mengiringi aksi cabul kami.

Auw..auwwwaaahhh kami meracau bersahut-sahutan tanpa memperduliakan pemburu itu masih ada ataupun tidak.

Dan beberapa saat kemudian pengalamanku yang terbatas begitu jelas terlihat, aku tidak mampu menahan denyutan diujung kontolku hingga akhirnya spermaku menyemprot hebat kedalam memeknya.

CROTCROOT CROOOOTTTTTAAAAAAAAAAAAAAHHHHH teriakan tertahanku membuat Mbak Fitri terkesiap dan membuka mata lebar-lebar sambil meliukan pantatnya mengeluarkan kontolku.

aduuuwwhhh kok dikeluarin di dalam sih, aku sedang subur nih! Katanya terkejut

aku aku gak tahan Mbak! Jawabku sambil terengah

Mbak Fitri tampak semakin terkejut dan menyesal menyadari bahwa sebenarnya para pemburu itu tidak pernah kembali ke dalam Pos sesaat setelah keluar.

Diapun melongok keluar untuk melihat anaknya yang ternyata masih setia menunggu Ayahnya sambil bermain dedaunan di pinggir sepeda motor.

sambil menghela nafas lega diapun kembali fokus pada spermaku yang masih ada di dalam memeknya.

Diapun berinisiatif mengeluarkan spermaku dengan mengangkat sebelah kakinya kebilah jendela sehingga membuat memeknya terlihat merah menganga.

Spontan akupun kembali terangsang dibuatnya dan tanpa izin langsung mengambil posisi duduk berjongkok di depan memeknya.

Sluuurrpppsluuurrrppp dengan segera aku mencium dan menghisap memek beceknya sambil menusukan jari telunjuk kedalamnya, maju-mundur mengorek dalam memeknya.

Mbak Fitri sempat bergidik menolak, namun itu hanya formalitas belaka agar terlihat tetap menolak meskipun hanya sesaat saja.

Karena hanya dalam hitungan detik Mbak Fitri kembali melenguh nikmat meresapi setiap hisapan dan kocokanku. Casino Online

Dan endingnya bisa di tebak, pada akhirnya dia menjambak rambutku dan menuntun kontolku kea rah memeknya.

BLESSSSSSSSSSSAAAAAAHHHH kali ini matanya tidak lagi memejam tetapi menatapku dengan penuh mesra dan berbinar penuh gairah.

Namun sialnya tiba-tiba anaknya datang sambil berteriak-teriak memanggilnya dan menyebut ada sebuah truk yang datang.

Spontan diapun mendorongku menjauhi tubuhnya dan bergegas memakai celana serta merapikan bajunya yang koyak.

Begitu juga denganku yang langsung mengenakan celana dan baju tanpa sempat mengenakan CD.

Dan untuk menutupi bajunya yang koyak akupun memberikan jaketku untuk dipakai.

Ternyata truk itu milik Perhutani yang akan mengambil kayu hasil tebangan menuju kearah rumah mertuanya.

Dengan dibantu beberapa orang motorku dinaikan kedalam bak truk dan kamipun diantar sampai kehalaman rumah mertuanya.

Di depan para keluarga suaminya kami menceritakan baru saja di begal dan dipaksa menyerahkan barang bawaan.

Untung ada anaknya (NN) yang polos membenarkan ceritaku sambil mencontohkan bagaimana aku dipukuL dan di tendAng sehingga mereka tidak berprasangka atau curiga.