Sunday, May 31, 2020

Pembalasan Buat Suamiku


Kasir4D perkenalkan aku ida ( nama samaran ), usia 36 tahun, postur tubuhku saat ini, tinggi 162 cm, berat 85 kg, bra 36 B. aku menikah di usia 21 tahun, dan suamiku berusia 26 tahun. aku menikah dengan suami yg juga seorang pengusaha. beberapa tahun ini suamiku jarang terlihat di rumah karena kesibukannya. dan untuk memenuhi kebutuhan biologis aku sering menyalurkannya dengan masturbasi. saat suami di rumah pun jarang aku mendapat orgasme, dia lebih dulu ejakulasi sebelum aku mencapai orgasme, tidak seperti dulu dia selalu memberiku orgasme. bahkan dia sering menolak berhubungan badan denganku dengan alasan capek, sebagai seorang istri aku pun memakluminya. sampai setahun lalu aku mendapat kabar dari rekan bisnis suamiku bahwa suamiku memiliki simpanan di tiap kota cabang perusahaan nya, mereka memberitahuku dengan sejumlah bukti dan bahkan bersedia mengantarku untuk membuktikannya.

aku pun meluncur ke medan dengan albert, disana dia menunjukkan rumah yg dibeli suamiku sebagai tempat tinggal simpanannya, dan aku pun sempat melihat dengan mataku sendiri suamiku di rumah itu dengan seorang perempuan yg masih muda, info dari albert mengatakan gadis itu berusia 20 tahun. ingin rasanya aku keluar dari mobil dan melabrak mereka, tp albert menahanku dan mengajakku untuk balik ke hotel tempat kami menginap. albert menyarankan supaya aku berpura – pura tidak tahu dan tetap dingin, esok nya krn kesibukan, albert pun pamit ke batam dan perjalananku kulanjutkan dengan rekan bisnis suamiku yg bernama jansen dari medan kami meluncur ke makasar. tanpa membuang waktu kami pun menuju rumah suamiku yg ditinggali simpanannya, jansen sudah akrab dengan rani. dia pun mengenalkanku sebagai istrinya. dari obrolan kami, rani tahu persis dimana posisi suamiku saat ini, hampir emosiku meledak krn dia lebih tahu keberadaan suamiku. tp sebisa mungkin aku tahan. setelah 1 jam kami pun pamit dan sesampainya di hotel aku tak kuasa menahan ledakan tangis, benar – benar tak kusangka suamiku akan begitu tega menghianatiku.

jansen pun menenangkanku, dia memberiku saran untuk tidak menceraikan suamiku. krn suatu kesalahan dan kerugian besar bila aku menceraikan suamiku.

” lebih baik kau balas saja perlakuan dia, janganlah kau cerai. salah langkah itu” kata jansen
” terus sampai kapan aku harus berpura – pura? ” tanyaku
” selama mungkin, seterusnya kalau bisa. toh juga nantinya saat tua dia juga tidak akan pelihara perempuan lagi, kau bisa ganti – ganti lelaki yg kau mau dan hidupmu tetap enak, anak kau juga masih punya bapak” jelas jansen
” aku tidak bisa tidur dengan org yg bukan suamiku ” jelasku
” itu karena belum kau lakukan, itu sebab kau bisa berkata gitu, bawa senang saja. tak perlu kau bawa pusing” jawab jansen

jansen pun menenangkanku dengan memeluk dan menyandarkan kepalaku di pundak kekarnya, aku pun menangis sejadi – jadinya di pelukan jansen. kenapa harus ada org lain yg membuatku tenang saat aku membutuhkan org yg kucintai, belaian lembut jansen menenangkanku

” semua akan baik – baik saja, janganlah bersedih, lampiaskan dengan laki – laki lain” bisik jansen

aku pun mengangguk lemah, disaat yg bersamaan jansen mengecup bibirku, ntah kenapa aku biarkan dia mengulum bibir dan memainkan lidahnya. aku pun membalas kuluman bibirnya, nikmatnya sentuhan lelaki yg tak pernah kurasakan 6 bulan ini membuatku pasrah dengan perlakuan jansen. dengan cekatan jansen melucuti pakaianku, dia lepas celana dalamku dan membiarkan jilbab dan bh tetap menempel, kedua tangannya meremas payudaraku dan lidahnya memainkan klitorisku dengan hebatnya. permainan oral yg 6 tahun ini tak pernah kudapat membuatku menggila, aku lupa akan pria yg bukan suamiku sedang menikmati tubuhku, dia memainkan lidahnya di klitoris dan di dalam vaginaku.

” ooohh…enaakkk” lenguhku

” nikmati sayangku, hari ini kau milikku” bisik jansen

jansen pun berdiri dan membuka pakaian nya, saat dia membuka celana mataku melotot melihat tonjolan penis di celana dalamnya yg seakan tak muat menampung. dan benar saja, penis hitam itu tegak berurat dengan ukuran lebih besar dari milik suamiku, dengan lembut jansen mengarahkan kepalaku ke penisnya, aku pun tau dan segera mengoral penisnya. untuk pertama kalinya mulutku merasakan penis org lain, yg tentu saja membuat mulutku agak kesakitan krn harus membuka mulut agak lebar. aku pun menjilati tiap senti penis jansen, krn mulutku kewalahan mengulum nya, jansen pun menyodokkan penisnya dalam mulutku dan membuatku hampir muntah krn penisnya mengenai kerongkonganku.

dia pun melepas bh ku, dan meremas payudara serta memainkan puting ku.

” puting kamu bagus untuk seorang yg sudah punya anak” bisiknya sambil mencabut penis dari mulutku

jansen pun menjilat, meremas, dan menghisap putingku bergantian. dia menggesekkan penisnya ke belahan vagina dan klitorisku. membuatku tak tahan untuk segera merasakan sodokan penisnya

” janseeenn..pliiss masukin, aku gak kuaatt” desahku
jansen seolah tak mendengar dan tetap memainkan payudara dan menggesek vaginaku

” ayooohh…pliisss” rengekku
tanpa menjawab dia menghujamkan penisnya secara tiba – tiba
” aaaahhhh ” teriakku krn kaget, perih dan nikmat
” anjiiinng, macam memek perawan ” teriak jansen


dengan perlahan jansen memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku perih berangsur hilang, kurasakan vagina yg basah krn nikmat penis jansen, kelamin kami pun beradu dan kami berpelukan dengan bibir yg saling berpagutan. dalam 10 menit aku telah mendapat 2 kali orgasme, jansen pun mempercepat kocokannya dan segera memasukkan ke mulutku dan menyemburkan sperma nya dlm mulutku. dia memintaku menelan spermanya, kemudian mencium bibirku dengan rakusnya dan memerintahku untuk menungging, dia mengocok vaginaku dgn posisi doggy style dan belum 3 menit aku mendapat orgasme nikmat kembali, makin cepat kocokan jansen dia pun meremas kuat payudaraku dan menyemprotkan spermanya dlm rahimku. setelah berisitirahat sejenak kami pun mengulangi nya dikamar mandi, benar – benar serasa bulan madu kedua pada hari itu. puas dengan perbuatan mesum, kami berdua pun kembali ke ranjang untuk bercumbu dan mengobrol, hape jansen pun berbunyi, kulihat suamiku menelpon jansen. dari obrolan mereka, suamiku meminta jansen untuk ke bali membicarakan bisnis mereka. jansen pun memgajakku serta, dan tentu aku pun tak menolaknya.

dari ngurah rai kami tak langsung menuju hotel, jansen membawaku untuk melihat rumah dan wanita simpanan suami di bali, hanya dari luar kami mengamati selama 30 menit, lalu menuju ke hotel tempat kami menginap. emosiku lebih stabil, tak seperti awal – awal. mungkin karena jansen yg telah memuaskan hasratku di ranjang.

” aku senang kau lebih bisa menguasai amarah kau kali ini ” jansen
” aku pikir kata – katamu benar juga, rugi kalau aku minta cerai. aku juga tak mau anakku jd korban broken home, lebih baik aku juga main gila diluar. toh juga uang aku dapat dari suami” jawabku
” nah..itu maksud aku, berpikirlah cerdas macam pebisnis. semua dilakukan demi profit, hahaha..lagi pula aku suka sama wanita berisi seperti kau ini, pantat sama dada enak nian dipandang” jansen

aku pun tak membalas ucapan jansen, langsung kulumat bibirnya dan kubuka pakaiannya, kami pun melakukan sex kembali dgn berbagai posisi. perasaan berdosa pun tak lagi kurasakan, aku hanya menginginkan kepuasan birahi. di saat makan malam, jansen menawariku untuk melakukan pesta sex dengan albert, hal yg membuatku kaget dan merasa direndahkan sebagai seorang wanita. dia mengajakku untuk melakukan 3 some dgn albert. aku pun belum bisa menjawab ajakan itu dan jansen memakluminya, ajakan itu pun terus terpikir di otakku, dan saat hendak tidur malamnya. aku mengiyakan ajakan jansen, dengan syarat ini rahasia kita bertiga.

setelah kejadian 3 some di bali, aku pun kembali haus akan belaian lelaki. aku tak tau harus bagaimana mencari pelampiasan hasrat selain masturbasi. dan tak sengaja aku menemukan jalan via fb. aku pun membuat akun dgn foto profil keponakanku sebagai umpan, dari fb itulah aku pun menemukan banyak grup mesum dan aku bergabung disana. dari fb aku pun menentukan targetku, mayoritas adalah anak – anak yg masih muda dgn kisaran usia 21 – 30 tahun. sampai aku pun mendapat seorang lelaki dari NTT, sebut saja john. berusia 25 tahun, dia bekerja di bintulu, malaysia sebagai buruh di pabrik kayu. pikiranku membayangkan stamina pekerja kasar diatas ranjang, sampai tak terasa vaginaku basah hanya dgn membayangkan aku bercinta di tengah hutan. kami intens berkomunikasi via inbox fb, dan mengatur jadwal pertemuan kami. john pun tak mempermasalahkan postur tubuh dan usiaku yg lebih tua darinya. aku pun nantinya tidak perlu tinggal di hotel, krn dia mempersilahkanku tinggal di kontrakannya, ya..kontrakan hanya istilah yg dia gunakan untuk menyebut mess milik perusahaan dia kerja, singkat cerita aku pun sampai dan menuju chin lee garden tempat yg kami sepakati untuk bertemu. setidaknya aku bisa menilai kejujuran seorang john, posturnya sesuai dgn yg dia ceritakan di inbox, tinggi 170 rambut dan kulit keriting khas NTT. kami mengobrol untuk mengakrabkan diri, lalu meluncur ke mess tempat john tinggal.

kali pertama aku di malaysia timur, jalan disini bagus dan rapi. aku menikmati perjalanan ke arah asrama / mess si john, tibalah kami di mess si john. sebuah bangunan rumah dari kayu dan dibangun tinggi krn tanah dibawahnya berair, jalan menuju ke mess pun terbuat dari kayu, sehingga serasa melewati dermaga. john mempersilahkan aku masuk, dia pun mengajakku ke kamarnya. sebuah tempat yg jauh dari mewah seperti yg kutinggali selama ini, kamar berukuran 3 x 3 tanpa ac, hanya kipas angin kecil di ruangan itu. udara sejuk dan aroma khas pemukiman di tengah hutan. john pun mengajakku jalan – jalan melewati kampung di sana, sebuah tempat yg masih sepi dan jarang menemui org lain yg berpapasan. mungkin mereka masih bekerja, itulah yg terlintas di pikiranku. kami berhenti di rawa – rawa, untuk menikmati suasana sejuk. john pun memeluk pinggangku, mengelus turun ke pantatku dan meremasnya. dia pun melumat bibirku dan kubalas dgn melumat bibirnya. tangan john sibuk meremas pantat dan payudaraku, sedangkan kedua tanganku memeluk lehernya dan aku pun sibuk melayani permainan lidahnya. kami berhenti sejenak dan kembali ke mess, john mengajakku mandi krn sore hari teman – teman dia akan pulang dari shift pagi. di kamar mandi yg hanya ditutup sebuah kain itulah aku merasakan sensasi yg lain, kamar mandi yg tak begitu tertutup krn penghuni mess adalah lelaki, dan berduaan telanjang dengan pemuda yg baru akrab bertemu di kamar mandi yg bisa dibilang ala kadarnya. tepat seperti dugaanku, john sibuk menjilat, menyedot dan memainkan payudarku. penisnya pun digesekkan ke belahan pantatku, krn tidak tahan john pun menjilat klitoris dan vaginaku, aku mendesah menahan nikmat. dengan bernafsu john menjilati lubang anusku, aku yg belum pernah diperlakukan seperti itu hanya tertawa kecil menahan geli. masih dalam keadaan telanjang john menarikku ke kamarnya, dia pun menggesekkan batang penisnya ke bibir vaginaku, lalu dengan perlahan memasukannya dalam liang senggamaku.

” aahhh nikmatnyaa mama ” desah john
” terus kocok memekku sayang” racauku
john pun mempercepat kocokan penisnya
” oohh..aku keluaarr ” lenguhku dengan merangkul leher john dan mencium bibirnya
” puki mama enak, john mau keluar ” bisiknya sambil mempercepat ritme kocokan penisnya
kami pun orgasme bersamaan bersama ejakulasi john dlm vaginaku
” maaf mama john tak bisa menahan untuk cepat selesaikan, berikutnya john bikin mama senang” ucap john yg masih diatas tubuhku tanpa mencabut penisnya.

john masih meremas, menjilat dan memainkan payudaraku. lumayan untuk siang ini aku mendapat 2 kali orgasme. 10 menit john masih memainkan payudaraku dan memaju mundurkan pinggulnya, penisnya masih tegang dan seakan masih siap untuk memberiku kenikmatan lg. tanpa menyia-nyiakan waktu aku pun mencumbu dan menjepit otot vaginaku agar john kembali menyetubuhiku, dan tak sia – sia. dia pun memintaku untuk berada diatasnya, dengan ganas aku kocok penis john yg masih sibuk dengan payudaraku. dalam posisi diatas tak membutuhkan waktu lama bagiku untuk mencapai orgasme,

john pun membimbingku untuk posisi doggy style dan langsung mengocok penisnya dlm vaginaku dgn kasar, orgasme ke empatku kuraih juga. beberpa detik kemudian john menembakkan spermanya ke dalam vaginaku lg. permainan berlanjut ini membuatku lunglai dan terpuaskan, sampai aku lupa bahwa john tak memakai kondom dan berkali – kali menembakkan spermanya di dalam vaginaku. kami pun menuntaskan mandi tertunda kami, dan beristirahat setelahnya sambil memakan gulai kepala ikan yg john telah john siapkan. satu jam kemudian para penghuni mess berdatangan. john yg mengetahui kebingunganku segera menenangkan, penghuni mess ini mayoritas adalah org indonesia timur dan 2 org dari pulau jawa serta 1 org sumatra. aku dengar john berbicara bahasa daerahnya yg sama sekali tak kumengerti, sesaat kemudian dia datang bersama 5 org teman dari daerahnya dan mengenalkanku pada mereka.

ingin rasanya aku pindah ke hotel atau memyewa rumah untuk aku tinggali sendiri, tp tak bisa kupungkiri aku pun menginginkan kepuasan dari mereka. bayangan digauli oleh lebih dari 1 org laki – laki makin membuatku penasaran dan mengurungkan niat untuk pergi dari mess itu, malam itu john mengajakku untuk berkeliling bintalu, tp aku menolaknya dengan alasan aku ingin beristirahat. dia pun mengerti dan berpamitan keluar untuk beli rokok. di mess aku merasa seperti seorang bintang yg dikelilingi para fans lawan jenis, para penghuni yg baru datang pun langsung berkenalan denganku, kami pun megobrol dan bersenda gurau satu sama lain. usia mereka masih muda, dan yg paling tua berusia 30 tahun. beberapa dari mereka terlihat memperhatikan payudara dan pahaku, saat itu aku mengenakan kaos dan celana pendek, mungkin krn kaos yg kupakai terlalu menyembulkan payudara dan celana yg kupakai memperlihatkan paha semok dan putihku sehingga perhatian mereka teralihkan ke situ, entah kenapa aku makin terangsang membayangkan saat ini mereka menggauliku.

” asik nian ngobrol kalian mi ” john yg baru datang menyapa
” ah kau ini tak bisa lihat kawan kau asik, bagi lah senang kau dikit ke teman kau ini lay” sitorus membalas
” beta dapat shift malam ini gantikan jono yg sakit, dapat double shift lah beta sampai esok, sori mama malam ini beta kerja dulu, mandor gila kasih beta double shift ” john
” langsung berangkat malam ini ” tanyaku
” iya mama, si mandor memang kurang suka sama john ” john
” resiko org kerja ya begini john, kamu juga hrs sabar ” aku
“oke mama john berangkat dulu ” john berpamitan sambil mencium bibir dan meremas payudaraku di depan teman – temannya

sorakan penghuni mess membuat muka ku merah krn malu, aku yg tak bisa berkata – kata hanya berusaha tersenyum

” eh broo…kalian jaga mama john baik – baik ” teriak john ke penghuni mess
” tenang saja teman, kami jaga mama kau ” lauren menjawab

satu jam setelah john pergi, aku pun pamit ke para penghuni mess untuk beristirahat, kondisi malam disini sangat sepi, mungkin krn pemukiman disini tidak sepadat di pulau jawa. dari dlm kamar aku mendengar suara lenguh dan desah wanita yg sedang disetubuhi, suara itu berasal dari penghuni mess yg menonton bokep lewat hape, krn sepinya lingkungan ini suara hape pun terdengar jelas. aku pun penasaran dan keluar kamar untuk ke kamar mandi, saat melewati salah satu kamar aku melihat lauren memainkan batang penisnya yg hitam, panjang, besar dan berotot. aku terhenti sejenak krn baru pertama kali melihat penis dengan ukuran seperti itu, bahkan penis jansen dan john yg bagiku sudah berukuran super pun masih ada yg mengalahkan kedua ukuran tersebut. aku pun melanjutkan lg menuju ke kamar mandi, malam itu lumayan dingin, WC yg hanya tertutup setengah itu pun memberi pemandangan malam sekitar mess yg masih seperti rawa dan hutan. hujan pun turun, saat kembali ke kamar tak terlihat lauren di kamarnya. aku pun terkejut saat di dalam kamar kulihat lauren sudah telanjang sambil mengocok penisnya yg hitam, gemuk, berurat dan panjang.

” jangan takut tante, kita boleh senang malam ini he ” ucapnya
” ka..kamuu..ma..mau ap..” belum selesai pertanyaanku lauren langsung menyergap bibirku

dingin malam itu membuatku tak bisa menolak kehangatan yg dia tawarkan, bibir dan lidah kami pun beradu, lauren mengelus paha, dada dan membuka pakaianku, aku pun hanya mendesah pelan ketika buah dadaku dia nikmati. dengan lembut dia pun membimbingku untuk duduk diantara lututku, penisnya diarahkan di depan mulutku. dia membasahi penisnya dengan bir, tanpa perintah selanjutnya aku pun tau harus bagaimana. penis jumbo itu aku masukkan ke mulutku. aku jilat lubang penisnya sambil sesekali menghisapnya, lauren pun menambahkan bir ke penisnya hingga tanpa sengaja wajahku pun tersiram, aku pun menjilat dan menggigit kecil kedua telurnya. dan kembali mengocok lg penisnya dengan mulutku, lantai kayu pun basah oleh tumpahan bir lauren, tumpahan bir di muka ku pun dia jilat. dengan agak kasar dia mendorongku hingga aku telentang dan menyiram tubuhku dengan bir, dengan bernafsu dia menjilat seluruh tubuhku yg terkena tumpahan bir, agak terasa perih ketika dia menyiram vaginaku dengan bir.

” jangan disitu, perih ” aku menolak ketika dia akan menyiramkan bir ke vaginaku

dengan rakus dan bernafsu dia menjilat klitoris dan bagian dalam vaginaku, lubang pantaku pun tak luput dari jilatan lidahnya.

” tante punya memek sepertinya enak he ” lauren
” sssttt…jilat terus sayang ” racauku Togel Online

kenikmatan yg kurasakan dikagetkan dengan remasan penghuni mess lain yg masuk krn pintu kamar yg lupa kututup, krn miras yg tak sengaja tertelan membuat kepalaku pusing dan berat, aku pun membiarkan 4 lelaki itu meremas dan mengelus tubuhku, lauren memaksaku menenggak bir yg dia bawa. aku terbatuk krn rasanya panas di kerongkongan.

” ini moke tante, bukan bir biasa. so tante belum terbiasa jo hahaha ” dominggus menjelaskan
” tante belum pernah minum air surga ee, pusing kah tante? ” lauren bertanya
” pusing bgt, berat kepalaku ” jawabku
” biar tante tidur lai, kita masih bisa enak – enak malam ini ” sahut dominggus

mataku yg terasa berat dengan rasa pusing dikepalaku membuatku tak tau lagi apa yg mereka lakukan malam itu, ntah kapan aku tertidur. aku terbangun dalam keadaan bugil dan penuh rasa lengket serta bau sperma, perih di vagina dan anusku sangat menyiksa, di anusku terasa ada benda yg menancap disana. aku pun mengeluarkannya. kaget krn aku melihat bagian belakang wortel yg dibentuk dan dimasukkan anusku. lubang anusku pun melebar dan tidak tertutup rapat seperti sebelumnya. perih dan bekas darah pun kian terasa. 2 orang tertidur di sampingku, dan satu lagi tidur dalam keadaan memeluk ku. kepala bagian belakangku masih terasa agak berat, aku pun memulihkan kondisiku, saat hendak menuju kamar mandi sitorus pun ke kamar.

” selamat pagi wahai tante sexy, ini kopi special supaya kepala tante tidak berat ” sapanya
” te..terima kasih ” jawabku sambil menutup payudaraku
” tak usa kau tutup toket kau itu, aku sudah puas lihat dan rasa tante punya toket ” jelasnya
” semalam kau ikut juga? ” tanyaku
” bah..bodoh kali aku ini kalau biarkan para manusia timur ini yg hepi – hepi sama tante, body macam kau ini favorit aku, bohay dan berisi ” sitorus
” kalian apakan anusku? ” tanyaku
” gemaslah kita sama pantat tante, ingin kita rasa lubang itu juga, kita sengaja pasang penyumpal agar lubang itu terbiasa, kalau kita main tabrak bisa robek pantat kau ” jelasnya enteng
kecewa krn sama sekali tak merasakan digilir mereka, tp aku mencoba melupakan kekecewaanku.kepalaku agak mendingan dan aku pun memakai baju untuk ke kamar mandi.
” mau kemana pakai baju juga lah tante ini? ” tanya sitorus
” mau mandi bang ” jawabku datar
” sudahlah tak usa kau pakai penutup badan, kita sudah lihat kau punya barang, apalah beda nya, ayo aku antar ke kamar mandi biar tidak dipatuk ular nyasar. hahaha ” sitorus

tanpa menjawab aku pun berjalan pelan dibantu sitorus untuk ke kamar mandi, perih dan sakit vagina serta anusku saat berjalan. dengan sabar sitorus menuntunku, sesampainya di kamar mandi sorakan dari penghuni mess yg sudah dulu mandi menyambutku. sitorus menahan tanganku saat aku hendak menutup payudaraku. mereka tidak brutal seperti dugaanku, sepertinya mereka mengerti dengan kondisiku. mereka memandikanku dengan lembut dan menyiapkan rebusan air sirih untuk membasuh vagina dan anusku. aku menangis krn perih ketika air sirih mengenai vagina dan anusku.

malam itu hingga 5 hari mereka memanjakanku, tidak ada paksaan untuk meminta pelayanan sex, john yg mengetahui kejadian ini pun ikut mengerti. kami habiskan waktu dgn saling mengenal satu sama lain, dan berjalan – jalan di kota itu. dan kami pun makin akrab, di hari kelima saat hendak tidur john memeriksa vagina dan lubang anusku. dia mengoralku dan menanyakan apakah sakit atau tidak, tanpa menjawab aku hanya menjambak rambutnya dan dia pun tau harus bagaimana. vaginaku merasakan nikmatnya service oral john, sesekali dia menjilat anus dan memasukkan jarinya. aneh terasa krn baru kali ini ada jari org lain mengobok – obok anusku.

” sakit kah ? ” tanya john

aku menjawab hanya dengan menggelengkan kepala, serta memberi kode agar john menyerahkan penisnya untuk aku oral, service oral terbaik dari ku pun kuberikan pada john. aku jilat selakangan, telur, lubang anus, dan lubang penis john. pelayananku sangat dia nikmati.

” bray…beta juga mau ikut main puki ee” dominggus tiba – tiba membuka pintu kamar dgn penghuni mess yg lain dibelakang
” trada malam ini, malam ini beta mau sayang tante sendiri ee, kalian cari puki babi saja” jawab john sambil menutup pintu

john pun menghampiriku dan menciumku dengan penuh nafsu, tangan john tak hentinya meremas payudaraku, gesekan penisnya di bibir vaginaku seakan mempermainkanku yg sangat ingin penisnya menghajar vaginaku.

” jooohhnnn…masukiiinn..jahaat” rengekku
” beta kasih enak malam ini ” jawabnya sambil secara tiba – tiba dia menusukkan penisnya
” aaahhhhkkk ” jeritku kaget dan nikmat
” 5 hari libur mama punya puki enak lagi , aahh…puki mama mantab ” john

di orgasme pertamaku john pun sibuk dengan anusku, dia memasukkan 2 jari ke dalamnya, ludahnya berulang kali dia masukkan ke liang anusku sambil mengocoknya pelan.

” aahhh..joohhnn…kotoorr ” kataku
” ayo mama kita ke kamar mandi sebentar “

tanpa membuang waktu john menarikku
di kamar mandi john membasahi jarinya dengan sabun, dan mengorek lubang anusku dengan jarinya, rasa aneh yg baru pertama kurasakan. john pun menyemprotkan selang air ke lubang anusku sambil membersihkannya. vaginaku pun dia bersihkan. saat kembali ke kamar tubuh telanjangku menjadi rebutan tangan para penghuni lain yg meremas payudara, pantat dan sesekali vaginaku tak liput dari keusilan mereka. dalam kamar john pun segera mengangkangi mukaku dan dia pun melakukan 69. permainan lidah dan kocokan jarinya dalam memekku membuatku merasakan orgasme yg di ikuti rasa ingin pipis.

” joohhnnn…aku mau pipiiisss ” teriakku
” jangan tahan mama, pipis sini saja ” sambil mempercepat kocokan jari dan lidahnya di klitorisku
” aaaahhhkkkkk…jooohhhn” aku orgasme disertai rasa kencing yg baru kali ini kurasakan
” ini air bukan kencing mama, ini hasil puncak nikmat beta kasih enak ” john

aku tak bisa berbicara, masih mengatur nafas dan nikmat yg baru pertama kali kuperoleh, john pun mengangkangkan pahaku dan menusukkan penisnya. nafas memburuku membuat pasrah, aku melenguh dan meracau kotor krn nikmat sodokan penisnya. para penghuni mess masuk kamar, mereka seakan tau bahwa john tidak ingin membagikanku denga mereka malam ini, tanpa mengganggu mereka hanya melihat, memgambil foto dan merekam permainan kami. pikiranku dikuasai oleh birahi dan membiarkan mereka memotret dan merekamku. permainan kami seakan menjadi live show bokep, mereka dgn santainya melihat kami sambil merokok dan meminum bir.

penis john yg perkasa membuatku orgasme ke tiga dan ke empat kalinya, dalam posisi menungging john perlahan memasukkan penisnya ke anusku. teman – teman john menyoraki kami, melihat payudaraku menggantung dan berayun bebas mereka tak menyiakan sama sekali, payudaraku diremas dan dimainkan, john sibuk meremas dan menampar pantatku, rasa panas tamparan john terasa bagai sensasi tersendiri. dominggus masuk kamar dengan dildo di tangannya, john pun memasukkan ke vaginaku. dari getar paling rendah secara perlahan john mempercepat pengaturan vibrasi dildo.
” aaaahhh…oooohhh…ampuuuunnn ” aku melenguh panjang ketika orgasmeku kucapai dengan keluarnya cairan dari vaginaku
” bray..ini sapi betina jago juga makan cuki kita punya ee ” teriak lauren disambut tawa teman – temannya

john pun mempercepat kocokan penisnya dan menyemprotkan sperma nya dlm anusku, dia pun memberiku perintah untuk membersihkan penisnya dgn mulutku, getaran dildo membuatku tidak fokus, sitorus pun mencabut dildo dan menggantinya dengan penisnya.

” ooohhh…aaammpuunn..aa..aa ” teriakku

dominggus pun segera mengambil posisi telentang di sampingku, john dan sitorus membantuku untuk menaiki dominggus, setelah penisnya masuk sitorus pun melanjutkan dgn membobol anusku. lemas dan tak kuat menahan tubuh aku pun lunglai di tubuh dominggus. lauren dan yanto pun mengangkat pundakku dan memerintahku mengoral penis mereka bergantian, dgn lemas aku melayani sex oral. tak bisa kutahan dan bobol juga orgasmeku, dlm keadaan masih mengejang dominggus dan sitorus dgn kasar mengocok anus dan vaginaku dengan cepat, hal itu membuatku langsung menyambung menerima orgasme lagi dan mengeluarkan cairan seperti kencing itu lg, mereka mengerti kondisiku lunglai krn multi orgasme aku pun ditelentangkan dan digilir oleh para penghuni mess, aku yg masih belum menopause dan masih subur agak ketakutan bila hamil nanti. krn mereka memakaiku tanpa kondom. dan masing – masing menyemprotkan sperma di dalam vagina dan anus serta mulut. pengalaman pertama dalam hidup aku mencapai orgasme yg berulang banyaknya.

saat semua sudah mendapat giliran menikmatiku, dgn terpaksa aku menolak dominggus yg minta ronde kedua. syukurlah mereka masih beradab dan mau mengerti. tanpa sempat membersihkan diri aku pun terlelap tidur.

Saturday, May 30, 2020

Aku Di perkosa Preman


Kasir4D Aku masih berumur 16 tahun entar dalam dua bulan aku menginjak usia ke 17 tahun saat ini aku masih kelas 2 SMA tinggi badanku 160 cm aku memiliki ukuran bra 34 B aku juga terlalu memikirkan besar buah dadaku, aku terlahir di lingkungan yang baik dimana aku belum mengerti soal seks sampai suatu ketika peristiwa itu terjadi pada diriku.

Sebenarnya aku sedikit khawatir karena jalan tersebut biasanya cukup sepi apa lagi pada pukul 5 sore seperti ini. Aku pulang telat karena ada acara osis setelah pulang sekolah tadi.

hai neng cantik. celetuk seorang yang sepertinya preman.
Aku tak menghiraukannya dan berjalan lebih cepat.
yah cantik-cantik kok sombong sih neng  katanya lagi dan berjalan mengikutiku dari belakang.

Aku berlari menjauhi dia dan setelah beberapa meter aku mencoba menoleh kebelakang untungnya orang itu sudah tidak kelihatan.

huhh untung aja gak ngikutin. pikirku

Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan kemudian tubuhku juga di tangkapnya sehingga aku tidak dapat bergerak. Aku berusaha meronta ronta tapi apa daya tubuh kecilku tak berpengaruh sama sekali mengahadapi tubuh kekarnya. Dia menyeretku menuju sebuah gedung yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dan daerah di sekitarnya juga tak ada pemukiman.

Setelah memasuki gedung tersebut dia membawaku masuk k sebuah ruangan. Cukup besar juga 5×6 meter dan juga terdapat sofa dan meja meskipun terlihat kotor dan rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa tersebut.

aaww.. aku teriak kesakitan

Walaupun itu sofa sudah banyak sobek di sana sini serta cukup keras sehingga membuat badanku kesakitan apa lagi sedari tadi aku d bekap dengan keras oleh dia. tenang aja cantik ga bakal sakit kok kalau kamu ga ngelawan.

saya mohon pak lepaskan saya, akan saya beri semua uang saya. sambil terisak menangis aku lagi ga butuh uangmu aku butuh kamu sayang dia mendekati sofa yang kududuki.

Dengan tubuh kesakitan aku mencoba bangkit berlari tapi refleknya cukup cepat dan mendorongku lg ke sofa.

jangann pak aku mohon..
tenang aja neng enak kok. dia memelukku dengan tubuh gelap dan kekarnya serta tato di sebagian tubuhnya. Dia memiliki wajah sangar yang menyeramkan.
lepas kan paak.. aku berusaha memberontak. Tapi dia terus memelukku dengan erat serta mencoba menciumiku.
Emmhhh mhh aku menutup bibirku erat-erat tapi dia terus menciumiku dan memegang daguku dengan keras sehingga memaksa mulutku terbuka
ehmm mhh..
hsmmm..

Dia terus menciumi bibirku serta menjilati mulutku. Aku berusaha menolaknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum pernah kurasakan. Lama kelamaan aku tanpa sengaja menikmati ciuman tersebut.

hmmm ssshh.

Entah kenapa tanpa sadar aku membalas ciumannya. Kami saling melumat aku memejamkan mataku menikmati setiap mili mulutku di jelajahi lidahnya. Lidah Kami saling berpautan.

Hmm gimana enak kan neng ciumannya..

Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal tersebut kesdaranku kembali dengan jantung yang masih berdebar aku mendorongnya kemudian lari tapi baru sampai pintu dia menarik kerudungku sehingga aku terjatuh kebelakang.
auuuh.. aku mengalami benturan yang cukup keras di kepala sehingga membuatku sedikit pusing. makanya jangan lari aku gak bakal main kasar kok kalau kamu nurutin aku. membawaku ke sofa lg.

Dengan benturan di kepala membuat aku tak berdaya. Preman itu mengeluarkan pisau dari pinggangnya dan mengarahkan tepat di depan leherku.

oke sekarang kita rubah aturanya kalau sampe kamu ngelawan lagi jangan salahkan aku kalau pisau ini menancap pada lehermu.

aku semakin ketakuan. hi hihi.. iya pak. Dengan sedikit menahan air mataku.

ohh iya jangan panggil pak panggil aja mas, oh iya nama kamu siapa cantik
hiks.. Na nama saya Nia mas
wah cantik juga ya namanya kayak wajahnya. preman itu membelai pipiku
 




hiks hiks hiks aku terus menangis.

udah dong cantik jangan nangis apa mau pisau tadi lagi
eh eh iya mas aku berusaha menahan air mataku.
Nah gitu kan bagus ayo senyum pasti kamu cantik.

Dengan sedikit di paksakan aku berusaha untuk tersenyum. wahh wahh manis banget kamu rejeki nomplok emang nih katanya tertawa. Dia meraba payudaraku.

wah gede nih gak nyangka dapet bonus toge nih. lanjutnya tertawa. shh hhh.. preman itu mulai meremas remas pada awalnya aku merasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli dan aneh mulai muncul.

huhh mas udaahh hhh
udah apanya sayang.
itu tangannya.
emang knp tanganku?
remas hhh geli masss
tapi enakkan

Aku memejamkan mata dan mendesah tanpa sadar menikmati remasan tersebut.

Ketika aku membuka mata ternyata kancing seragamku sudah terbuka semua dengan reflek aku menutup payudaraku yang masih tertutup bra biru muda.
eh eh tangannya awas apa km mau pisau

Dengan terpaksa aku menurunkan tanganku dan dengan leluasa dia memandangi payudaraku. ukuran berapa nih neng preman itu melanjutkan meremas payudaraku dengan hanya terhalangi bra.

hhh gatau mass
ayo jujur kalau gak kamu tau kan akibatny
shhh ii.. iya iya emmhh.. 34C.

wah mantep nih apa lg klu di kenyot. Dia langsung menyingkap braku ke atas sehingga memperlihatkan pemandangan indah dua buah gunung kembar dengan puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang. eneng udah sange ya tegang gini putingnya enak ya?

Dia menghisap puting sebelah kiriku. Terus menghisap dan sesekali menggigit membuatku tak berdaya hanya bisa mendesah dan meremas sofa tersebut.
jawab dong kalau aku tanya!! perintahnya
ehh ii iya bang
iya apanya
shhhh iya enak mas dengan wajah merah padam dan malu-malu aku berkata seperti itu.
nah gitu dong dia lanjut mnghisap putingku dan memainkan yg sblah kanan

Hal tersebut membuatku tak karuan hanya desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tak pernah kurasakan. Setelah puas dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan kemudian dia menyuruhku untuk melepaskan rok abu-abuku. Aku sangat takut karna jika aku lakukan hal itu maka semua hal tersebut akan terjadi. Melihat aku yg sedikit ragu dia ganti menyuruhku untuk mengulum penisnya.

Aku kaget bukan kepalang. Aku bahkan tidak tau bagai mana caranya. Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk dan menyuruh melepaskan celananya. Aku ragu tp dia menarik tnganku tepat di gundukan yg menyembul di selangkangannya. Awalnya mengusap usap kemudian dia mnurunkan clananya sehingga nampak penis hitamnya yg berdiri tegak di hadapanku aku belum pernah melihat benda itu dan membuatku merinding.

wah kok takut gitu gak pernah liat ya
Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.
sshhh enakk hh ada bakat kamu pinter ngocok
Aku terus mengocoknya
sekarang ciumin! perintahnya.

Dengan ragu aku mencium ujung penisnya yg mengeluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi seluruh batang itu.

ayo sekarang hisap
Dengan tiba-tiba dia memasukkan penisnya kedalam mulutku.
uhhhkk aku kaget dan bingung.
hisap!

Dengan takut aku mulai mengisapnya. Ada rasa asin dan rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku menghisapnya hingga menjadi terbiasa dengan rasa dan bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur serta meenjilati ujung penisnya. Prasaan jijik dan takut yg sebelumnya kini sirna semua tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.

shhhh dasar lonte ternyata doyan juga lo. Togel Online

Kata kata kasarnya entah kenapa membuatku semakin bergairah menghisap penisnya
ahh ahh terus say
Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya hingga membuatku tersedak.
ahh nia gue keluar ahss..
Cairan kental dan terasa aneh memenuhi mulutku
telan semua awas kalau ada yang lo keluarin

Mendengar itu dengan terpaksa aku menelan semua carian yang terasa aneh tersebut.
glekk glekk.
Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.
wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu.
Saat aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi dan jongkok d depanku kemudian menarik keatas rok ku hingga celana dalamku kelihatan.
wah wah lo basah juga ya.

kasian nih kalau cd lo basah mending gue lepas ya dia menarik trun dan entah kenapa aku reflek menaikkan bokongku saat dia menurunkan cd ku.
wah mememku cantik bener nih
aku berusaha menutup kakiku tp lngsung d halanginya.

Dia menciumin pahaku pangkal paha dan d sekitar vaginaku. Dan terakhir dia menciuminya.
ahhhh sshhh..

Rasa geli aneh dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karena rasa nikmat yg amat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala merasakan hal itu.

Di ciumi dan di jilati tempat itu
slurrrp sllurrpp
ahhhss udah bangg hhh..

Dia terus menjilatinya dan memasukan jari k vaginaku dan mengocoknya.
ohh bang udah bangg hh aku udahh
Aku meracau tak karuan
Dan akhirnya. aaaahhhhh.

Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.
Semua cairanku di telannya tanpa tersisa. Di jilatinya vaginaku
huhh ooohhhh..
tubuhku langsung terkulai lemas.
wah wah wah.. Ternyata lo kluar enakkan?
tanyanya smbil tertawa

Aku menutup wajahku yang merah padam. Aku tidak menyangka bakal menikmati hal memalukan tersebut.Tiba preman itu melebarkan kakiku yang masih lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya hingga membuatku merasa aneh lagi.

ahh bang udah bang
apanya yg udah an neng
itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya
wah wah jadi km udah pngen ya oke deh
dia menempatkan penisnya tepat d depan lubangku. Perlahan aku merasakan batang penis itu masuk
aahhh bangg..
mulai menyeruak masuk. Hingga setengah. Dia langsung menghentakkan pinggulnya dan *blesss*
aaaaww.. Sakittt

Batang penis itu mengisi setiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jaga. Aku mencakar punggungnya karena kesakitan dan reflek air mataku menetes menahin sakit tersebut. udah neng sakitnya cuma bntar kok ntr abang bikin enak dia menahan penisnya d vaginaku. Terasa penuh dan panas.

Beberapa saat kemudian dia menggerakkan pinggulnya.
ahhh aww ohh…

Dia terus menggerakkan pinggulnya. Sekali dua kali dan kmudian smakin lancar meski pada awalnya agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang dan berganti dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan
kesakitanku kini berubah menjadi desahan kenikmatan.

ahh ahh hahh
dia terus menggenjotku dan meciumi bibirku dan ku sambut dengan membalas ciuman. huhh bener makjos deh memek lu
sshhh hhh terus bang hhh
ahh kenapa enak ya
ooohhss iya bang terus ahh
aku ikut menggerakkan pinggulku.

Beberapa saat kemudian dia mengajak ganti gaya dengan doggy style. plokk plokk plookk. suara hentakan pahanya dengan pantatku. Dan semakin terasa nikmat. dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.

ahhh bang ayo bang truss ahhh…
entah kesadaranku hilang kemana, aku menguarkan kata kata yg memalukan aku terus menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakannya
assshh bang hh aaahhh.. aku sekali lagi keluar dengan hebatnya.
aaaaahhh ahh aku juga sayaang

Vaginaku terasa penuh dan hangat aku merasa preman itu menyemprot barkali-kali hingga lemas. Walaupun aku awalnya di perkosa entah kenapa aku menikmati kejadian tersebut dan vagina trus berkedut setiap membayangkan hal tersebut.

Friday, May 29, 2020

Ngentot dengan sahabat istriku


Kasir4D Kisah ini terjadi beberapa bulan berselang saat kami sedang berada dikota B, kota kelahiran istriku, kebetulan kami mempunyai rumah disana dan saat itu liburan anak sekolah. Sudah 2 hari kami berada di kota itu, hampir seluruh sudut kota kami jelajahi dan anak anak juga sangat senang menikmati liburannya dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu.

Saat itu kami sedang berada disebuah factory outlet ketika sebuah suara terdengar
“Hey……, apa kabar ..?”
seorang wanita berusia sedikit diatas istriku tiba tiba setengah berteriak menegur Anita,
“Eh.., Mira….apa kabar..” jawab istriku yang langsung menghampiri wanita itu dan mereka berpelukan.
“Pa…ingat kan..ini Mira….” kata istriku
“Tentu saja aku ingat…apa kabar..? “tanyaku menyalaminya

Mira adalah sahabat istri binal ku saat masih kuliah…, wajahnya khas sunda, tidak terlalu cantik, namun putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun lalu disuatu pesta di Jakarta, ketika itu ia datang dengan suaminya.., lupa..aku namanya…namun suaminya adalah seorang arsitek. Kedua wanita lalu ngobrol entah apa yang dibicarakan namun tampak mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa kalau ia sedang belanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan belanja kami, kubiarkan istriku melepas kerinduan dengan sahabatnya.

Sesaat kemudian kedua wanita itu menghampiriku dan Mira pamit mau pulang.

“Kasihan…ia sudah bercerai” kata istriku dimobil
“Lho..kok…? tanyaku
”suaminya kawin lagi dengan wanita lain, dan ia tidak mau dimadu, ya akhirnya mereka cerai…sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku menjelaskan
“Lalu…?” tanyaku lagi
“Ya sudah…Mira sekarang membuka butik” jelas Anita

Percakapan berhenti sampai disitu karena anak anak mulai cerewet minta makan dan kamipun berhenti di sebuah restoran yang sejak dulu menjadi langganan kami.

“Pa.. Mira kusuruh kesini ya…, sebelum kita pulang, biar dia nginep disini…” istri binal ku membuka percakapan sore itu ketika kami sedang santai di teras rumah kami yang terletak agak dibagian atas kota
“Boleh” jawabku..dan sungguh …saat itu tidak ada satupun pemikiran yang aneh aneh melintas di benakku, aku sedang melepas semua pikiran tentang pekerjaan dan benar benar bersantai, lagi pula anak anak juga tidak mau tinggal diam…selalu ribut tidak karuan

Anita mengambil HP nya, setengah jam ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang pukul 8, ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam kami, suara mobil memasuki halaman.
“Hai…..” sapa Mira ketika kami menyambutnya, malam itu ia nampak segar dengan celana panjang yang mencetak bentuk pantatnya dan atasan model sekarang yang agak gombrong itu, namun sampai saat itu kembali aku belum ‘memikirkan hal itu’ sama sekali..

Istriku segera menarik tangan wanita itu dan mengajaknya kedalam sementara pembantu kami membawakan barang bawaannya masuk rumah. Kebetulan rumah kami agak besar dan masih memiliki sebuah kamar yang tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Mira diletakan. Malam itu aku masuk kamar duluan, setelah anak anak tertidur, sementara istriku masih asyik ngobrol dengan kawannya, dan tak lama kemudian aku terlelap. Rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku tahu kalau mulut istriku sudah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri walau aku sendiri masih setengah sadar, entah kapan celanaku sudah turun sampai kelutut aku benar benar tak tahu. Sesaat kemudian tanpa melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, celanaku sudah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju lainnya.

Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, akhirnya dengan posisi diatas Anita memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang hangat itu dan mulai bergoyang, mula mula perlahan semakin lama semakin cepat, sementara mulutnya berdesis seperti orang kepedasan.

“Srrrt…” aku tak tahan lagi dan melepaskan air maniku duluan dalam vagina istri binal ku yang masih terus bergoyang mengejar puncak kenikmatannya, dan akhirnya beberapa puluh detik kemudian istriku melenguh dan mendesis desis ketika ia menggapai klimaxnya, untung …pikirku…telat sedikit saja kemaluanku sudah melemas dan bisa pusing dia kalau tidak berhasil mencapai klimaxnya.


Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku, dan…plop…..kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling memeluk, yah…walaupun banyak petualangan kami namun setiap kali berhubungan sex ……..kami sangat puas dan nilai keintiman yang ada diantara kami kalau sedang berdua sangat berbeda dibanding kalau sedang ‘bertualang’. Kami tidak banyak bercakap malam itu, capek setelah seharian berputar putar dan belanja serta nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan membuat kami segera terlelap dalam selimut…. berpelukan telanjang bulat.

Pagi pagi aku sudah terjaga…, melihat istri binal ku masih tidur.. aku lalu mengenakan celana pendek dan kaos oblong, masuk kamar mandi yang ada diadalam kamr, cuci muka…lalu keluar keruang makan…mencari kopi. Saat melintas dapur kulihat Mira sedang asyik mengaduk kopi digelas…dan ketika melihatku nia tersenyum… Mira hanya mengenakan baju tidur yang agak tipis… dan buah dadanya yang saat itu tidak menggunakan bra…membayang jelas…, masih pagi.., baru bangun……. melihat pemandangan seperti itu…langsung saja ‘adik kecil’ diselangkangan berontak keras….

“Mas…kopinya suka manis ?” tanya Mira
“Lho..kok… mana pembantu.. masa kamu yang bikin ..?” tanyaku
“Kusuruh kepasar….Mira ingin masak kalau boleh… tanya Anita deh…. hobby Mira kan masak..” jawabnya.
Ingin kutanya ‘hobby’ nya yang lain..tapi mengingat ia teman istriku dan aku belum diberi tanda oleh istriku aku menjaga lidahku supaya jangan nakal….
“Jangan terlalu manis..ah…. nanti bisa diabetes…” jawabku, hampir…saja kulanjutkan…’kalau diabet bisa impoten…rugi …’ tapi kembali kujaga lidah ku..

Siang itu aku bersantai dikamar sementara istri binal ku dan Mira asyik memasak…, anak anaku juga asyik dengan urusan mereka masing – masing dikamarnya
“Hey….makanan sudah siap.”teriak istriku dan hawa dingin kota Bandung serta suasana yang nyaman sungguh membuat kami lapar……

Mataku sempat menelusuri tubuh Mira yang tampak sibuk mengambilkan nasi, menyipakan lauk pauk dan dengan tank top ketat, celana jeans yang dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya, sesungguhnya wanita ini bukan wanita yang akan kita pikirkan, berusia menjelang pertengahan, wajahnya biasa saja tidak terlalu cantik, tubuhnya juga sudah tidak sekencang gadis muda.. Namun kulitnya sangat putih dan bersih, dari wajah serta penampilannya serta cara bicaranya terlihat jelas kalau ia bukan ‘petualang’, dan yang agak ‘mengganggu’ pemikiranku adalah sdh 3 tahun bercerai…’jangan jangan sudah rapat kembali’ Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng yang nikmat dalam waktu singkat bersih tandas dan beberapa saat kemudian aku sudah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan anak anak sudah tidak kupedulikan lagi.

Setelah mandi sore kami menyempatkan diri pergi ke mall, beli jagung bakar, makan malam dan menjelang Pk. 9.00 malam kami sudah kembali kerumah…anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat kemudian suasana sudah sepi… Aku sedang membaca dikamar ketika istri binal ku masuk dan duduk disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata

“Pa..menurut papa Mira bagaimana..?” tanyannya tiba tiba.
“Bagaimana apa…”tanyaku
“Ah…mama kan melihat papa memperhatikan Mira, waktu makan siang tadi, …minat….?” lanjut istriku
“Mmmmm bukan gitu” lalu kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku mencubitku “buktikan mau ? lubangnya masih ada atau nggak..? jawab Anita. “Mm……….tapi kan dia teman mama dan belum tentu memahami gaya hidup kita” jawabku, langsung saja ada yang terasa bergerak diantara pahaku…’kalau iya lumayan kan…’pikirku

Sudah terlalu lama istriku mengenal diriku…kali ini dia yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa.. nurut saja. ya…nggak rugi deh…” lalu sambil mencium pipiku ia beranjak keluar kamar… Aku mencoba kembali ke bacaanku, namun konsentrasi ku sudah buyar.. Sekitar lima belas menit kemudian pintu kamar terbuka dan masuklah istriku serta Mira yang sudah berganti pakaian dengan daster, wajahnya tampak segar dengan rambut diikat kebelakang sementara dadanya tampak menggantung lepas..sayang daster batik yang dikenakannya agak tebal..sehingga tidak ada bayangan yang timbul…

“Ngobrol disini saja ya Mir…, pa boleh kan Mira ngobrol dulu disini ..?,” pembantu belum tidur lagi nonton TV, dikamar Mira nggak enak, nggak ada Exhaust Van nya”…, memang terkadang istri binal ku merokok, terbayang kan kalau asap rokok dikamar tidak bisa keluar..?
“Walau awalnya agak canggung namun sebentar saja pembicaraan kami sudah relax, Anita duduk disisiku dan kami duduk diranjang bersandar santai, sementara Mira duduk diujung ranjang…., kami ngobrol segala hal sampai suatu saat istriku bertanya..(aku yakin dia sudah bertanya sebelumnya…tapi diulangi lagi untuk ku),
“Mir…kalau boleh tahu….kamu kan sudah pisah 3 tahun sama mantan mu…, nah kalau ‘kepingin… itu..’ bagaimana kamu mengatasinya…? tanpa tedeng aling aling Anita bertanya yang membuat wajah Mira merah bagi kepiting rebus.
“Ya…gitu deh……….., udah ah….kok nanya in yang begituan sih…….” jawab Mira tersipu.
Tiba tiba Anita bangkit, lalu mengambil lap top yang biasa kugunakan, meletakannya dipangkuannya dan…menyalakannya serta memanggil Mira mendekat… Aku hanya memperhatikan apa yang dilakukan istriku…walau aku tahu apa yang ada dipikrannya, sekejab kemudian terdengar suara Mira berteriak kecil…
”Ih…gila ya kamu……..” sambil melirik kearahku.

Berkali kali terdengar jerit tertahan Mira saat melihat apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo ‘petualangan’ kami…bermacam occasion yang sudah ku compile dalam suatu album, ada yang istri binal ku sedang ‘dikeroyok’, ada yang sedang swinging dengan pasangan lain dan macam macam lainnya.

“Sebentar ya…” kata Anita yang lalu beranjak ke kamar mandi Mira tidak menjawab namun matanya terus menatap layar lap top dengan wajah yang berubah ubah..antara percaya dan tidak..antara ingin tahu dan tertarik….ia masih asyik menscroll gambar gambar itu dan Anita yang sudah kembali duduk didekatku…tangannya langsung menyusup kedalam celana pendek yang kukenakan. Istri binal ku alau merangkul leherku, mencium bibirku..lidah kami saling bertautan dan tangannya dengan nakal memainkan kemaluanku yang masih tersimpan didalam celana pendek yang kukenakan…beberapa saat kemudian celana yang kukenakan sudah terlepas… Ketika Anita menengok…ia terpana….karena saat itu istriku sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku…dan ketika istriku melihat bahwa sahabatnya memperhatikan nya…ia menghentikan gerakannya dan memberi tanda agar mendekat…. dan entah sadar atau tidak Mira mendekati kami duduk disamping tempat tidur. Togel Online

Tiba –tiba istriku menarik tangan Mira dan meletakannya di batang kemaluan ku yang sudah mengeras. Tangan yang terasa dingin bertemu dengan batang kemaluan yang sangat panas… memberikan sensasi padaku.. dan benar seperti kata istriku……. Mira sudah terlalu lama tidak menyentuh laki laki…, sesaat kemudian dua mulut mungil menjadikan batang kemaluanku sebagai ‘mainan’, saat Mira menghisap kepala kemaluanku istriku menjilati bijiku dan begitu bolak balik… kujulurkan tanganku… kutarik Mira agar merayap keatas dan sesaat kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku… Ketika dasternya kulepas..buah dadanya terpampang jelas…puting susunya lebih besar dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya…, dan walau sdh tidak terlalu padat dan agak turun sedikit namun asyik juga.

Mulutku melumat puting susu yang sudah mengeras itu dan tanganku menyusup ke bawah pusarnya…terasa selangkangan yang lembab agak basah…dengan bulu bulu yang cukup lebat. Istri binal ku yang mengerti apa yang kuinginkan, menghentikan gerakannya menjilati kemaluanku..lalu memberi kesempatan padaku untuk mengubah posisi. Kubaringkan Mira telentang..dan kucium bibirnya… lalu perlahan jilatanku merambat turun… lehernya, pundaknya dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan kuhisap putingnya sementara ia hanya memejamkan mata mengerang lirih…. Lidahku turun terus kebawah…dan ketika sampai di perutnya ia mulai menggelinjang… kuambil bantal.. kuminta ia mengganjal pinggulnya dan kini aku mulai konsentrasi pada vagina yang merekah membasah itu.

Dengan kedua tanganku kusibak bulu bulu di area itu…. kubuka vaginanya… dan lidahku mulai menari nari di klitorisnya…, sesekali menerobos masuk dan kembali menjilat, menghisap dan menjilat.. Anita yang rupanya tidak tahan dari belakang juga ‘menyerang’ku.

“Ssshh….. aduh…. sdh nggak tahan……”

sesekali kepalaku dijepitnya dengan pahanya..dan aku mengerti..sudah terlalu lama ia ‘haus’..maka ketika aku menyudahi permainan lidahku dan merayap naik ketas tubuhnya dengan serta merat tangannya menyambut dan memelukku, dan setelah batang kemaluanku terarah tepat dengan perlahan mulai kubenamkan… Mira mengerang…. membuka pahanya semakin lebar,… setelah kepala kemaluanku masuk…dengan satu hentakan yang diiringi desahan keras dari wanita ini kubenamkan batang kemaluanku hingga habis. Kubiarkan sesaat kemaluanku terendam dalam vagina yang sangat hangat namun ‘legit’ itu, memang sih kelebihan wanita jawa barat umumnya bisa membuat vaginanya enak..tidak kering agak basah sedikit, tapi legit.. atau mungkin pengaruh suka makan lalaban?.. dan baru kemudian kutarik sedikit…lalu kubenamkan lagi..demikian berulang – ulang… sementara Mira memeluk dan kakinya bahkan melingkari pinggangku…

Tiba kurasakan sensasi lain…wah……. ternyata istri binal ku mengusap dan memegangi bijiku saat batang kemaluanku bergerak memompa naik turun di vagina Mira, bahkan sesat kemudia bukan lagi usapan yang kurasakan namun ….. jilatan…. gila……………. rasa nikmat yang luar biasa menyerangku …………, batang kemlauanku terbenam dijepit kemaluan Mira dan lidah Anita menjilati bijiku..sesekali batangku terjilat saat tertarik keluar….. Aku tahu kalau begini terus tidak lama lagi pasti tumbang…….. maka, ku rubah posisi, tanpa melepaskan batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi hingga Mira kini diatasku, kini aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang bergoyang dan menggayut diatasku dengan leluasa kuremas…, sesekali putingnya kuhisap…, disisi lain istriku juga jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu. Mira mulai bergerak teratur….mungkin terlalu lama tidak merasakan kemaluan laki laki membuatnya tidak tahan terlalu lama….. ia naik turun diatasku dengan teratur…semakin lama semakin cepat..kemaluannya mulai menghangat…
dan aku ‘membantunya’ dengan menghisap puting susunya…..dan akhirnya dengan satu teriakan tertahan ia melemparkan kepalanya kebelakang..mencengkeram pundaku dan mendesah lirih…”Ah…ssss…………….hhh…………. ….. ah…….. aduh….. keluar………..” lalu ia ambruk diatas dadaku.

Kucium bibirnya dan dengan perlahan ia kurebahkan kesamping…, sesungguhnya aku yakin akalu kuteruskan sedikit lagi ia masih bisa menggapai satu klimax lagi walau tidak sedahsyat yang barusan..namun aku juga tahu kalau istri binal ku sudah menanti.. Kusuruh Anita menungging dan dari belakang batang kemaluanku yang masih basah kuyup dangn lendir Mira menerobos memasuki lubang vagina istriku..yang juga sudah basah…. Kami sudah mengenal satu dengan lain sangat baik….maka irama yang berkembang sudah dalam kontrol kami dan karena desakan di bijiku sudah sedemikian mendesak… kuberi tanda pada Anita untuk meningkatkan ‘speed’ dan akhirnya… srrrrt….. creeet………. air maniku menyembur deras mengisi vagina istriku sementara istriku juga mencapai klimax pada saat yang sama dan mendesah desah keras. Cukup lama kami terdiam dan berpelukan bertiga dalam keadaan telanjang, ganti berganti kedua wanita itu mencium bibirku dan tangan mereka mengelus serta mengusap ngusap kemaluanku yang masih basah itu…, namun juga masih susut.

Belum terlalu rasanya beristirahat Mira sudah mulai memainkan kembali mulutnya di selangkanganku sementara Anita berjongkok diatas wajahku dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya……, vagina istri binal ku walau sudah banyak yang ‘menikmati’ namun tetap terawat dan terasa nikmat… juga klitorisnya masih tetap mungil kemerahan….sekitar lima menit kami dalam posisi itu sebelum berbalik… kini kembali aku diatas Mira yang dengan melebarkan kakinya menerima kemaluanku dan Anita memelukku dari belakang menjilati leher dan belakang telingaku.. kadang lidahnya turun ke bawah hingga ke belahan pantatku…. Aku menggenjot Mira yang terlentang dibawah tubuhku dengan teratur dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang panas… istriku mengelus dan mengusap usap bijiku yang memberikan sensasi nikmat dan seperti tadi………… Mira yang masih haus itu kembali mencapai klimax duluan…..

”Mas……….ah……. cepet…. cepet.. .aduh………… enaaaak..hhh………” dan setelah seluruh tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa mencabut kemaluanku yang masih terbenam dalam vagina yang berdenyut denyut itu……. dan semenit kemudian mulai lagi kugerakan maju mundur secara teratur….”waw………. geli…. ah…….. aduhh.. …………” Mira merintih dan mendesah….namun aku meneruskan gerakanku dengan cepat mengejar ejakulasi kedua yang ingin kugapai…dan

“Aduh…….keluar… lagi…… ah……” dan istriku juga semakin giat mengusap dan meremas bijiku dan ketika aku merasa tak tahan lagi……kucabut kemaluanku dari vagina Mira dan istri binal ku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang basah penuh lendir itu. Tidak sampai dua menit, aku setengah menjambak rambutnya menembakan air maniku dalam mulut Anita yang tanpa ragu langsung menelannya., Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya namun bukan berarti berhenti karena lidahnya masih terus menjilati hingga batang kemaluanku bersih dari cairan.

Sekali ini aku perlu waktu setengah jam untuk dapat ‘bangkit’ kembali…. dan setengah jam lebih dikocok dalam vagina Anita untuk kemudian melepaskan isinya yang sudah semakin sedikit dalam vagina yang sejak awal ‘belum sempat diisi’ air maniku Entah jam berapa Mira kembali ke kamarnya karena saat aku berada dalam pelukannya dengan wajahku terbenam diantara buah dadanya…aku terlelap. Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari istri binal ku…sambil berbisik

”Mira bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak dari mantannya dulu katanya..”
aku hanya tersenyum karena benar benar merasa ‘habis…..’, terkuras energi dan air maniku…., Hampir tengah hari baru aku beranjak dari tempat tidur setelah anak anak ribut tidak karuan mengajak pergi…

Thursday, May 28, 2020

Ngewe Dengan Tukang Ojek


Kasir4D Air segera mengucur deras dengan seketika begitu Naya memutar tuas keran air yang ada dibagian bawah bathup. Sesekali, ia kecipakkan tangan putih mulusnya ke air guna merasakan tingkat kepanasan air. “Moga-moga, mandi berendam ini dapat menjernihkan pikiranku.” ucapnya pelan. Butuh beberapa waktu guna memenuhi bak bathup itu dengan air. Oleh karenanya, selagi menunggu bathup penuh, Naya menuju dapur yang ada di lantai dasar untuk membuat segelas jus melon kegemarannya. Jus melon, olahan minuman dari buah yang bagi Naya adalah teman setia ketika menemaninya berendam.

Cobalah oh sayang hatiku pasti jadi milikmu
Bila kau tunjukkan kasih sayang padaku
Sepenuh hati dengan cintamu
Sayangi aku selayaknya aku kekasihmu
Aku wanita yang butuh cinta
Bukan hanya perzinahan
Yang dapat kau lalui lalu kau pergi

Tak sadar, dari semenjak keluar kamar hingga dapur, bibir tipis Naya melantun sebait lagu yang semakin lama semakin keras. Dan dengan diiringi gerakan tarian manja, Naya menyanyikan keseluruhan tembang yang dibawakan oleh grup band lawas tersebut. Hingga ketika melewati ruang tengah, Naya dikagetkan oleh sesuatu.

“Eh, Mitha, kamu kok sudah pulang?” tanya Naya dengan nada kaget akan keberadaan putri semata wayangnya di sudut kursi ruang tengah.
“I-iya, mi. Hari ini lesnya libur, khan sekarang hari jumat.” jawab Mitha yang juga terkejut akan kehadirannya Naya yang tiba-tiba.
“Haloo, halooo, Mith? Mitha?” panggil seorang pria yang ada di ujung telepon.
“Eh, iya. Ga kenapa-napa kok, cuma ada mami.” sambung Mitha.
“Hayo, kamu sedang telepon ama siapa, sayang?” tanya Naya menggoda anak perempuan satu-satunya. Didekatkannya telinga Naya pada gagang telephon yang berada pada genggaman Mitha, seolah ia ingin nguping. Namun karena malu, Mitha segera menghindarkan gagang telephon itu jauh-jauh dari jangkauan maminya.

“Ah, Mami kepo banget deh. Cuma temen kok, Mi.” jawab Mitha malu-malu.
“Hahaha… Dasar anak kecil.” tawa Naya yang akhirnya menyerah untuk menginvestigasi putrinya itu.
“Udah sana, mami mandi gih. Tuh denger, suara aer bathupnya dah penuh.”
“Iya deh… Yang masih ABG…” canda Naya genit.
“Halloohh… iya…” kembali Mitha melanjutkan perbincangan serunya seolah barusan tak ada apa-apa.

Sambil tersenyum, Naya pun ikut-ikutan tak menggubris Mitha yang sedang telepon. Dia segera menuju dapur untuk membuat jus melonnya.

Dari dapur, suara berat Mitha masih sedikit terdengar. Naya sebenarnya berusaha untuk tak menghiraukan percakapan antara putri dan temannya itu, namun entah kenapa, jika melihat dari gelagat Mitha ketika menelpon, dia terlihat seperti sesosok mata-mata yang sedang membocorkan rahasia. Duduk disudut ruangan, bergelap-gelapan dengan pandangan mata yang selalu siaga mengawasi kondisi sekitar. Mau tak mau, Naya pun menjadi penasaran. Segera saja, ia mematikan mesin blender yang sedang menggiling daging buah melon itu, lalu ia pertajam indra pendengarannya. Dan mendadak, Naya lupa akan tujuan awalnya membuat jus melon sebagai teman mandi berendamnya.

“Hihihi… iya bener, rasanya bikin deg-degan gimana gitu…” ucap Mitha lirih sambil sesekali ia tertawa kecil.
“Bener-bener, bentuknya ga sama seperti gambar yang ada di buku. Beda banget.”
“Gedhe dan panjang.”
“Iya, Mitha juga pengen…”
“Aduh, kapan ya bisa seperti kemaren lagi?” kembali Mitha celingukan, menengok ke arah dapur dimana mamanya berada. Ia berjaga-jaga supaya tak ada seseorang pun yang mendengar percakapannya.
“Mitha juga merindukan sodokan batang panjangmu, sayang, hihihi…” kembali Mitha tertawa kecil.
“Merindukan sodokan batang panjangmu?” tanya Naya dalam hati. “Batang apakah yang sedang dibicarakan antara Mitha dan teman prianya ini?”

Mendadak muka Naya menjadi merah, dan detak jantungnya berdebar begitu kencang. Apakah mungkin, Mitha sedang membahas tentang batang kelamin teman lelakinya? Mitha khan baru masuk kelas 2 SMP baru 15 tahun. Belum sepantasnya ia mendiskusikan tentang hal itu dengan teman lelakinya. Naya mencoba mengingat tentang kejadian beberapa waktu lalu. Ada beberapa kejanggalan mengenai putrinya yang susah untuk dijelaskan. Pulang larut malam, cupangan di leher bawah serta dadanya, dan yang paling mengejutkan adalah adanya plastic kondom di laci kamarnya. Hal itulah yang membuat pikiran Naya menjadi gelisah. Ada apa gerangan yang terjadi pada kelakuan putri satu-satunya itu.

“Ah, kamu jangan gitu ahh… Mitha juga pengen.”

Kembali Naya membuang semua pikiran aneh itu dan lebih memilih untuk mendengarkan percakapan putrinya dari jauh. Hingga, sebuah kalimat yang membuat detak jantungnya seolah berhenti.

“Mitha juga pengen ngejilatin kontolmu, Mas. Pengen banget minum pejuhmu lagi.”

DEG…!

Naya seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Walau terdengar begitu samar, namun Naya yakin, jika barusan ia mendengar putrinya ingin meminum sperma lelaki teman bicaranya.

“Mitha ga sabar nunggu mami pergi keluar kota lagi, jadi khan kita bisa nerusin rencana mas Udin yang sempat tertunda kemaren.”
“Udin?” tanya Naya dalam hati.

Mendengar pembicaraan mereka yang mulai tak senonoh, Naya berjingkat pelan. Mendekat ke arah Mitha dari arah belakang punggung Mitha dan… “Kamu sedang ngobrol dengan Udin si tukang ojek itu ya? Mitha menengok ke arah datangnya suara itu dan langsung berdiri dari tempat duduknya. “Sialan! Udah dulu ya, sayang, ada mami…” Sebelum Mitha meletakkan gagang telephon itu ke badan telephon, Naya langsung menyerbu ke arah Mitha sambil berteriak lantang. “Berikan telepon itu!” bentak Naya sembari menyambar gagang telephon dari tangan putrinya.

“Dengar ya, Din… Jika gue ngelihat lo dekatan dengan anak gue lagi, gue ga akan segan-segan untuk ngelaporin lo ke Polisi. Mengerti lo?” bentak Naya sambilmenutup telepon.

Seperti mendengar gemuruh geluduk di siang bolong, Mitha yang mendengar lelaki tercintanya diancam seperti itu, menjadi tak terima. “Miii, apa yang mami lakuin sih? Emang Mas udin salah apa, miiiih?”

“Mami ga suka kamu menjalin hubungan dengan lelaki tanpa masa depan seperti itu.”
“Tapi, miii, aku mencintainya…”
“Buka matamu, sayang… tukang ojek seperti dia tuh tidak cocok buatmu.”
“Mitha tak peduli dengan apa kerjaan dia, yang jelas Mas Udin cinta ama Mitha.”
“Jadi kamu menentang pendapat mami?”
“Mami jahat! Mitha benci Mami.”
“Udah-udah, kamu dihukum. Weekend ini kamu tak boleh keluar rumah. Sana masuk kamar!”
“Aku benci mami. Aku benar-benar benci mami!” tangis Mitha histeris. Ia berlari masuk kamar lalu membanting pintu kamarnya keras-keras.

Tiba-tiba, rasa bersalah muncul dalam hati Naya. Apakah dia salah atau terlalu keras dalam mendidik Mitha, sehingga Mitha bisa berteman dengan lelaki busuk semacam Udin.  filmbokepjepang.com Apakah Naya kurang dalam memberikan perhatian dan kasih sayangnya, sehingga Mitha bisa menjalin hubungan spesial dengan lelaki tak terurus seperti Udin. Udin, lelaki yang dalam pandangan matanya benar-benar jauh dari ganteng, putih atau bermasa depan. Lelaki yang selalu menggunakan pakaian hitam belel, celana jean sobek dan berbau asem. Belum lagi reputasinya sebagai pengedar narkoba yang entah itu benar atau salah, semakin membuat citra Udin mejadi begitu buruk dimata Naya.

Naya kembali teringat beberapa waktu lalu, ketika masa awal-awal perkenalannya dengan Udin. Udin adalah tukang ojek ujung komplek yang membantu mengantarkan Naya berangkat interview karena mobilnya entah kenapa susah untuk dinyalakan. Dan ternyata, semenjak kejadian itu, Udin menjadi tumpuan harapan bagi Naya dalam hal trasportasi. Baik sebagai sarana antar jemput atau untuk minta tolong segala macam kebutuhan Naya. Yah dengan kata lainnya, Udin dapat diandalkan sebagai tangan tambahan ketika Naya tak mampu dalam mengerjakan sebuah tugas.

Ramah, baik dan tak perhitungan. Itulah yang membuat Naya percaya untuk menggunakan jasa Udin. Namun ada satu hal yang Naya kurang suka dengan tukang ojek itu. Udin memiliki sifat mesum. Apalagi semenjak putri semata wayang Naya juga mulai sering menggunakan jasa ojek Udin, sifat mesum Udin menjadi semakin menjadi-jadi. Hingga pernah, Naya beberapa kali memergokin Udin yang sering memphoto dirinya ataupun Mitha ketika mereka sedang mengenakan rok pendek atau baju dengan atasan berbelahan dada rendah. Dan yang paling parah, Naya sempat mendapati adanya sperma di kamar mandi, setelah kamar mandi itu digunakan Udin.

Yup, Udin beronani di kamar mandi.nya

Memang sih, Udin tak pernah mau mengaku melakukan hal itu, tapi Naya benar-benar yakin jika lelehan sperma di dinding dan lantai kamar mandi itu berasal dari batang penisnya. Udin juga sepertinya membawa dampak buruk kepada Mitha. Karena semenjak kenal Udin, Mitha menjadi sangat susah diatur, suka melawan, dan mulai menggunakan gaya berpakaiannya yang berbeda. Dulu, putri satu-satunya itu selalu malu jika diminta untuk mengenakan baju seksi, namun sekarang, tak disuruh pun Mitha dengan pedenya berani mengenakan jinsketat atau jeans super pendek, berkaos kecil, yang kesemuanya menonjolkan lekuk tubuhnya

“Huuuhhh… “ desah Naya lirih. Kali ini, pikirannya semakin kacau. “Mas Loddy, apa yang harus Naya lakukan?” tanya Naya dalam hati. Diraihnya gagang telephon yang ada di atas meja ruang tengah, dan mulai menekan beberapa tombol.

Naya berharap suami tercintanya yang sedang tugas keluar kota mampu memberikan masukan tentang masalah yang ia hadapi saat ini. Namun tiba-tiba Naya memilih meletakkan gagang telepon, dan tak jadi menghubungi suaminya. Ia tak mau mengganggu pikiran suaminya dengan masalah lagi. untuk sementara, ia pendam saja dulu masalah ini. Naya kembali ke arah dapur, mengambil gelas jus melon favoritnya dan bergegas ke kamar mandi di lantai atas. Ia menutup pintu kamar mandi, meletakkan gelas jus disamping bathup dan mulai melucuti jubah mandinya. Naya berjalan ke cermin dan membiarkan jubahnya jatuh ke lantai. Itu adalah kebiasaan sehari-hari untuk memeriksa tubuhnya sendiri sebelum mandi.

Dengan jeli, mata bulat Naya memeriksa sekujur tubuhnya. Terkadang, Naya merasa bangga akan tubuh yang ia dapati. Masih berusia 34 tahun namun sudah memiliki seorang putri cantik berumur 15 tahun. Hal itu pun terkadang membuatnya sedikit besar kepala, karena ketika mereka jalan berdua, tak jarang banyak orang yang salah mengira jika mereka kakak adik. Rambut hitam yang lurus panjang, menjuntai hingga punggung. Tubuh yang dibalut kulit berwarna kuning langsat, tinggi 165 cm dan berat tak lebih dari 50 kg itu pun sering membuat mata lelaki susah untuk tidak melihat kesintalan tubuh ibu satu anak itu. Belum lagi dengan tonjolan buah dada 36C dan bongkahan bokongnya yang membulat indah, membuat Naya benar-benar seperti bidadari.

“Waktunya berendam…” bisik Naya dalam hati.

Segera saja, Naya meluncurkan kaki jenjangnya ke dalam bathup. Mencoba beradaptasi sejenak hingga tubuhnya menjadi terbiasa dengan panasnya air yang menggenang di bathup. Lalu tak lama kemudian, sekujur tubuhnya sudah masuk semua ke dalam bathup itu.

“Oooouuuhh… nyaman sekali rasanya.” desahnya lirih.

Diusapnya pangkal luar lengannya yang mulus, pundak, payudara, perut, paha hingga kedua betis butir padinya. Dengan perlahan ia menyeka semua daerah itu sembari memeriksa kulit mulusnya. Naya memejamkan mata, dan menenggelamkan seluruh tubuhnya. Tak terasa, sudah hampir sejam Naya tertidur di bathup. Karena begitu sadar dari lelap, jemari tangannya sudah terlihat keriput, dan air yang memenuhi bathup itu sudah tak lagi hangat.

Segera saja Naya beranjak dari bathup dan mulai membilas tubuh langsingnya. Naya mengambil sabun aroma melati dan membilas bahu serta lengannya sebelum pindah ke dadanya.

Mendadak, Naya tersentak kaget saat sabun dan buih-buihnya meluncur di sekitar puting payudaranya. Puting berwarna merah muda itu selalu sensitif, bukan sensitif lagi, melainkan super sensitif. Sentuhan sepelan apapun, selalu dapat mengirimkan getaran kejang ke sekujur tubuhnya. Puting payudaranya selalu mencuat keras dan begitu menjulang jauh ke depan, sehingga terkadang putting itu terasa begitu ngilu jika terhimpit oleh kain branya.Dan saat ini, kedua putting payudara itu benar-benar sensitive, keras dan sakit.

Naya menggosok sabun di sekitar bawah payudaranya sebelum meluncur di atas perutnya yang rata. Terakhir dia menyabuni selangkangannya dan meluncur ke tungkai pahanya. Dia tergoda untuk membiarkan tangannya berlama-lama di antara kakinya, daerah intim wanita yang selalu membuatnya merasa geli barcampur nikmat ketika digosok.

“Andai kamu ada disini, mas.” sambil terus mengusap selangkangannya, kembali Naya membayangkan kehadiran suaminya.

Rasa licin dan lembutnya sabun yang berada di sekitar puting payudaranyamembuat dia terangsang. Ingin sekali rasanya bercinta saat itu juga, namun Loddy, suami Naya masih dinas diluar kota. Dan masih ada waktu sekitar seminggu lagi hingga suaminya bisa pulang dan menyetubuhinya.Lagi-lagi. Naya harus menahan birahi yang memuncak itu. Naya ingin ketika suaminya pulang, ia akan mendapatkan kebinalan dirinya secara penuh.

Setelah kurang lebih lima menit membilas tubuh, Naya akhirnya menyudahi mandi sorenya. Ditariknya karet penyumbat bathup itu dan ia segera beranjak keluar kamar mandi. Dikeringkannya tubuh basah itu dengan handuk putih tebal lalu menggosokkan baby oil ke seluruh kulit tubuhnya. Mendadak, Naya merasa begitu lapar. Mandi berendam di sore hari seperti ini memang sangat menguras stamina. Walau sama sekali tak melakukan aktifitas apapun, tubuh seperti baru saja melakukan renang melewati dua pulau.

Dengan rambut yang masih digelung kain handuk, Naya keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur. Suasana rumah kembali terasa sepi, karena si Mitha sedang menjalani hukumannya di dalam kamarnya. Namun, ketika Naya melewati kamar Mitha, sayup-sayup terdengar suara cekikikan yang sangat ia kenal. Dengan cepat, Naya membuka pintu kamar putrinya dan melihat kesekeliling ruangan. Mitha yang semula sedang tertawa-tawa, langsung menyembunyikan handphone yang ia genggam ke belakang punggungnya begitu maminya masuk.

“Kesinikan handphonemu…” pinta Naya.
“Buat apa, Mi?” tanya Mitha.
“Kesiniin…!!!” ucap Naya lagi dengan nada sedikit keras.

Dengan berat hati, Mitha melempar handphone itu ke sudut kasur, dekat dengan posisi Naya berdiri.

“Mitha smsan ama Rezy, Mii… Bener kok…”
“Yuk kita lihat…”

Merasa pernah muda, Naya tak bisa dibohongi anak semata wayangnya begitu saja. Ditekannya tombol hijau di telpon Mitha, menelpon teman putrinya yang bernama Rezy.

“Baru juga sms-an bentar, sayang. Mitha udah kangen ama kontol abang udin ya? Sampe nelpon-nelpon segala…” ujar lelaki dari ujung telephon.
“BANGSAT lo, Din… JAUHI Mitha…!!!” bentak Naya seketika dan mengakhiri pembicaraan. “Mitha… mami kecewa denganmu. Mami tak mengira kamu masih berhubungan dengan lelaki mesum itu.”
“Biarin! Mitha cinta bang udin… dan Mitha tak akan tinggal diam melihat mami menghalang-halangi hubungan kami…”
“Berani kamu ya?” Emosi Naya meningkat. “Ayo ikut mami… mami tak akan membiarkanmu seperti ini.”
“Mitha ga mau ikut…” tolak Mitha sengit sambil cemberut dan menyilangkan lengandi depan dadanya.
“Ikut…!” bentak Naya sambil mencengkeram pergelangan tangan Mitha. Diseretnya putri semata wayangnya itu ke arah kamar tidurnya. “Kali ini kita tukeran kamar tidur…“ ujar Naya sambil mendorong Mitha secara paksa memasuki kamar tidurnya. “Kali ini, kamu akan merasakan, apa itu rasanya dikurung…” tambah Naya lagi sambil mengunci pintu kamar tidurnya.
“Mitha benci mami. Mitha ga mau punya mami jahat seperti mami…!” histeris Mitha dari dalam kamar Naya.

Sebenarnya, Naya merasa menyesal akan apa yang telah ia lakukan pada Mitha barusan. Akan tetapi ia sama sekali tak memiliki jalan keluar tentang apa yang harus dilakukan guna memisahkan putri satu-satunya dengan ojek kampung itu. Naya merasa begitu frustasi, dan berpikir untuk segera menelpon Lody. Namun, kembali, ia mengurungkan niatnya. Ia tak ingin membuat suaminya itu khawatir akan apa yang terjadi kepada putri satu-satunya tersebut. Dengan langkah gontai dan pikiran kalut, Naya berjalan kearah dapur dan membuat makan malam. Dua porsi besar spageti bakso dan dua gelas orange jus, satu untuk dirinya, dan satu untuk Mitha.

Sejahat-jahatnya ibu, Naya tak tega juga melihat putrinya hanya meringkuk di sudut tempat tidurnya. “Mitha, nih makan malamnya udah mami siapin, yuk kita makan malam bareng.” Tak ada jawaban sedikitpun dari Mitha. Rupanya saat itu Mitha masih benar-benar sebal akan hukuman dari Naya. Walau sedang menghukum putri semata wayangnya, Naya juga tak tega melihat putrinya itu kelaparan. Oleh karena itu, ia sengaja meletakkan makan malam itu di dalam kamar tidurnya, lalu kembali keluar dan mengunci kamarnya lagi.

“Aku mami yang sadis…” ujar Mitha dalam hati.

Malam semakin larut, rasa kantuk karena makan malam pun mulai menyergap. Dan karena kamar tidur Naya malam ini ditempatin oleh Mitha, mau tak mau Naya harus tidur di kamar Mitha.

“Sudah lama juga aku tak pernah berkunjung ke kamar yang mungil ini.” sejenak, Naya mengamati sekeliling kamar putrinya. Laptop, TV, audio set, lemari, rak buku dan tempat tidur dengan sprei dan selimut berwarna pink. Dinding berwarna hijau muda yang ditempeli beberapa poster idola, AC dan dua buah jendela yang ada disamping-samping tempat tidur. Tak ada yang special dari kamar itu, sama seperti remaja cewe pada umumnya.

Naya kembali berkeliling kamar mungil itu. Di atas meja belajarnya terdapat beberapa photo Mitha mengenakan bikini seksi bersama teman-temannya ketika berenang di pantai beberapa tahun lalu. Melihat tubuh putrinya mengenakan bikini, Naya benar-benar bersyukur karena telah memiliki putri yang cantik seperti Mitha. Perhatian Naya mendadak tertuju pada laptop Mitha. Laptop itu masih aktif karena lampu indicator masih menyala. Penasaran akan apa yang ada dalam laptop Mitha, Naya segera membuka laptop itu.

Tak ada sesuatu yang disembunyikan di laptop itu, hanya berisi tugas-tugas sekolah, photo dan beberapa game. Namun, ketika sedang asyik-asyiknya ‘menggeledah’ isi laptop Mitha, Naya menyadari ada sebuah folder yang sangat mengganggu. Folder berisikan gambar-gambar Mitha yang menurutnya kurang sesuai dengan gambaran anak berusia 15 tahun. Folder itu berisikan photo-photo dari catatan sex Mitha semenjak dia berkenalan dengan Udin. Mitha sepertinya sengaja mendokumentasikan segala macam coretan tangannya dengan cara memphotonya dan menyimpannya di dalam laptop.

Corat-coretan vulgar yang menggambarkan kapan Udin mencium Mitha. Corat-coretan vulgar yang menggambarkan gimana rasanya putting ketika dijilat. Corat-coretan vulgar yang menggambarkan apa rasa pejuh ketika masuk mulut. Corat-coretan vulgar yang menggambarkan sketsa kelamin pria yang sama sekali tak proporsional dengan postur tubuhnya dengan tulisan “Kontol Bang Udin Tersayang” dan gambar kecupan bibir di sekujur gambarnya. Dan yang paling parah, Mitha memiliki beberapa photo penis Udin kampung itu. Mulai dari kondisi lemas, setengah ereksi, ereksi sempurna, blowjob, hingga photo penis yang sudah memuncratkan pejuhnya di mulut Mitha.

“Ya ampun, sudah sejauh inikah hubungan mereka?” Tak tahan dengan pikiran yang mendadak menghantui, Naya segera mematikan laptop putrinya dan duduk di tempat tidur. Dengan nafas yang masih menderu-deru, Naya mencoba menenangkan diri.

Satu hal yang dipikirkan Naya semenjak ia melihat photo-photo catatan Mitha. “Udin harus sesegera mungkin dijauhkan dari kehidupan Mitha. Ya, itulah satu-satunya cara untuk membuat Mitha kembali nurut seperti dulu lagi.” batin Naya sembari menenggak seluruh jus orange sisa makan malam itu hingga tak tersisa.

Mendadak, kepala Naya pusing. pandangan matanya kabur, dan kelopak matanya menjadi sangat berat.

Naya tiba-tiba terbangun dalam keremangan lampu kamar. Dia tidak tahu berapa lama ia telah tertidur. Kepalanya masih terasa berat dan nafasnya terengah-engah. Dengan paksa, Naya mencoba untuk membuka mata. Namun sejauh ini, hanya kegelapan yang dapat ia tangkap dengan kedua mata bulatnya.

“Kenapa dengan tubuhku?” tanya Naya dalam hati. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, nafasnya panas dan pendek, badannya terasa hangat dan enteng.
“Apa aku terkena demam karena terlalu lama berendam?” tanya Naya lagi.

Naya merasa fantastis. Seluruh tubuhnya terasa begitu berbeda dari biasanya. Kulitnya terasa begitu kencang, begitu sensitive, hingga ia mampu merasakan semilir hembusan angin dari lubang hidung yang menerpa tubuhnya. Payudaranya membesar dan mengeras dengan putting yang seolah tak mau mengalah, ngilu dan bengkak. Anehnya, dia tidak merasa lelah sama sekali. Setiap kali ia menggeliatkan badan, gesekan antara kulit dan kain sprei menimbulkan gelitikan aneh di sekujur tubuhnya yang membuatnya seketika merinding nikmat.

“Ooouhh… sssshh… ada apa dengan diriku ini?” tanya Naya sambil terus menggeliatkan tubuhnya, menggesek-gesekkan tubuh sintalnya dengan kain sprei.
“Mas Loddy… Kamu kok lama sekali sih pulangnya?!” Naya tiba-tiba mengigaukan kehadiran suaminya. Malam ini, ia benar-benar merasa kangen dengan suami tercintanya. Hingga ia menyadari, ada sesosok manusia yang berdiri di sudut kamar.
“Mas loddy, itu kamu ya?” tanya Naya. “Kamu pulang lebih cepat ya mas? Sini, mas, mendekat. Adek kangen banget sama kamu, mas. Sini!” pinta Naya sambil melambaikan tangannya pada sosok tersebut.

Sosok itupun mendekat dan duduk disamping tempat tidur. “Mas Loddy, kamu kok diam saja, kamu nggak kangen ya sama istrimu yang kesepian ini?” Dalam gelap, Naya langsung memeluk sosok lelaki yang ada disamping tempat tidurnya itu dan menciuminya bertubi-tubi.

“Mas, kamu tahu nggak, mendadak adek pengen begituan. Kamu tau khan, mas, sudah lebih dari 2 minggu adek tak kamu jamah, mas. Yuk, mas. Kamu mau khan?”

Sosok itu mengangguk.

“Nah, gitu donk, mas. Ayo sekarang buka semua bajumu, mas. Adek udah bener-bener nggak tahan lagi, mas, pengen buru-buru ngerasain sodokan batang perkasamu.”

Perasaan kangen yang turut ditunjang dengan birahi yang mendadak muncul, membuat Naya tak sanggup lagi menahan keinginan dirinya untuk disetubuhi secepatnya. javcici.com Naya tak peduli jika suaminya baru tiba, Naya tak peduli akan rasa capai yang mungkin saja dialami suaminya, yang jelas, malam itu dirinya harus mendapat kepuasan yang sudah beberapa hari ini Naya inginkan. Mengiyakan keinginan Naya, sosok itupun segera melucuti semua pakaian yang menempel di tubuhnya. “Kamu tiduran aja ya, dek…” ujar sosok itu dengan nada yang berat.

Sebuah tangan menyentuh kaki Naya dan naik ke lututnya. Sosok itu berayun dan berlutut di antara kakinya, membungkuk dan memberikan ciuman basah di lutut dan paha Naya.

Perlahan namun pasti, ciuman demi ciuman mulai bergerak naik ke arah selangkangan Naya. Ciuman demi ciuman membawa gelijang geli pada paha dan vagina. Membuat sekujur tubuhnya menjadi merinding.

“Ooohhh, mas… Stop, mas… Geli…“ desah Naya yang sepertinya kurang setuju akan perlakuan sosok suaminya itu. “Geli, mas…“
“Kamu suka?” tanya sosok itu singkat.
“Ho’oh… cuman adek heran, tumben kamu mau jilat-jilat kaki adek?“
“Kenapa?”
“Biasanya kamu khan ga pernah melakukan foreplay. Adek suka, mas…” desah Naya yang merasa keenakan akan stimulus lidah sosok suaminya.
“Kali ini aku punya kejutan yang pasti akan membuatmu suka, dek…”
“Kejutan apa, mas? Kamu mau apa?”

Mendadak, sosok itu menghentikan jilatan lidah pada kaki Naya, dan langsung berpindah naik ke atas. Mulai menjilat celah vagina Naya yang sudah membanjir basah.

“Lendir kamu banyak sekali, dek…” ujar sosok suami Naya.
“Mas, kamu mau apa? Kamu tahu adek nggak suka dijilat di situ.” Naya mengingatkan suaminya, tapi entah kenapa tubuhnya seolah mengijinkan lidah suaminya bermain disitu.
“Nikmatin aja, dek…”
“Yah, mungkin malam ini adek pengen nyobain sesuatu yang beda.” suara Naya meninggi ketika ciuman sosok suaminya itu jatuh di bibir vaginanya. Lidah basah itu bekerja dengan cepat dan efisien. Membuat lendir kenikmatannya membanjir dengan deras.
“Geli, mas… geli…” ujar Naya yang baru kali pertama merasakan oral seks. Dan dengan kedua tangannya, Naya mencoba mendorong suaminya menjauh dari vaginanya yang meranum merah. Namun, tubuh suaminya yang cukup kurus itu terlalu kuat.
“Memek kamu wangi banget, dek…” puji sosok suami Naya yang semakin gencar menjilat dan menyerucup semua lendir vagina Naya.
“Bentar, mas… bentar… adek merasa geli sekali…” Naya menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, mencoba menghindar dari jilatan buas suaminya yang terasa begitu nikmat itu. Merasa tak tahan lagi akan gelitik rasa geli pada vaginanya, Naya mencoba mendorong kepala suaminya. Di sentuhnya pipi suaminya yang sekarang terasa kempes.
“Shhh… Kamu kurusan, mas…” komentar Naya setelah menyentuh wajah suaminya dalam gelap. “Ooouuggghhh… Enak, maaass…”

Mendengar Naya mulai menikmati jilatan lidah kasarnya, sosok suami Naya pun semakin bersemangat lagi untuk mengoral vagina tak berbulu milik istrinya itu. Naya menyambut keberingasan suaminya dengan meminta kepala yang ada diantara selangkangannya semakin aktif dalam menstimulus vagina dan klitorisnya. Tangan Naya naik dari pipi ke rambut suaminya. Naya mendapati rambut suaminya sudah panjang, dengan pony yang sepertinya sudah menjuntai melebihi alis.

“Oooouuugghh… Tuhaaaan… enak sekali, mas…” jerit Naya sambil mencengkeram kepala suaminya ketat supaya ia membenamkan lidahnya lebih dalam.

Mendadak, salah satu tangan suaminya menggapai naik, ke arah payudara Naya dan mulai meremas bongkahan dadanya dengan perlahan. Suaminya meremas puting tegaknya, lalu dengan perlahan ibu jari dan jari telunjuk mulai menyentil, memelintir dan menyentak putting Naya dengan gaya yang berbeda. Jauh lebih kasar daripada biasanya. Tiba-tiba, pinggul Naya menjadi tidak terkendali, dia akan orgasme. “Mas… maaassss… adek mau dapet, mas… ooouugghhh…“ jerit Naya menjadi-jadi ketika stimulus lidah kasar suaminya semakin beringas. “Oooouugghhh… jilat memek adek terus, mas…”

Rupanya, apa yang pada awalnya Naya kurang begitu suka, sekarang ia mulai menikmatinya. Terbukti dari jeritan dan desahan mulutnya yang berkali-kali meminta sang suami supaya memberikannya orgasme secepat mungkin.

“Maasssss… adek mau keluuuaaa…”

Namun mendadak, suami Naya itu menghentikan jilatan lidahnya. Berhenti seketika dan menatap Naya yang tergolek lemah di depan wajahnya.

“Aaaaahhh… maaasss… kok berhenti…?” Dengan nafas yang masih terengah-engah, sejenak, Naya merasa begitu sebal akan perlakuan suaminya barusan. Coba suaminya itu meneruskan jilatan lidahnya, pasti saat ini naya sudah menggelijang-gelijang keenakan karena orgasme oral pertamanya. Orgasme yang sama sekali belum pernah ia dapatkan dari daging yang bernama lidah.
“Yuk, mas… adek udah nggak tahan…” pinta Naya yang sudah tak mampu lagi menahan desakan gejolak birahinya.

Naya merasa begitu menginginkan hadirnya batang penis suaminya untuk menggaruk kegatalan yang ada di dalam lubang vaginanya. Naya merasa, inilah saatnya bercinta setelah beberapa minggu ditinggalkan suaminya keluar kota.

“Mas… yuk, mas… sodok memek adek, mas… adek udah ga tahan lagi…” ujar Naya sambil meminta badan suami yang masih berada di selangkangannya untuk naek ke atas dan menindih tubuh langsingnya.


Tanpa membuang waktu lama, Naya menjulurkan tangannya kebawah dan meraihselangkangan suaminya. Walau masih dalam kondisi kamar yang remang, dengan sigap, Naya mampu menangkap batang panjang milik suaminya. “Titit kamu keras sekali, mas… jauh lebih keras dari biasanya…” Ada perasaan bangga yang dirasa oleh Naya begitu ia menggenggam penis panjang suaminya. Karena setelah lebih dari 15 tahun menikah, suaminya masih menghargai keseksian dirinya dengan bisa ereksi sekeras ini. Bagi Naya, kerasnya ereksi adalah salah satu penghargaan lelaki yang bisa ditunjukkan kepada wanitanya.

Tapi, malam ini penis suaminya itu terasa begitu berbeda. Sangat jauh berbeda. Naya merasa, batang panjang yang menggelantung di selangkangan suaminya itu bukanlah daging penis seperti yang biasa ia rasakan selama ini. Naya merasa daging itu lebih mirip pentungan kayu, sama sekali bukan lipatan daging lembek seperti biasanya.

“Titit kamu beda, mas… rasanya kok panjang banget ya?“ tanya Naya keheranan. Namun karena keinginan Naya untuk segera mendapatkan birahi sudah terlalu tinggi. Ia sama sekali tak mempedulikan keanehan batang suaminya itu, dan dengan sigap Naya menarik batang penis suaminya itu mendekat ke arah celah vaginanya yang sudah membanjir basah oleh cairan pelumas.

Malam itu Naya benar-benar sudah terlalu bernafsu. Ia seolah sangat menginginkan untuk dapat merasakan kenikmatan persetubuhan. Ia ingin segera dapat merasakan gelinjang orgasme.

“Pokoknya aku harus puas malam ini…” desah Naya pada sosok suaminya itu.
“Iya, dek… kamu bakal mendapatkan semuanya itu malam ini.”
“Buruan, mas… Setubuhi istrimu ini.” semburnya keluar. “Adek pengen ngentot, mas… Entotin adek sekarang.” Naya mendadak heran, tak pernah dalam sejarah kamus hidupnya ia menggunakan pemilihan kata kasar ketika bercinta. Ia selalu berkata “ Tusuk atau sodok”. Ia tak pernah menyebut kata “Entot”

Dan itu kata jorok pertamanya ketika lebih dari 15 tahun bercinta

Naya membuka kedua pahanya lebar-lebar, seolah mempersilakan batang panjang suaminya untuk dapat segera berkunjung ke rahimnya. “Titit kamu besar banget, mas…” puji Naya berkali-kali kepada suaminya itu. “Adek pasti puas malam ini…” Walau sedang dalam kondisi birahi tinggi, Naya sekilas berpikir akan perubahan penis suaminya saat ini. Penis itu tumbuh menjadi begitu besar dan panjang. Bahkan tumbuh terlalu besar. Karena ketika kepala penis itu mulai mendobrak pertahanan celah kewanitaannya, timbul rasa sakit yang tak pernah Naya rasakan selama ini.

“Pelan-pelan, mas… sakit banget…” desah Naya sambil mencoba merasakan enaknya persetubuhan itu.

Namun, entah karena sudah terlanjur merasakan enak, atau karena sama-sama tak sabar untuk merasakan nikmatnya persetubuhan, sosok itu sama sekali tak menggubris permintaan Naya, karena yang terjadi, suami Naya itu terus mendorong batang panjangnya untuk masuk kedalam celah sempit yang sudah membanjir basah itu. Secara berkala, sodokan demi sodokan mulai membuka celah kenikmatan Naya. Menghantar gelombang geli, sakit dan nikmat yang tak terucap. Hingga mau tak mau Naya harus membuka membuka kakinya lebar-lebar guna mengakomodasi besarnya batang penis yang ada diantara pahanya.

“Penis Loddy tampaknya telah tumbuh begitu besar hingga saat ini, vaginaku terasa begitu penuh…” batin Naya.

Naya merasa, jika ujung penis suaminya terasa seperti bola golf yang sangat besar dan keras. Walaupun saat itu Naya sudah membuka paha dan vaginanya lebar-lebar, tetap saja, malam itu, ia merasa seperti perawan yang sama sekali belum pernah bercinta sedikitpun.

Sakit, perih dan tersiksa.

Semua terasa sama sekali tak proporsional. Karena malam itu, yang Naya rasakan bukanlah rasa nikmat seperti persetubuhan yang biasa mereka rasakan . Melainkan lebih mirip seperti sakitnya vagina ketika melahirkan. Dan dari rasa sakit ini, mendadak Naya sadar, benar-benar sadar, jika penis suaminya ini begitu besar, malah terlalu besar.

“Apakah sekarang Lody menggunakan Viagra?” pikir Naya. Karena hanya itulah satu-satunya pemikiran yang muncul di otak Naya.

Kembali, rasa dan keinginan untuk dapat segera merasakan kenikmatan orgasme melanda pikiran Naya. Sehingga, guna mencapai itu semua, mau tak mau Naya harus mengesampingkan rasa sakit yang teramat sangat di vaginanya itu. Sejenak Naya mencoba memejamkan mata, berkonsentrasi penuh untuk menghilangkan rasa sakit dan mencoba focus kepada kenikmatan sodokan batang panjang suaminya.

“Kesempatan nikmat seperti ini tak boleh aku sia-siakan…” batin Naya sembari terus mengakomodasi batang panjang suaminya yang sudah banyak terbenam di vaginanya. “Terlebih dengan segala macam kesibukan pekerjaan Loddy yang semakin tinggi… Aku harus puas… aku harus puas…”
“Nggak tiap hari aku bisa merasakan kenikmatan bersetubuh…” pikir Naya lagi. “Terlebih dengan adanya Mitha yang sekarang sudah semakin dewasa… Tak bisa lagi setiap saat, aku dan Loddy bebas bercinta.”

Pikiran Naya untuk beberapa saat kembali pada Mitha, putri semata wayangnya yang sekarang sedang menjalani hukuman kurung di kamarnya, mitha yang semakin susah diatur, semakin bandel, dan sedang kasmaran dengan ojek kampong.

“Aku harus segera membicarakan masalah ini dengan Loddy besok… yang jelas, sekarang aku harus puas terlebih dahulu. Tapi…” tiba-tiba, Naya segera tersadar. Naya dan Mitha khan baru saja bertukar tempat tidur. Yang ada di kamar tidur Naya adalah Mitha, dan yang sedang berada di kamar Mitha adalah Naya.
“Mas, kok kamu tahu adek tidur disini?” tanya Naya sedikit heran. Alih-alih menjawab pertanyaan Naya, Loddy semakin memperdalam sodokan penisnya.
“Aaahhhsss… Maaas… Kok kamu bisa tahu adek ada disini? “ tanya Naya sambil keenakan.

Heran, bingung, sekaligus penasaran. Berjuta pertanyaan tiba-tiba timbul dalam pikiran Naya. Bagaimana suaminya bisa tahu jika dia malam ini tidur di kamar putrinya?

“Ini aneh sekali, mas… benar-benar aneh.“ gumam Naya. “Terlebih, titit kamu. Tidak seperti biasanya. Titit kamu terlalu besar, mas…”
“Ya beda lah…” ujar sosok lelaki yang masih menindih tubuh langsing Naya dan menyodok-nyodokkan sekujur batang penis panjangnya ke dalam celah kenikmatan Naya yang membanjir basah.
”Karena aku bukan suami tante…!!!”

DEG…!!!

Mendengar perkataan sosok yang sedang menyetubuhinya itu, jantung Naya seolah berhenti berdetak. Sekilas, dari suara dan cara bicaranya, Naya tahu siapa sosok yang sedang bercinta dengannya. Sekilas, dari postur tubuh, potongan rambut dan aroma tubuhnya, mia mengenali siapa sosok yang saat ini sedang menyetubuhinya. Dan sekilas, dari ukuran batang penisnya yang jauh dari normal, Naya yakin jika sosok yang sedang memberikan kenikmatan duaniawi ini adalah…

Udin!!!

“Tante bakal suka kontol panjang saya… tante bakal merasakan bagaimana kontol besar ini akan memuasin memek gatel tante…” suara mesum itu kembali terdengar dengan jelas. Suara yang beberapa saat lalu sangat ia benci. Suara yang beberapa saat lalu sangat hina ditelinganya. Suara yang jelas-jelas bukan milik suaminya.

“Udin?” tanya Naya dengan nada benar-benar panik. Sebelum ia menutuptangannya ke mulutnya.
“Iya, tante… saya Udin… pacar Mitha…”

Astaga, ternyata sosok yang saat ini sedang menyetubuhi dirinya bukahlah Lody, suami Naya. Sosok itu adalah Udin, si ojek kampung pacar Mitha, anak semata wayangnya. Tak pernah sekalipun Naya membayangkan akan terjadinya situasi seperti ini. Naya tahu sekali akan Loddy suaminya yang sangatlah pencemburu. Senyum sedikit ke lelaki lain saja, bisa membuat Lody menjadi uring-uringan, apalagi sampai melakukan perselingkuhan. Naya tak bisa membayangkan betapa murkanya Loddy jika dia sampai tahu wanita yang ia nikahi, saat ini sedang bersetubuh dengan orang lain.

“Bangsat lo, Din… cepet cabut tititmu… Cabut…!!!” Dengan segenap tenaga, Naya berusaha mendorong tubuh Udin. Namun sekuat-kuatnya tangan ramping Naya, ia seolah mendorong tembok. Tubuh kurus Udin sama sekali tak bergerak, sedikitpun.
“Tante… Memekmu seperti memek perawan, peret banget…” kata Udin.
“Bangsat lo, Din… Bangsat… CABUUUTT…!!!” Tak kehabisan akal, Naya mulai memukul-mukulkan genggaman tangannya ke wajah tukang ojek itu.

Tapi, Udin yang sudah merasa berada diatas angin, segera menangkap kedua pergelangan tangan Naya dan langsung melentangkannya jauh-jauh kearah samping, sehingga Naya yang dalam posisi tak berdaya, lebih terlihat seperti orang yang pasrah daripada orang yang meronta-ronta.

“Bangsat lo, Din… Cabut titit lo, Din… Cabut…!!!”

Melihat Naya yang masih mencoba meronta, Udin tak kehabisan akal. Mulut dengan bibir tebalnya langsung ia majukan kedepan, menyeruput putting kiri Naya yang tegang kemerahan. Melihat posisi yang sangat tak menguntungkan ini, “Ooouuugghhhh… Sshhh… “ mau tak mau Naya hanya bisa melengguh. “Ouuhhhggg… Bangghsaaat lo, Diinn…” ujar Naya yang seolah mencoba merasakan gelijang kenikmatan pada puting payudaranya. Sejenak rontaan tangannya mereda, dan tubuhnya melemas.

Melihat Naya yang sudah takluk akan jilatan dan kenyotan bibirnya, Udin tak langsung mendiamkan wanita jajahannya begitu saja. Dengan gerakan perlahan, Udin yang merasa jika sekujur batang penisnya sudah sepenuhnya masuk ke dalam vagina Naya, mulai menggerakkan batang panjangnya mundur

“Bener nih tante ga mau ngentot ama Udin?” tanya tukang ojek itu dengan nada menggoda sambil mulai menggerak-gerakkan batang penis yang sudah menancap dalam di vagina Naya.

Mendengar suara cabul Udin, Naya yang semula terlena seolah kembali tersadar. “Bangsat lo, Din… CABUT BANGSAT… CABUT…!!!” Naya meronta lagi sejadi-jadinya.

Udin yang masih merasa diatas angin kembali menggoda keimanan vagina Naya. Dengan tak mengurangi gerakan-gerakan menyodok pelannya, ia terus menggoda liang kenikmatan Naya dengan batang penis raksasanya. Udin tahu, jika walau Naya berkata bahwa ia sama sekali tak menginginkan persetubuhan yang terlarang ini, vagina Naya berkata hal yang berbeda. Vagina Naya sudah sangat becek dan merekah merah. Lendir yang keluar dari akibat persetubuhan batang dan celah kenikmatan ibu satu anak ini pun tak dapat berbohong. Merembes, banjir keluar dengan derasnya dan mulai berubah menjadi busa-busa putih.

“Bener nih tante ga mau Udin entotin?” goda Udin.
“Cabut, Din… Cabuuuuuttt…!!!” Ujar Naya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Ya udah kalo tante nggak mau… Udin bakal cabut kontol ini.” ujar Udin santai. Dibenamkannya batang panjang miliknya itu untuk terakhir kalinya, sebelum ia benar-benar mencabut keluar secara perlahan.
“Ouuuhhhh…” erang Naya ketika merasakan penis besar Udin itu terbenam seluruhnya ke dalam liang kenikmatannya dan menyentuh dinding terdalam dari vaginanya. “Titit Ojek kampung ini benar-benar enak… Titit ini mampu menggelitik vagina terdalamku… Beda sekali dengan titit mas Loddy… Benar-benar beda…” galau batin Naya. Matanya terpejam, dan bibir bawahnya tergigit.

Tiba-tiba, timbul perasaan galau dari dalam pikiran Naya ketika Udin mulai mencabut batang panjang penisnya. Naya merasakan sensasi yang aneh. Naya merasa begitu kosong. Naya merasa, seperti ada kesedihan yang mendalam seiring tercabutnya penis panjang Udin dari vaginanya.

Depresi di wajah cantik Naya terlihat begitu besar, dan entah apa yang ada dipikiran Naya saat itu sehingga pada akhirnya, kaki Naya mendadak merangkul pinggang Udin, menahan gerakan mundurnya dan meminta untuk maju kembali.

“Kok kaki tante nahan pantat Udin? Tadi bilangnya suruh nyabut…”

Galau, bingung, benci, dan pingin. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu. Memang sih, penis Loddy tak sebesar penis Udin. Penis Loddy juga tak sepanjang penis Udin. Dan yang paling nyata, penis Loddy tak seenak penis Udin.

Setetes air mata meleleh dari sudut matanya. Membayangkan kenikmatan dosa yang sedang ia lakukan. Naya harus segera memutuskan. Persetubuhan ini adalah salah. Benar-benar salah. Naya adalah wanita yang terhormat, walau ia tak menjabat apapun, namun di mata tetangga dan lingkungannya, derajat Naya cukup tinggi. Cukup disegani. Disatu sisi, Naya sangat menginginkan persetubuhan ini, Naya sangat haus akan sensasi orgasme yang sudah lama tak ia rasakan dari penis Loddy, suaminya, dan entah kenapa, Naya mulai menikmati debaran aneh yang menggelora dalam dadanya dan vaginanya.

Namun, kembali naya bimbang, tak peduli berpedoman pada alasan apapun, namanya selingkuh adalah hal yang sangat salah. Naya harus memutuskan sesuatu. Harus…

“Entot aku, Din…” desah Naya dengan bibir yang masih tergigit.
“Hah! Udin ga salah denger nih, Tan?” tanya Udin.
“Gila! Kamu gila, Naya… kamu bakal bercinta dengan orang yang sama sekali bukan suamimu.” pikiran sehat Naya mencoba menyadarkannya. “Dia hanyalah tukang ojek…”

Tapi, benar kata pepatah “Nafsu mampu merubah segalanya…”

“Iya… Entot aku, Din… Entot aku dengan kasar…” pinta Naya dengan kalimat kotor. Pada akhirnya, Naya tak bisa lagi menghiraukan akan segala macam norma ada yang berlaku. Saat ini, hanya satu hal yang benar-benar ia inginkan. Mendapat kepuasan dengan maksimal. Kembali, Naya menggerak-gerakkan kakinya yang masih melingkar di pinggang Udin. Kaki jenjang itu seolah meminta pinggang Udin untuk kembali maju, menabrakkan batang panjang penisnya ke liang senggamanya yang terdalam.

“Entotin aku, Diiinnnn… Entotin aku…” Naya berkata tanpa berpikir. Pikirannya seolah tertutup oleh kenikmatan dari penis besar Udin. Penis yang terasa seolah selalu bergetar di setiap saraf vaginanya. Vagina gatal yang selalu haus akan gelitikan urat-urat penis ojek kampung ketika meluncur keluar masuk.

Naya merasa penis Udin mampu menyentuh daerah terjauh vaginanya. Penis itu seolah menggapai dan menggaruk hingga sangat dalam, menekan rahimnya dengan keras setiap kali ia sodok.

“Tante bakal puas… Tante ga bakal kecewa… dan tante bakal menginginkan kontol Udin untuk selalu dapat memuaskan tante…” Tanpa mengambil ancang-ancang, Udin segera menghajar liang senggama milik ibu kekasihnya itu. Menghajar dengan sekuat tenaga, menusukkan dalam-dalam penis berukuran ekstranya.

Tanpa rasa ampun. Togel Online

“CPAK… CPAK… CPAK… CPAK… CPAK…” suara tumbukan penis dan vagina basah terdengar begitu keras di tengah suasana malam yang gelap ini.
“Ooouuhhh… Memekmu benar-bener enak, Tan… Jauh lebih enak dari memek pelacur di kampung sebelah…” desah Udin yang semakin mempercepat sodokan di vagina Naya.
“Kurang ajar, vagina terawat milikku dibandingkan dengan vagina pelacur murahan.” batin Naya.
“Sumpah… Enak banget, Tantekuuu… sepertinya Udin bakal cepet keluar nih, Tan, kalo peretnya memek tante kayak gini…” Merasakan kenikmatan jepitan vagina ibu satu anak ini, Udin seolah kesetanan. Matanya merem melek, dan mulutnya terus melumat kedua putting payudara Naya. Seolah tak mau kalah, Naya pun merasakan hal yang serupa. Gatal di vaginanya seolah terobati oleh sodokan-sodokan kasar ojek kampung yang semula tak ia sukai itu.

Saat ini, Naya sama sekali tak merasakan adanya perasaan jijik sedikitpun ke Udin. Tak ada perasaan marah, ataupun benci. Dan anehnya, vaginanya yang beberapa saat tadi terasa begitu perih menyakitkan, akibat sodokan penis panjang Udin, saat ini tak terasa menyiksa lagi. Malah, penis besar, hitam, dan menyeramkan itu, sekarang terasa begitu enak.

“Tante, Udin mau keluar…” ujar ojek kampung itu tiba-tiba.
“Ooouuhh… Kamu pake kondom khan, Din?” tanya Naya keenakan.
“Enggak. Udin kalo ngentot ga pernah pake kondom.”
“Sialan…” jerit Naya.
“Tapi tenang saja, Tan… Tante ga bakalan hamil ketika pertama kali bercinta dengan orang baru… terlebih jika tante merasa keenakan.” kata Udin dengan muka serius.
“Pemikiran bodoh, aneh dan menyesatkan darimana itu?” tanya Naya.
“Dari teman-teman Udin lah, Tan.” jawab Udin lagi.
“Cabut tititmu ketika kamu keluar… Jangan keluarin spermamu di dalam memekku…” pinta Naya.

Seperti sepasang pedagang dan pembeli yang sedang dalam proses negosiasi, Naya dan Udin pun tawar menawar sembari saling merasakan kenikmatan persetubuhan yang mereka lakukan.

“Yah… kalo ga boleh di dalem, trus dikeluarin dimana donk?”
“Di kamar mandi aja.”
“Nggak mau ah… Kalo Udin ga boleh keluarin peju di memek Tante, Udin mau Tante sepongin kontol Udin, trus pas Udin mau keluar, Tante telan peju Udin…”
“Nggak mau…”
“Ya udah… Kalo gitu Udin tetep keluarin peju Udin di memek Tante…” ujar Udin sambil terus menyodok-nyodokkan penis panjangnya ke Naya.

Seumur-umur, Naya belum pernah melakukan oral seks. Apalagi sampai menelan sperma lawan mainnya.

“Ternyata… Tante ga sehebat Mitha!” Ujar Udin tiba-tiba sambil menghentikan gerakan sodok-menyodoknya.
“Kenapa dengan Mitha?”
“Ya udah deh… Gapapa… Kali ini Udin keluarin peju di kamar mandi… Besok pagi aja Udin minta Mitha buat nyepongin kontol Udin…”

DEG…!!! Kembali, detak jantung Naya seolah berhenti berdetak setelah mendengar kata-kata Udin barusan.

Tukang ojek ini bakal meminta putri satu-satunya buat mengoral penisnya jika Naya tak mau mengabulkan permintaannya. Dan seolah tahu akan kelemahan utama Naya, Udin menyengir lebar.

“Besok kamu minta Mitha nyepongin kontolmu, Din?” tanya Naya bingung.
“Iya… abisnya Tante ga mau nyepongin kontol Udin…” jawab Udin enteng.
“Kalo tante sepongin kontolmu… kamu ga bakal minta ama Mitha lagi khan, Din?”
“Iya. Kalo tante selalu muasin kontol Udin… Udin ga bakal minta Mitha lagi.”

Naya tak bisa berpikir jernih jika sudah disangkut pautkan dengan putri kesayangannya. Seolah kehilangan kesadaran, akhirnya Naya menyetujui permintaan aneh Udin.

“Jadi gimana, tan? Tante bakal sepongin kontol Udin khannn?” tanya Udin yang seolah sudah tahu jawabannya.
“I-iya, Din…” jawab Naya terpaksa.
“Mulut tante bakal nerima pejuh Udin?”
“Iya…”
“Tante bakal bakal telen pejuh Udin?”
“tak menjawab pertanyaan terakhir Udin, Naya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Gila Naya… Kamu sudah benar-benar gila…!” Selama ini, membayangkan air mani saja sudah membuat Naya merasa mual, apalagi menelan sperma. Itu hal yang sangat menjijikkan, tapi, setelah dipikir-pikir, hal itu jauh lebih baik daripada kemudian ia mendapati dirinya hamil karena benih tukang ojek.
“Okelah kalo begitu… sekarang Tante bakal merasakan gimana nikmatnya kontol Udin…” Merasa senang karena permintaaannya dikabulkan Naya, Udin kembali mengambil ancang-ancang. Membetulkan posisi paha Naya dan meletakkan betis kaki jenjang Naya pada pundaknya. Kali ini Udin bakal melancarkan sodokan-sodokan brutalnya dengan cara yang lebih brutal.

Naya yang sudah pasrah, mendadak merasakan kenikmatan dari hal yang dinamakan persetubuhan. Rasa nikmat yang sudah lama tak ia rasakan. Rasa nikmat yang sudah lama tak ia peroleh dari suaminya.

“Sssshh… Oooouuggghhh… Diiinnn… Sssshhhh…” desah Naya.

Naya tak lagi banyak berbicara. Ia hanya mendengus dan mengerang. Naya mulai menyerah pada kenikmatan dan kedatangan gelombang orgasme dari batang panjang tukang ojek yang dulu ia benci. Ibu 34 tahun ini terlihat begitu menikmati permainan cintanya yang ia lakukan dengan batang panjang milik pacar putrinya. Naya mulai menancapkan kuku jemarinya dan melenguh begitu keras setiap kali Udin menyodorkan penisnya secara brutal dan tak menentu. Naya di ambang orgasmenya lagi. Namun kali ini gelombang orgasme yang akan datang, jauh lebih besar dari gelombang orgasme beberapa saat lalu.

Kakinya secara otomatis dia dirangkulkan ke pinggang Udin. Meminta-minta supaya Udin membenamkan dengan ganas semua batang panjang itu kedalam kemaluannya. Hingga pada akhirnya…

“Ooooouuuuggggghhh… Dddiiiinnnnnn…” teriak Naya sembari mencakar punggung hitam Udin. Orgasmenya pecah. Orgasme yang sudah lama ia nantikan akhirnya dapat ia rasakan juga. Orgasme besar yang baru kali ini ia rasakan. Orgasme yang ia peroleh bukan dari suami yang ia cintai.

“Udin juga keluar, Tanteee…” teriak Udin sambil mencengkeram keras buah dada Naya. “Kita keluar bareng-bareng…”
“Ooooouuuggghhh…” tubuh Naya tiba-tiba mengejang. Punggungnya membusur ke belakang, kepalanya mendongak keatas dan bola matanya memutih terbalik. Naya merasa tubuhnya begitu hidup. Karena kedutan orgasme yang menyerang sekujur organ kewanitaannya begitu hebat.
“Ssshh… Tantee… Ennaaaakkk baaanngeeettt… Ooouuuggghhhtt…” teriak Udin begitu batang penis panjangnya memuntahkan lahar kenikmatan.

Kaget mendengar teriakan Udin, Naya buru-buru sadar. “Oh tidak,” ujarnya tergagap. “Tarik keluar, Din…”

Walau mendengar permintaan Naya, namun Udin sepertinya sudah tenggelam dalam kenikmatan yang ia terima dari vagina Naya. Alih-alih mencabut penis dari vagina, ia malah tersungkur jatuh ke depan. Menimpa tubuh sintal Naya.

Telat. Penis Udin memuncratkan tujuh gumpalan panas ke dalam vagina Naya. Tujuh gumpalan sperma yang langsung memenuhi rongga rahimnya. Tujuh gumpalan sperma yang bakal membuat Naya hamil.

Tapi entah apa yang ada di pikiran Naya saat itu. Karena walau baru saja menerima semua sperma tukang ojek kampung itu, Naya hanya bisa terdiam sambil sedikit tersenyum.

“Panas sekali sperma tukang ojek ini…” batin Naya.

Untuk beberapa saat, kedua insan ini menghentikan segala aktifitasnya. Mereka saling tindih dengan nafas yang putus-putus. Naya yang merasa bahagia akan efek euforia orgasme hanya bisa tersenyum mendengar gombalan tukang ojek ini.

Orgasme kali ini benar-benar terasa begitu dahsyat, bahkan walau sudah 5 menit orgasme, vaginanya masih terasa berdenyut hebat. Vaginanya masih terasa kesemutan.

“Tante… kalo Udin mau ngentotin lagi… Tante masih kuat?” bisik Udin sambil mengecupi pipi ibu satu anak ini.
“Emangnya titit kamu masih bisa bangun lagi, Din?” tanya Naya heran.
“Kontol tante… Bukan titit… titit mah punya anak kecil… kalo punya Udin namanya kontol.” koreksi Udin.
“Eh, iya… kontol…” ujar Naya langsung mengoreksi kalimatnya.

Udin hanya tersenyum melihat ibu kekasihnya ini pasrah menerima semua perlakuannya. “Bisa donkm tante…” jawab Udin enteng sambil mulai menggerak-gerakkan batang penis panjangnya yang masih menancap erat di vagina Naya. Naya langsung merintih lirih begitu merasakan penis lembek Udin yang mulai bergerak keluar masuk lagi.

“Gimana rasanya kontol Udin, Tan…? Enak nggak?” tanya Udin sembari terus menggerak-gerakkan penisnya maju mundur.

Naya mengangguk.

Merasa reaksi Naya kurang menggemaskan, Udin kembali bertanya. “Gimana, Tan? Jawab donk, gimana rasanya?”

“Enak, Din… Enak…”
“Yakin bener-bener enak…?” goda Udin lagi.
“Iya, Din… Bener-bener enak…”
“Enak mana ama kontol suami tante?”

DEG…!!!

Tiba-tiba Naya kembali teringat akan suaminya yang saat ini sedang tak ada di rumah. Suami tercinta yang saat ini sedang Naya dustai. Suami setia yang yang saat ini sedang Naya selingkuhi.

“HAP…!!!” Udin tiba-tiba sambil mencaplok payudara bulat Naya.
“Ooouugghh…” seolah terkaget akan perselingkuhan yang belum terselesaikan ini. Naya segera tersadar.
“Enak mana, Tan?” tanya Udin lagi sambil memilin-milin putting payudara Naya yang bebas. “Enak kontol Udin atau enak kontol suami tante…?”

Perlahan namun pasti, birahi Naya yang baru saja terpuaskan oleh persetubuhannya dengan tukang ojek ini meninggi, seiring jilatan lidah kasar Udin di payudara Naya. Perlahan namun pasti, vagina yang masih saja berkedut dahsyat karena orgasme, mulai melelehkan lendir kewanitaanya karena goyangan penis lembek udin yang keluar masuk. Perlahan namun pasti, Naya mulai menikmati perselingkuhan kilatnya ini. Dan perlahan namun pasti, sensasi nikmat penis Loddy, tergantikan oleh batang panjang menyeramkan milik Udin. Hingga pada akhirnya, air mata Naya menetes ketika menjawab pertanyaan Udin barusan.

“Kontolmu, Din…” jawab Naya sambil menatap tajam sosok pria yang sedang menyetubuhinya itu.
“Kenapa, Tan…? Udin nggak denger…”
“ENAKAN KONTOLMU, DIN…!!!”
“Hehehehe… makasih ya, Tan… memek tante juga enak banget…”
“Maafkan adek, mas…” batin Naya. “Adek tak bisa menjaga kesucian pernikahan ini. Adek tak tahu harus melakukan apa guna mencegah perselingkuhan nikmat ini…”

Naya tahu, jika apa yang ia lakukan malam ini adalah sebuah kesalahan. Naya juga tahu jika tak sepantasnya ia bercinta dengan pacar putrinya. Namun satu hal yang tak bisa Naya pungkiri. Persetubuhan yang baru mereka lakukan belasan menit dengan tukang ojek ini, jauh lebih nikmat daripada persetubuhan yang ia lakukan belasan tahun dengan suami tercintanya.

“Tante, coba deh tante sepongin kontol Udin…” mendadak, tukang ojek yang sedang menggerakkan pinggangnya maju mundur, mencabut batang penis panjangnya dan menyodorkan pada mulut Naya.
“ASTAGA. BESAR SEKALI, DIN…” bisik Naya histeris sambil menutup mulutnya. Naya tahu jika Udin memiliki penis yang sangat besar, namun Naya tak tahu jika penisnya sebesar itu.

Selama ini, yang Naya tahu tentang penis udin hanyalah dari photo-photo yang ada di laptop Mitha. Namun hal itu sangatlah berbeda, karena setelah mengetahui bagaimana kondisi batang kelamin yang menjuntai panjang dari selangkangan tukang ojek langganannya itu, Naya baru sadar, jika penis Udin yang sebenarnya jauh lebih besar daripada photo yang ada di laptop putrinya.

Penis udin yang walau belum ereksi sepenuhnya, sudah membengkak sebesar pergelangan tangan Naya. Penis itu terlihat begitu menyeramkan dengan ditambah oleh urat-urat hitam yang tumbuh di sekujur batang penisnya.

“GILA! Ternyata aku baru saja disetubuhi oleh botol air mineral…” ujar Naya dalam hati. “Pantesan, penis ini tadi terasa begitu menyakitkan…” Jemari lentik Naya perlahan mulai menyentuh batang penis Udin yang menggelantung lemas. Dengan seksama, Naya memeriksa batang raksasa milik pacar putrinya.
“Tititmu kok bisa besar sekali sih, Din? Mana Hitam sekali…” tanya Naya sambil berulang kali membalik-balik batang hitam yang berlumuran lendir vaginanya itu.
“Kontol, tante… Kontol… bukan titit.” koreksi Udin lagi.
“Eh, iya… Kontol…”
“Gak tahu, Tan… dari lahir kontol Udin emang udah seperti ini…”

Iseng, Naya tiba-tiba ingin mengurut batang penis panjang yang ada di hadapannya. Dan begitu diurut, dari lubang kepala penis Udin, ternyata masih ada beberapa tetes sperma yang muncrat. Mengenai mulut serta hidung Naya.

“Hahahahahaha…” melihat Naya terkaget-kaget, mendadak Udin tertawa.
“Masih ada aja, Din, pejuhmu…”
“Iya donk… Udiiinnn…” bangga ojek kampung sialan itu.

Wajar memang jika Udin berbangga ria akan kehebatan batang kejantanannya itu. Karena walau Naya tak pernah tidur dengan lelaki lain, seorang pria akan merasa begitu hebat jika ada wanita yang memuji kemampuannya di atas ranjang.

Mendengar Udin yang masih berbangga ria, entah mendapat semangat dan dorongan darimana, Naya mendadak merasa ingin mengetahui sebatas apa kemampuan dirinya dalam memuaskan lelaki.

“Din, boleh nggak…?” tanya Naya malu-malu.
“Pengen apa ya, Tan?”
“Hmm, Tante pengen…”
“Pengen apa, Tantekuuu…?”
“Tante pengen sepongin kontol panjangmu…”
“Hahahaha… idih, tante… kok sekarang kamu nakal sih…?”

Sekarang, Naya, ibu satu anak ini merasa seperti kembali ke masa beberapa tahun silam. Masa dimana dia dan suaminya sedang akan melakukan malam pertama. Masa pacaran ketika pernikahan baru saja akan dimulai. Masa dimana seks terasa serba malu-malu. Namun bedanya, di hadapan naya bukanlah Loddy suaminya. Melainkan Udin, ojek kampung yang beberapa saat lalu sangat ia benci.

“Boleh ya, Udin sayaaannggg?”
“Bentar-bentar… kamu mamanya Mitha khan? Bukan pelacur kampung sebelah?” ujar Udin sambil menjauhkan pinggangnya dari mulut Naya. Sengaja mencegah Naya ketika ingin melahap kepala penisnya.
“Kamprett!! Lagi-lagi Udin sialan ini membandingkanku dengan pelacur murahan…” sengit Naya dalam hati. “Namun masa bodoh-lah… yang jelas, aku pengen ngerasain kenikmatan orgasme lagi…”
“Iya, aku Naya, mamanya Mitha…” ujar Naya singkat
“Yakin… kamu tante Naya? “
“Iya, emangnya kenapa?”
“Abisan…. Kok sekarang tingkah lakunya mirip pelacur?”
“Aku bukan pelacur… aku mamanya Mitha…”
“Ah, kamu bukan mamanya Mitha… kamu pasti pelacur…” canda Udin lagi sambil kembali menjauhkan batang penisnya dari mulut Naya. “Soalnya cuman pelacur yang mau nyepongin kontolku…”
“Udiinnn… siniin…”
“Ngaku dulu donk… kamu pelacur apa bukan…? Kalo kamu bukan pelacur, kamu ga boleh nyepong kontolku…” goda Udin lagi.
“Iyaaaa… Aku pelacur… aku bukan mamanya Mitha…” kata Naya. “Sekarang… kesiniin kontolmu…” tambah Naya sebelum akhirnya menerkam panjang Udin ke dalam mulutnya.

Lidah Naya segera berlari kesana-kemari, menjilati batang penis ojek kampung itu hingga benar-benar bersih dari lumuran sperma dan lendir vaginanya. Melumati kepala penis pacar putrinya sambil sesekali menyedot lubang kencing itu kuat-kuat hingga tak tersisa setetes sperma sedikit pun. Ini adalah seks oral pertama yang pernah ia lakukan. Bagi Naya, seks oral adalah persetubuhan yang jorok, kotor dan penuh kenajisan. Sudah berulangkali Loddy mengajak Naya untuk melakukan seks oral, tapi Naya tak pernah sekalipun mengabulkan ajakan suami tercintanya.

Namun anehnya, malam ini Naya begitu antusias untuk mencoba melakukan oral seks yang tak pernah ia sukai dengan orang yang sebelumnya ia benci. Naya melakukan oral seks dengan Udin, ojek kampung bau yang memiliki batang penis ekstra besar.

“Tante tuh salah satu pelacurku…” ujar Udin sambil kembali memaju mundurkan kepala Naya ke arah Batang penisnya. “Tante, aku mau ngentotin tante lagi…” ucap Udin singkat sambil mencabut penisnya yang sudah kembali tegang dan memukul-mukulkannya ke mulut Naya. “Tante, emangnya tante selalu sebinal ini?” tanya Udin.
“Enggak… Tante tak pernah seperti ini… Sebenarnya tante malu, tapi masa bodoh…”
“Ya udah… kalo gitu sekarang tante telentang…” ucap Udin sambil mencabut batang penis panjangnya dari mulut Naya.
“Bentaran, Din… aku belum puas ngenyot-kenyot kontolmu… kesini-iiiiiinnnn…” pinta Naya binal sambil menggapai-gapai ke arah Udin.

Udin sama sekali tak menggubris permintaan Naya. Ia segera menuju kearah tubuh bawah Naya. Dengan tegasm Udin meminta Naya untuk membalikkan tubuhnya yang semula telentang menjadi tengkurap. Dan dengan cekatan, Udin mengangkat pinggang Naya guna memposisikan Naya supaya nungging.

“Aku mau DOGGY, Tan…” ujar Udin santai sambil mulai menepuk-tepukkan batang hitam kemerahan yang ada di pangkal selangkangannya dengan bersemangat.
“PEK… PEK… PEK…!” suara yang dihasilkan dari tumbukan batang penis Udin dan vagina basah Naya.
“Basah bener memek kamu, Tante… Udah sange banget ya?”
“Hhhmmm… Ho’oh…”
“Kontolku ini akan memuaskan dirimu lagi malam ini…” Perlahan-lahan, Udin mendorong kepala penis hitamnya masuk ke dalam celah kenikmatan Naya.
“Pelan-pelan, Din… sakit…” rintih Naya manja.
“Tenang, Tante… Tahan dikit… Ntar pasti enak lagi…”
“Oooouuuhhh… Pelan-pelan, Diiiinnnn… STOP! Oughhh… Stop… Memekku terasa begitu penuh…”
“Laaaaahh… Tapi khan batang kontolku belum masuk semua, Tan?”

Kalimat Udin kembali menyadarkan Naya, jika melakukan persetubuhan dengan posisi doggy ini membuat batang penis Udin yang ekstra besar ini terasa jauh lebih panjang jika dibandingkan melakukan persetubuhan dengan gaya biasa.

“Serius?” tanya Naya seolah tak percaya.
“Beneran, Tan… nih…” kata Udin yang langsung melesakkan batang penisnya hingga mentok.
“Ooouuugghhh… Besar sekali kontolmu, Din…”
“Memangnya kontol suami tante tak seperti ini ya?”
“Setengahnya pun tak sampe, Din…”
“Hahaha… “

Ketika Udin kembali mencoba melesapkan batang panjangnya dalam-dalam. Serangkaian orgasme dalam vagina Naya pun langsung terbangun kembali. Dia tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dalam lima belas tahun pernikahannya.

Orgasme yang tiap kali ia rasakan ketika bersama Loddy, suaminya, terasa begitu kecil, sangat jauh berbeda dengan orgasme yang diberikan oleh Udin. Dan bedanya lagi, walau telah beberapa menit lalu Naya baru saja diberi orgasme oleh Udin, orgasme itu tak segera menghilang. Orgasme itu selalu ‘mengetuk’ dinding vagina Naya setiap kali Udin menggerakkan penisnya.

Semenit, dua menit, tiga menit. Orgasme dari Udin tak juga kunjung berhenti. Naya mengalami Multi orgasme.

“Bentar, Din… Bentar… jangan buru-buru nyodokin kontolnya…”
“Kenapa, Tan?”
“Aku masih pengen ngerasain kedut-kedutan orgasme barusan…”
“Hahahaha…” Lagi-lagi Udin tertawa terbahak-bahak. “Tante mirip ama perawan deh, kayak nggak tahu apa-apa…”
“Ahhh, Udin… khan tante juga pengen ngerasain enaknya kedutan itu…”
“Hahaha… kalo sama Udin, tante bakal terus ngerasain kedutan itu kok… tenang saja… tante bakal ketagihan terus…” Udin kembali mempergencar sodokan batang penis pada vagina ibu satu anak itu. Makin lama makin kencang dan cepat. Hingga kedua insan yang sedang dilanda nafsu birahi ini kembali melenguh-lenguh keenakan.
“Gimana rasanya kontol Udin, Tan?” tanya Udin sambil terus mempercepat tumbukan batang penisnya dalam-dalam ke celah kenikmatan Naya.
“Sssshh… enak, Din… Enak banget…” rintih Naya.

Merasa Naya sudah dimabuk birahi, tangan hitam Udin dengan perlahan mulai meremas pipi pantat Naya, mengusap dan terkadang menepuk pelan. “Goyangan pantatmu sungguh seksi, Tan…” gumamnya.

“Oooouuhh… sodokan kontolmu juga nikmat, Din…”
“CPEK…CPEK…CPEK…” Suara sodokan demi sodokan yang sudah tak lagi terhitung jumlahnya, terdengar begitu membahana. Berisik sekali.

Walau saat ini Naya sedang berada di kamar Mitha putrinya, Naya seolah tak peduli. Ia terus melenguh dan mengembik keenakan. Naya pun seolah tak peduli jika seandainya Mitha dapat mendengar persetubuhan ibunya yang dilakukan ketika ayahnya tak berada dirumah. Lagi-lagi, Naya hanya memikirkan satu hal. Ia hanya ingin mendapatkan kenikmatan dan kepuasan maksimal dari penis ojek kampung ini. Berulang kali, Naya melenguh dan menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengimbangi kenikmatan yang diterima oleh liang vaginanya. Hingga tiba-tiba, Udin meluncurkan salah satu ibu jarinya turun ke dalam lubang anus Naya.

Naya yang merasa tekanan pada lubang pantatnya langsung menghardik lirih. “Hei, Din… Itu… Itu lubang pantatku.”

“Iya… Udin tahu, Tan…” ujar Udin santai sambil terus menggelitik lubang anus Naya dengan mendorong ke bawah ibu jarinya masuk lebih dalam.

Pada awalnya Naya merasa sangat tidak nyaman dengan apa yang ibu jari Udin lakukan pada lubang anusnya, namun karena gelinjang kenikmatan pada vaginanya semakin menggila, akhirnya Naya membiarkan ibu jari ojek kampung itu bermain-main di dalam lubang anusnya. Malah, sekarang Naya mulai menyukai gelitikan ibu jari itu.

Orgasme kedua setengahnya pun mulai datang. Dan seolah lupa akan rasa risih yang diterima Naya pada anusnya, Naya yang merasa orgasmenya akan datang beberapa saat lagi, kembali berteriak-teriak histeris.

“Ya Tuhan, Udin… entot tante, Dinn… colok bo’ol, tante… sodok, Din… Sodoookk…!!!”

Tidak mensia-siakan permintaan nakal Naya, Udin segera mendorong ibu jarinya masuk dan keluar dari lubang pantat Naya, seiring dengan sodokan batang penisnya.

“Ooouuuhhh… aku keluar lagi, Diinnn…” Satu orgasme sempurna tampaknya tak mampu dibendung Naya. Menyebabkan Naya tumbang kedepan, merangsek lembutnya kasur dengan sprei yang tak terpasang rapi.

Melihat Naya yang kelelahan, Udin mencabut penis dan ibu jarinya. Namun…
“Jangan dicabut, Din…” bisik Naya dengan nafas yang tersengal-sengal. “Jangan dicabut, Din… Lagi… Jangan pernah sekalli-kali mencabut jempolmu dari bo’olku…” suaranya begitu lembut, hingga saking lembutnya, Naya tidak yakin Udin bisa mendengarnya. “Lagi, Din… lagi…”

Ketika gelombang kedut orgasme Naya mulai mereda, Naya segera melonggarkan otot pantatnya dan menyodorkan lubang anus itu ke Udin. “Sodok bo’olku, Din…” ujarnya. Entah darimana ide buruk itu, tapi Naya sepertinya sama sekali tak menghiraukan. “Sodok, Diiinnnn…!!” Udin tak mengira akan efek dari gelitikan ibu jari pada lubang anus Naya akan menjadi seperti ini. Ojek kampung ini merasa begitu beruntung. Ia sama sekali tak menyangka akan mendapat partner seks yang sebinal ibu satu anak ini.

“PLOP…!!” Suara batang penis Udin ketika tercabut dari kenyotan dinding vagina Naya.

Segera saja Udin membawa kemaluannya mendekat kearah lubang anus Naya yang masih kuncup saking ketatnya. Dengan penis yang masih berlumuran campuran sperma dan lendir kenikmatan ibu satu anak ini, Udin mulai melesakkan kepala penisnya ke dalam lubang anus Naya.

“Anjriiitt… tante, lubang bo’olmu sempit sekali.” jerit Udin.

Naya mendesis lirih. “Terus, Dinnn…”

Semula, Naya yang masih dalam kondisi orgasme berpikir jika Udin menyodok lubang anusnya dengan ibu jarinya, akan tetapi begitu batang kecil itu mulai masuk, ternyata pemikiran Naya salah. Yang Udin tusukkan ke lubang anus Naya bukanlah ibu jarinya, melainkan kepala penis Udin yang berukuran ekstra besar.

“Ya Tuhan… Udin… yang kamu masukkin bukan ibu jari kamu?”
“Shhh… Tan… enak banget…”
“Hhheeeggh… stop, Din… stop… besar banget…. Bool tante bisa sobek, Dinn… Stoppp…”
“Ooouuhh… ketat sekali, Tantee… “ gerutu Udin.
“Bentar lagi juga bakal terasa enak.”
“Tidak, Din… tidak… kontolmu kegedean, Din!!” mata Naya tergulung keatas karena menahan rasa sakit yang mendera lubang anusnya.

Merasa penolakan yang amat gencar dari Naya, mau tak mau membuat Udin harus memutar otak. Dan seketika, Udin mendapat jalan keluar itu. “Coba bentar ya, Tan… Udin juga pengen ngerasain enak…” pinta tukang ojek mesum itu.

“Enggak, Din… aku udah ga kuat sama sakitnya…”
“Coba nikmatin aja dulu, Tante… Udin khan pengen nyobain enaknya ngentotin bo’ol mamanya Mitha…”
“Rasanya perih banget, Din… Ga enak… Saaakiiiiit…”
“Ya udah… Kalo gitu Udin pengen nyobain di bo’ol Mitha aja…”

Mendengar kalimat Udin barusan, Naya merasa bimbang. Entah pemikiran darimana, Naya mendadak merasa cemburu pada Mitha putrinya. Tak seharusnya ia memperoleh lelaki dengan penis yang sangat memuaskan seperti ini. Udin harusnya hanya milik Naya seorang. Udin tak boleh bersama Mitha.

“Jangan, Din…!” ujar Naya dengan nada emosi yang bingung.

Naya berpikir jika kalimat “Jangan” barusan jalan tidak untuk melindungi putrinya dari kebrutalan penis Udin. Naya menipu dirinya sendiri hingga batinnaya membenarkan perselingkuhan nikmat ini.

“Jangan, Din… Jangan… Sodok bo’olku aja, Din… Jauhkan kontolmu dari pantat Mitha…” pinta Naya sambil mendorong paksa pantatnya kembali tertusuk penis besar Udin.
“Serius, Tan…?” tanya Udin yang tak percaya jika trik tentang Mitha selalu saja berhasil.
“Iya, Din… Jangan entotin bo’ol Mitha… entotin aja bo’olku, Din…”
“Hahahaha…” Udin kembali tertawa senang. “Tante Nayaku… Kamu memang pelacur murahan… Udin benar-benar beruntung bisa mendapatkanmu…”
“Udah-udah… Ntar aja rayu-rayuannya… sekarang buruan sodok bo’olku…”
“Kamu memang hot, Tan… benar-benar hot…”

Udin yang merasa mendapat persetujuan Naya, mulai melanjutkan pengeboran penisnya. Batang penis yang sudah setengah tenggelam ke dalam anus Naya, mulai ia paksa masuk kembali.

“Apa yang terjadi pada diriku? Apa aku sudah menjadi seorang pelacur murahan…?” tanya Naya dalam hati. Beberapa saat lalu, dia adalah seorang istri yang setia. Istri yang memiliki harkat dan derajat yang tinggi. Istri selalu menjaga harga diri dan kehormatannya.

Namun, hanya karena luapan nafsu birahinya, dalam waktu beberapa jam Naya telah berubah menjadi seperti seorang pelacur. Yup. Istri sekaligus pelacur bagi orang lain. Istri yang telah menelan sperma lelaki lain. Istri yang telah membiarkan penis lelaki lain menumpahkn sperma dalam vaginanya. Istri yang telah mencoba menikmati seks anal. Istri yang selalu haus akan kepuasan seksual.

“Aku memang pelacur murahan… aku memang selalu haus akan kenikmatan seksual…” Naya yang semula hanya berdiam diri, sekarang mencoba merasakan kenikmatan dari anal seks bersama tukang ojek langganannya itu. javcici.com Dengan masih dalam posisi pantat yang menungging, Naya berusaha menstimulus titik rangsangnya sendiri. Naya tak mau dirasa seperti gedebog pisang yang diam saja ketika ditusuk tongkat wayang.

Sementara Udin masih menyodokkan penis pada lubang anusnya dengan brutal, Nayapun tak mau kalah, karena ia mulai memperkerjakan kedua tangannya. Tangan kiri Naya memilin putting payudaranya dan tangan kanan mengobel vaginanya.

“Ouuugghh… Udin… aku mau keluar lagi…” desah Naya yang semakin mempercepat kobelan jemari lentik pada vaginanya.
“Udin juga, Tante… Udin udah ga sanggup lagi nahan enak ini…” balas Udin yang juga menggerak-gerakkan goyangan pinggulnya dengan brutal.
“Sodok yang kenceng, Din… sodok terus…” Tangan kiri Naya yang semula pinta memilin puting payudaranya, berpindah ke pantat Udin. Dan memintanya untuk menyodok-nyodok lubang anusnya dengan lebih cepat lagi. “Terus, Din.. Terus…” jerit Naya beringas, hingga akhirnya…
“Aku keluar, Din… aku keluar…” jerit Naya histeris, disertai dengan cengkraman jemari tangan kirinya pada pantat hitam Udin.

Tak perlu waktu lama bagi Udin untuk bisa sampai pada puncak kenikmatannya. Karena segera saja, tumpahan sperma dari batang panjang ojek kampung ini membanjiri rongga anus Naya dengan sperma panasnya.

Sperma yang memenuhi pantat Naya langsung meluap-luap keluar dari lubang anusnya. Mengalir turun seiring tarikan Udin ketika mencabut kemaluannya keluar. Walau ini adalah ejakulasi Udin yang kedua, mash sempat-sempatnya ia menembakkan beberapa tetes air mani ke pantat, punggung dan rambut Naya. Karena merasa begitu lelah, tubuh Udin yang masih berada dibelakang Naya melemah dan ambruk ke depan. Menabrak punggung Naya lalu tergolek lemas tak berdaya. Selama beberapa saat mereka saling tindih, saling melekatkan tubuh antara satu dan lainnya. Nafas kepuasan mereka berdua kejar-kejaran dan cucuran keringat membasahi keduanya.

Sebenarnya Naya sama sekali tak menyukai acara tempel-tempelan badan seperti ini. Badan yang bermandikan keringat, lendir vagina dan sperma seperti ini. Tapi mungkin karena Naya sama sekali tak memiliki tenaga lagi untuk bergerak, dengan terpaksa, ia merelakan tubuh mungil langsingnya tertindih oleh badan bau Udin. Kondisi kamar yang sebelumnya bising karena lenguhan dan teriakan kenikmatan mereka, mendadak menjadi sunyi senyap. Hanya menyisakan suara desahan nafas dan detak nadi kepuasan yang mencoba memulihkan diri.

“Bo’olmu begitu enak, Tan… sempit dan legit…” puji Udin sambil menjatuhkan dirinya ke samping tubuh Naya.

Naya yang sedari tadi masih dalam posisi telungkup, karena merasa pegal akan himpitan pada payudaranya, akhirnya menelentangkan badan juga. Sambil menatap langit-langit kamar, ia menjawab kalimat Udin dengan pertanyaan.

“Berapa umurmu, Din?” tanya Naya sambil tangan nakalnya meraba tubuh Udin guna mencari-cari batang panjang lembek milik Udin. Dan begitu batang itu dapat ia temukan, secara tak sadar jemari lentiknya mulai mengurut batang itu dengan perlahan.

“Dua puluh tahun, Tan…”
“Udah berapa banyak wanita yang telah kamu tidurin?”
“Wanita? Remaja atau ibu-ibu?”
“Berarti sudah sangat banyak ya, Din?”

Udin tak menjawab pertanyaan terakhir Naya. Ia hanya menoleh ke arah pemilik suara indah itu, tersenyum dan mengecup kening Naya.

“Kamu suka Mitha, Din?” tanya Naya lagi.
“Suka, Tan… Udin suka banget ama dia…” jawab Udin.
“Kamu udah tidurin dia?”

Mendengar pertanyaan Naya barusan. Penis lembek Udin tiba-tiba mulai mengeras, perlahan makin keras seiring urutan yang dilakukan jemari tangan Naya.

“Belum sih, Tan… tapi rencananya begitu…” ujar Udin malu-malu. “Aku akan menidurinya… Dan kuharap, pelayanan seks Mitha sehebat tante…”

“Kapan, Din?” Bego banget sih kamu, Naya! batin ibu satu anak ini. Pertanyaan barusan, mungkin pertanyaan terbodoh yang pernah seorang ibu lontarkan kepada pacar anaknya. Karena Naya tahu, cepat atau lambat, ojek kampung ini bakal mengambil keperawanan putri satu-satunya itu.

Lagi-lagi, Udin tak menjawab pertanyaan Naya ini, ia kembali mengecup kening Naya. “Aku tak tahu, Tan… secepatnya…”

“Secepatnya?”
“Iya, Tan… secepatnya… karena beberapa hari lalu Mitha sendiri yang minta Udin untuk segera mengambil keperawanannya.”
“Serius, Din?”
“Iya… Anak tante benar-benar binal…. Udin yakin, Tan… Jika kelak Mitha dewasa, dia akan menjadi pelacur kelas atas…”

Sejenak Naya tak bisa membayangkan akan perkataan Udin barusan. “Pelacur kelas atas…”

“Rencananya… Mungkin Udin bakal nidurin anak tante minggu depan…”
“Hhhh…” Naya tak menjawab, ia hanya bisa menghela nafas panjang. Ia tahu, tak mungkin baginya untuk menyuruh Mitha atau Udin guna menunda persetubuhan itu. Karena Mitha dan Udin sedang cinta-cintanya. Dan ketika muda-mudi sedang dilanda cinta, tak ada satupun hal yang bisa menghalanginya.
“Tapi sepertinya Udin bisa kok memperawani Mitha setelah dia menginjak usia delapan belas tahun, asal…” Udin menghentikan kalimatnya dan menatap Naya dalam-dalam.
“Asal apa, Din…?”

Udin tersenyum lebar sambil mencubit puting payudara Naya. “Asal… kontol Udin selalu mendapat kepuasan dari pemilik pentil ini… yah sampai waktu itu datang.”

“Sampai Mitha menginjak delapan belas tahun ya, Din?”
“Iya, Tan… hingga tiga tahun ke depan.”

Mendengar rencana ojek kampung itu, Entah kenapa Naya merasa agak sedikit lega. Ibu satu anak ini merasa jika apa yang baru saja dikatakan oleh Udin, adalah merupakan petunjuk yang dapat Naya gunakan melindungi keperawanan Mitha dari Udin. Sekaligus supaya dirinya dapat menikmati persetubuhan ini hingga putrinya dewasa.

“Ini salah… ini gak bener…” batin Naya kembali bergejolak. “Aku harus menghentikan ini semua… hal ini sama sekali tak boleh lagi dilanjutkan…” pikir otak sehat Naya. Namun…

“Okelah kalo begitu… tante hargai keputusanmu… dan sebagai imbalannya…” Naya beranjak bangun dari posisi telentangnya, tubuhnya meluncur turun ke arah kaki tempat tidur dan bergerak ke arah selangkangan Udin. Dengan penuh kasih sayang, Naya mencium ujung kepala penis ojek kampung itu. Dan sebelum Naya mencaplok penis Udin, kembali ia berkata, “Kamu boleh menikmati tubuhku, Din… hingga tiga tahun ke depan…