Friday, October 23, 2020

Tubuh Mulus Tante Yang Angkuh

 


Kasir4D - Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini, Secerah wajah tante Ivana yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan..Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar.

Akan tetapi mataku melihat tante Ivana tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivana nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku.

Akhirnya Bisa Kunikmati Tubuh Tante Yang Angkuh Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari Minggu ini, Secerah wajah tante Ivana yg tengah bercengkrama dengan bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya tak dapat disembunyikan..

Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivana tengah asyik menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah.

Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Ivana nampak srius mmperhatikan tanaman itu. ” Pagi tan ” sapaku.

” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari pagi kali? ” fikirku dalam hati.Aku kembali memperhatikan tante Ivana yg mmbelakangiku.

Mulai dari betisnya yg putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yg lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut celana pendek, namun trlihat jelas lekukannya.

 ” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku,tiba tiba kulihat tubuh tante Ivana terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yg nyaris tersungkur itu, meninggalkan sisa lamunan cabulku.Kurangkul tubuhnya yg mulus dan terlihat lemas sekali.
 
 “Ga papa kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Ivana. “Kepalaku terasa pusing Fad” jawab tante Ivana lemah. “Ya udah, istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah. “Akhirnya aku bisa merangkulmu tann” ucapku dalam hati. Ada sejuta kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh trsebut.
 
 Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivana di sofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Ivana duduk dan bersandar pada sandaran sofa. Setelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri. Tak berapa lama aku kembali dengan segelas air hangat dan menghampiri tante Ivana yg tengah bersandar di sandaran sofa. “Minum dulu tan, biar enakan!” ujarku sambil menyerahkan gelas berisi air hangat yg kubawa. Tante Ivana pun meminum air hngt yg kuberikan.
 
 “Makasih ya Fad” ucapnya lemah sambil meletakan gelas dimeja yg ada didepannya.“Kpalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku. Tante Ivana hanya mnganggukan kpalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab tante Ivana prlahan seakan tengah menahan sakit. Aku pun sgera memijat mulai dari kepalanya dengn perlahan lahan, kmudian dahinya yg dia bilang merupakan pusat rasa sakitnya.
 
 “Wah, knapa tante Fad!?” tanya Nita yg baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit!” jawabku.” Trlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil melangkah kedapur. “Dah aga mndingan Fad” jelas tante Ivana dengan mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya bersamaan dengan rasa hangat yg menjalari tubuhku.
 
 Harum aroma tubuh tante Ivana terasa menusuk kedua lobang hidungku. Membuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dengannya.“Masuk angin kali tan, dahinya aga anget ne!? ” jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mengerti akan arti ucapanku. Membuatku makin berani lebih jauh.
 
 “Mau dikerokin ga!?” tanyaku dengan penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante Ivana balik bertanya. Membuat hatiku terasa berdebar tak karuan. “Ya bisa… ” jelasku dengan cepat, takut tante Ivana berubah fikiran lagi. “Ya udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivana. Membuat hatiku berdebar makin cepat.
 
 Dengan perlahan kupapah dia melangkah menuju kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan fikiran kotorku.Setelah berada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Ivana pun meerebahkan tubuhnya seraya bernafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya.


 Aku segera berlalu mengambil obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivana. Setelah kudapati semua yang kubutuhkan, aku kembali menghampiri tante Ivana yg tengah menanti. Dengan memberanikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun perlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya.
 
 Sehingga tante Ivana kini hanya mengenakan bra yg berwarna pink dan celana pendek saja. Ada getaran hangat menjalari seluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Ivana membuka bajunya. Hingga membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mengendap dibenakku sejak awal, ketika memperhatikan dia ditaman.Dengan perasaan yg tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mengusap-usap punggung mulus yg memblakangiku, dengan hati hati sekali.
 
 “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku penuh harap sambil terus mengusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ” jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku segera melepaskan kait tali branya, sehingga membuat branya melorot menutupi sebagian payudaranya yg bulat dan berisi.
 
 Seperti payudara milik gadis kebanyakan. Setelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemariku pun menari membentuk garis dipunggung tante Ivana.Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yang berusaha ditutupi dengan bra dan kedua telapak tangannya. Tapi hal tersebut membuatku semakin terangsang didorong rasa penasaran yang teramat.
 
 Sementara tante Ivana hanya terdiam seraya memejamkan matanya yang bulat dan indah. ” Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dengan mata yg terpejam. Tiba tiba pintu kamar perlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu. “Tan aku mo kerumah teman dulu ya!?” ujar Nita berpamitan seraya matanya melirik kearahku.
 
 “Iya Nit… ” balas tante Ivana tanpa berpaling kearahnya. Kemudian secara perlahan Nita menutup pintu kembali dan berlalu pergi.Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku terkadang nyelinap dibawah ketiaknya berusaha meraih benda yg bulat dan padat berisi yang ditutupinya. Tapi tangan tante Ivana terkadang berusaha mnghalanginya, dengan merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Ivana setengah berbisik seraya melirik ke arahku. Membuatku tersipu malu.
 
 “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi tante Ivana malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi.Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa berkedip. Langsung membuat hatiku berdebar debar menyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang bisa kamu pelototin sepuas-puasnya dech!!” ujar tante Ivana tak lagi menutupi buah dadanya dengan kedua telapak tangannya lagi.

Jantungku terasa begitu cepat berdetak dan membuat lemas seluruh persendianku. Kontolku berlahan tapi pasti mulai berdiri tegak mengikuti dorongan hasratku.“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivana mengingatkanku. Membuat aku segera melanjutkan perkerjaanku yang tertunda sesaat.
 
 Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Ivana telah kukerik dan berwarna merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yang luput dari kerikanku karena terhalang dengan celana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kupelototin.Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dengan perlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Ivana menundukan kepalanya, sekali sekali terdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” perintahnya, agar aku menyudahi pijatanku.Dengan prasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan segera mmbrsihkan sisa sisa minyak dikedua telapak tanganku.
 
 ”Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivana sekaligus printah. Akupun beranjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar tersebut. Setelah usai mencuci seluruh tanganku hingga benar-benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Ivana yang tengah telentang diatas ranjang masih dengan keadaan separuh bugil.
 
 Seperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yang bulat dan berisi nampak membusung besar didadanya, dengan puting yang berwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!?”. Ucap tante
 
 “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivana sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dengan perasaan nafsu. Membuat kontolku kian berdiri dan mengeras kencang dibalik celanaku.Akupun tak menunggu lebih lama, segera kuremasi payudaranya yang menantang.
 
 Tante Ivana bergelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya perlahan. Jari jemariku kian liar meremasi seluruh daging bulat yang padat brisi. Jariku juga memainkan putingnya yang mulai mengeras. ” Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivana dengan nafas tak tratur.
 
 Akupun segera menjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak, trusss….” desah tante Ivana sraya memegangi kepalaku. Aku smakin bernafsu dengan puting yang kenyal seperti urat dan menggemaskan. Sementara tante Ivana semakin mendesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah selangkangan dibawah pusar, trus menyusup masuk diantara celana dan CD tante Ivana. Hingga jari jariku terasa menyentuh rumput halus yang cukup lebat didalamnya.
 

Tante Ivana membuka pahanya tak kala jari telunjukku berusaha masuk kedalam lobang yang ada ditengah bulu bulu halus miliknya. “Aowww…” jerit kecil tante Ivana saat telunjukku berhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun menggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Sementara kontolku semakin mengeras hendak keluar dari bahan yg menutupinya.Cukup lama jari telunjukku keluar masuk didalam memek tante Ivana, hingga lobang itu mulai terasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Ivana menahan gerakan tanganku dan meminta menyudahinya.
 
 “Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivana. Akupun menarik tanganku dari balik celananya dan melepaskan putingnya dari mulutku.“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivana seraya bangkit dan melepaskan celana pendek serta CDnya. Sehingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah selangkangannya yg baru saja ku obok obok.
 
 Akupun melepaskan semua pakaianku dan bugil seperti dirinya.Dengan senyum manis kearahku, tante Ivana mendekat dan berjongkok tepat didepan selangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivana seraya telapak tangannya meraih kontolku yang telah berdiri dan keras. Dengan tangan kanan dia memegang erat batang kontolku, sedangkan telapak kirinya mengelus elus kepalanya. Hingga kepala kontolku terasa berdenyut hangat. Kmudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya seraya matanya melirik ke arahku.
 
 “Agghhh… “aku mlengguh tak kala seluruh kontolku tenggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku berdesir hangat menjalari seluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kpala tante Ivana, meremas serta mengusap usap rambutnya yang ikal sebahu. Sementara tante Ivana semakin liar, sebentar mengulum dan mengemut seakan dia ingin melumat sluruh kontolku. Ternyata dia lebih buas dari tante Rita. Terkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing dikepalanya.
 
 ” Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan teramat. Terasa tubuhku melayang jauh tak menentu.Entah berapa lama tante Ivana mengemut, menjilat dan mengulum kontolku. Yg jelas hal ini membuat tubuhku bergetar dan hampir kejang. ” Gantian dong tan, aku juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu menahan nafsuku.
 
 Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Ivana mandi dengan air maniku.Tante Ivana segera bangkit berdiri meninggalkan kontolku yang masih berdiri tegak. Kemudian aku meminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun berjongkok menghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Ivana tertumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai menjarah memek yg telah menganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg berwarna merah dan lembab.
 
 Lidahku pun mulai menjelajahi dan menjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh” desah tante Ivana saat lidahku bermain menjilati lobang memeknya. “Aduuuhh,…, teruuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil meremas dan menjambaki rambut dikepalaku. Lidahku pun semakin liar dan berusaha masuk lebih dalam lagi.
 
 “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivana tak karuan. Lidahku berhenti menjilati dinding lobang memek, kini berpindah pada daging mungil sebesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yang berwarna merah dan basah dengan air maninya dan air liurku. Agen Togel
 
 “Aughh…..” suara tante Ivana seperti tersedak sambil merapatkan kedua pahanya, hingga menjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivana lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd ” rengek tante Ivana seraya mendorong kepalaku dengan kakinya yang terkulai lemas dibahuku.
 
 Akupun melepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivana dan bangkit berdiri dihadapannya dengan kontol yang masih tegak dan keras. Kemudian aku meminta tante Ivana agar bangkit dari duduknya. Kini aku yang menggantikan posisinya duduk dikursi.
 
 Tante Ivana naik keatas pahaku dan tubuhnya menghadap kearahku, hingga tubuh kami saling berhimpitan. Kemudian tante Ivana membimbing kontolku masuk kelobang memeknya dengan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante Ivana ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kemudian bokongnya mulai turun naik, mengesek gesek kontolku didalamnya. Akupun mengimbanginya dengan memegangi pinggulnya membantu bokongnya turun naik. ” Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “.
 
”Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa ” racau tante Ivana tak karuan jika tubuhnya turun menenggelamkan kontolku dimemeknya.” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante Ivana seraya menggerakan bokongnya dengan cepat. Akupun membalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya.

”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivana sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan selangkanganku. Akupun mengejang menahan tekanan bokong tante Ivana.

“Aaaachhhh…….” akhirnya aku tak mampu lagi membendung cairan kental dari dalam kontolku. Kami pun saling brpelukan dengan erat beberapa saat dengan bercampur peluh masing masing.
 
Setelah cukup lama kami berpelukan, kami pun bangkit dengan malas, enggan beranjak dari suasana yg ada. Setelah itu kamipun mandi membersihkan tubuh kami masing masing yg basah dengan peluh surga.

Friday, October 16, 2020

Bercinta Dengan Tukang Penarik Gerobak Sayur


Kasir4D - Adalah warno seorang pria lajang asli banyumas yang berprofesi sebagai seorang penarik gerobak sayur disebuah pasar tradisional dibilangan jakarta selatan. Berperawakan sedang ukuran rata-rata, tinggi tidak, pendek tidak, jelek nggak, cakeppun ngga, kulit sawo matang cenderung hitam agak berminyak, karena profesi sebagai penarik gerobak postur tubuh menjadi ideal tanpa fitness, maklum seorang penarik gerobak lebih banyak menggunakan otot ketimbang otak, sehingga secara tidak sengaja otot akan terbangun dengan sendirinya.

Jam kerja warno jam 3 sore hingga jam 12 malam melayani para pedagang-pedagang pasar membawa barang dagangan atau pembeli membawa pulang barang belanjaan. Dari sekian banyak langganan warno ada seorang pedagang sayuran dan bumbu dapur bernama Nani yang begitu dekat dengan warno karena kebetulan pangkalan gerobak warno berada didepan counter atau tepatnya lapak dagangan mbok Nani.

Hubungan bisnis mereka tergolong dekat sampai-sampai pembayaran ongkos gerobak dibayar bulan oleh mbok Nani.Mbok Nani berasal dari salah satu desa di indramayu, kulitnya hitam berwajah manis, dengan tinggi sedang tetapi memiliki sepasang buahdada ideal yang sering membuat mas warno melihat dengan sudut matanya, ukuran cukup mantap sekitar 34 atau 35.

Telah bersuami bernama mas Tarsica yang tinggal dikampung mengurus sawah dan bebek hasil berjualan Nani di kota. Nani pun menyadari kalau warno sering melirik kepadanya, tetapi dia tidak begitu memperdulikan bahkan cenderung semakin berani mengekspos bagian-bagian tubuhnya yang dapat mengundang hasrat birahi warno, malah kadang tatapan warno dan Nani seringkali bertemu yang akhirnya mereka saling senyum tanpa mengerti arti kejadian tersebut.

Pada suatu pagi warno mendapat telpon dari pamannya di kampung yang mengabarkan bahwa bude Sakem membutuhkan biaya untuk berobat karena sakit. Bude Sakem adalah orang yang membesarkan warno ketika dia ditinggal oleh orang tuanya transmigrasi ke Lampung. Warno memang dekat dengan budenya yang satunya ini karena ia ingin membalas jasa budenya.

Warno bingung karena saat ini ia tidak memiliki uang. Uang dikantong hanya cukup untuk makan nanti siang. Dalam kebingunganya warno teringat relasinya dipasar yah Nani, ia akan mencoba meminjam uang kepadanya, atau paling tidak ia mencoba meminta bayaran gerobak dimuka sehingga ia dapat segera mengirim uang tersebut ke budenya yang sedang sakit di kampung. Bergegas ia menuju rumah petakan Nani yang terletak di belakang pasar tempat ia berdagang.

Kontrakan Nani merupakan rumah petakan kumuh terbuat dari tripleks dan dicat apa adanya, rapat dan berhimpatan satu dengan lainnya. Petakan ini memang kebanyakan dihuni oleh sesama pedagang dipasar.Tidak berapa lama warno tiba dipetakan Nani, suasana petakan sepi karena jam segini sekitar jam 9 sampai jam 11 kebanyakan penghuni pergi ke pasar induk kramat jati untuk membeli barang dagangan.

warno sedikit cemas, jangan-jangan Nani juga pergi belanja ke pasar induk. Dengan ragu-ragu warno mencoba mengetuk pintu petakan Nani, sepi tidak terdengar jawaban, kembali warno menjadi ragu apakah Nani ada di petakan. Ia kembali mencoba mengetuk pintu, tidak juga ada jawaban, ketika warno mulai merasa putus asa, terdengar suara penghuni sebelah petakan, seorang nenek tua, ibu dari seorang pedagang di pasar yang juga warno kenal mengatakan bahwa Nani sedang mandi di dekat musola sekitar 25 meter dari petakan Nani.

”Tunggu aja di dalam mas, mbak Nani sebentar lagi juga selesai” ujar nenek tetangga Nani.”Baik nek, tak tunggu disini aja” jawab warno dengan logat jawanya yang dihaluskan karena menghormati nenek.Dengan perasaan galau warno menunggu Nani, tidak begitu lama warno menunggu terlihat Nani tergopong berjalan setengah berlari sambil menutupi bagian dadanya yang nampak tercetak dua bukit kembar karena Nani tidak menggunakan handuk melainkan menggunakan daster tidurnya yang telah tipis apalagi setengah basah kena air ketika ia mandi tadi.

”Weh ada mas warno, ada apa mas tumben kesini, ada perlu sama aku” Nani nyerocos sambil tetap bejalan menuju pintu petakannya”Ya.. mbak.. aku ada perlu nih” Nani menyuruh warno masuk kepetakannya, karena ia tidak enak bicara diluar, ia berpikir tidak mungkin mas warno pagi-pagi begini kepetakannya kalau tidak ada perlu apalagi Nani melihat wajah warno tampak sedih.

”Ada apa Mas, sepertinya lagi sedih nih” tanya Nani”Aku butuh uang Mbak budeku dikampung sakit, beliau minta aku mengirim uang untuk biaya berobat”, mata warno tidak lepas dari cetakan dada yang amat jelas didada Nani.Dasar, wong lagi bingung kok matanya tetap ke ”susuku” pikir Nani.

”Sakit apa” Nani mencoba menyakinkan, dengan tidak berusaha lagi menutupi cetakan susunya seperti tadi saat ini berlari menuju petakannya.Pikirnya toh mas warno sering juga menatapnya pada saat ini berdagang.”Saya nggak tau, tapi mereka meminta saya mengirim uang untuk berobat, mba boleh saya minta bayaran gerobak untuk bulan depan mbak” dengan setengah menunduk warno mengungkapkan maksudnya kepada Nani.

”Mas warno butuh berapa” tanya Nani”Ya sejumlah bayaran upah saya aja, mba, 185 ribu” jawab warno dengan masih tetap menunduk.”Sebentar ya mas” Nani beranjak ke balik hordeng biliknya, entah apa yang akan dilakukan warno bertanya-tanya.Sejenak warno dapat menilik benda-benda yang ada di petakan Nani, sebuah termos, 2 buah gelas kaca yang sudah tidak bening lagi, sebuah kasur butut dan radio kecil serta sebuah changer hp masih menempel di stop kontak.

Dan apa itu, sebuah BH dan celana dalam yang rendanya mulai terurai benangnya milik Nani tergantung di jemuran di dalam petakan, mungkin malu kalau di jemur di luar. warno mengenali BH tersebut karena sering digunakan oleh Nani.”Ini mas 200 ribu, aku buletin uangnya, sekalian aku membantu mas yang lagi ketimpa musibah, mudah-mudahnya bude Sakem cepat sembuh” suara Nani mengejutkan warno yang sedang browsing sekitaran petakan Nani.

”Aduh terima kasih mbak” mata warno bersinar-sinar karena Nani berkenan menolongnya.”Uang ini saya titipkan pada Yanto, tukang ketoprak tetangga kampungku yang kebetulan nanti sore akan pulang kampung”. ”Ya sudah cepat sana, nanti keburu Yanto tidak ada” ucap Nani”Tanpa ba-bi-bu warno segera kerumah Yanto, si tukang ketoprak yang akan pulang kampung.

”Yan… ini aku titip buat bude Sakem yang sedang sakit 190 ribu rupiah, yang 10 ribu untuk nambahin ongkos kamu, sekalian salam dan katakan aku belum bisa pulang ”Adalah menjadi kebiasaan di lingkungan warno, saling menitip uang apabila ada seorang kerabat, tetangga kampung atau teman yang akan pulang kampung. warno juga telah beberapa kali dititipi oleh Yanto.

Memang mereka tidak mengenal adanya transfer uang lewat bank.”Baik nanti aku sampaikan To… wis kamu ndak usah bingung, semoga nggak ada apa-apa” ucap Yanto.”Terima kasih To..hati-hati ya.” warno berucap sambil permisi kepada sahabatnya yang telah berkenan menerim titipan uang darinya untuk bude yang sedang sakit dikampung.

Kembali terbayang wajah bude Sakem, wajah yang teduh dan rela mengurus dan menganggapnya sebagai anak, wajah yang penuh kedamaian. Bagiamana budenya mengajarnya setiap malam, bagaiamana budenya menemani saat ia makan, semua kembali terbayang. Tapi karena faktor usia, saat ini beliau sedang tergolek lemah di kampung.Tiba-tiba ingatannya kembali ke Nani, ia belum mengucapkan apapun kepadanya apalagi terima kasih setelah ia menjadi dewa penolong baginya. warno kembali menuju petakan Nani, untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang telah ia berikan.

Tidak berapa lama warno telah tiba dimuka petakan Nani, warno langsung menyeruak masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Terbelalak warno melihat pemandangan yang nampak di dalam, saat itu Nani sedang mengeringkan badannya dengan daster tipis sebagai pengganti handuk.

Nani hanya menggunakan handuk untuk menutupi kemaluannya, sedangkan dua buah bukit kembarnya tertutup BH warna putih cenderung sudah menjadi cream yang tampaknya tidak dapat menampung isinya. warno tidak pernah membayangkan kalau payudara Nani begitu indahnya besar, putih dan masih seperti orang belum bersuami, mungkin karena jarang disentuh oleh suaminya.

Mereka berdua terkesima, warno terbelalak menyaksikan pemandangan tersebut sedangkan Nani hanya diam seribu basa karena tidak tau apa yang harus dilakukannya.Tiba-tiba kedua mata mereka saling bertemu satu dengan yang lainnya, saling bertatapan dengan tetap tanpa suara, saat itu naluri sebagai manusia yang bicara, warno mendekat sementara Nani masih tetap diam tanpa bahasa, sementara bibir warno mulai mendekat bahkan dekat sekali ke kening Nani.

Nani merasakan hembusan birahi warno, akhirnya ia merasakan sebuah ciuman lembut mendarat di keningnya, ia memejamkan mata tak tau harus menikmati atau apa yang harus dilakukan sementara, karena lembutnya kecupan warno, birahinya pun mulai terusik, apalagi setelah kecupan warno turun ke pipi kemudian terus turun menelusur hingga sampai pada bibirnya.

Hangat sekali kecupan warno, kecupan yang memang telah lama tidak ia rasakan, lidah warno lincah bermain di dalam mulutnya yang mau tidak mau mengundang hasratnya untuk melayani permainan lidah dan bibir warno.Tangan kanan warno mulai menelusuri bagian belakang Nani yang memang tidak terbungkus apa-apa hanya seutas tali BH yang masih menggantung disana, diusapnya lembut pinggung dan pantat Nani, kemudian tangan kirinya mulai menelusur diperut Nani sehingga menimbulkan sensasi yang tidak terkira bagi pemiliknya Ehhhh…………..

Nani berguman menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir warno, ditambah lagi tangan kiri warno semakin mendekati dua bukit kembar miliknya yang masih terbungkus BH, sensasi yang dirasakan semakin nikmat. Tangan kanan warno naik dari pantat menuju pengait tali BH Nani dan dengan sentuhan halus, BH itu sudah terlepas dan meluncur turun sampai tertahan oleh handuk penutup kemaluan Nani.

Tampaklah oleh warno dua bukit kembar milik Nani yang kini bebas menggantung tanpa penghalang. warno semakin bersemangat dari semula mengusap, membelai kemudian kini sudah sampai pada tahap meremas, apa saja yang ia remas pantat, perut, pinggul hingga payudara Nani tidak luput dari remasannya.

Hal ini semakin memuat Nani tidak berdaya, ia benar-benar dimabuk nafsu yang dibangkitkan oleh warno seorang penarik gerobak langganannya. Ia tidak ingat lagi suaminya dikampung, ia lupa segalanya.Sedikit demi sedikit warno mendorong tubuh Nani ke arah kasur milik Nani yang hanya menurut saja oleh dorongan tubuh warno hingga ia menurunkan tubuhnya dan duduk dikasur. warno mengikuti gerakan Nani menuju tempat tidur mulutnya kini bermain lincah memainkan puting susu Nani.

Seakan tidak puas hanya mengecup dan mengisapnya tangan kirinya pun ikut membantu meremas-remas bukit kembar milik Nani.Dengan dorongan warno kini tubuh Nani sudah tergolek dikasur tanpa penutup dada hanya handuk yang tidak mampu lagi menutupi kemaluannya karena tersingkap oleh gesekan-gesekan tubuh mereka.Kebiasaan Nani, sehabis mandi ia hanya menggunakan handuk sebagai penutup barang miliknya yang paling berharga tanpa celana dalam, sedangkan bagian dada hanya dibungkus BH (mending BH-nya bagus). Kebiasaan berpakaian seperti ini kerap ia lakukan sambil beraktivitas di petakannya.

Kebiasaan seperti ini memudahkan warno untuk melakukan aksinya. Kembali ia mengecup bibir Nani yang memang sudah menunggu aksi warno berikutnya. Gejolak birahi yang dirasakan segera menghempas segalanya. Statusnya sebagai istri dari Tarsica seorang petani dan pemelihara bebek di kampung tidak lagi ia ingat.

Apalagi tangan kanan warno mulai membuka handuk satu-satunya yang masih ia kenakan sebagai penutup kemaluannya.Dengan sekali tarik, tampaklah oleh warno kemaluan Nani dihadapannya, rambut kemaluan yang tebal berwarna hitam tampak acak-acakan menutupi bibis vagina milik Nani. Pantulan cahaya matahari yang menerobos lewat celah dinding petakan Nani membantu memberikan penerangan bagi warno untuk sejenak mengamati kemaluan Nani.

Ia kagum dengan Nani kemaluan Nani yang tampak menonjol persis kue apem yang adonananya sempurna.Nani agak risik melihat warno memandang vaginanya seperti hendak melihat seluruhnya, tak habis akal tangan Nani mengapai tonjolan diselangkangan warno yang memang sejak tadi menuntuk untuk dijamah, sejenak warno terhenyak sejenak ketika tangan Nani mendarat di kemaluannya, namun hal itu tidak terlalu lama, karena kenikmatan dan sensasi yang ia rasakan amatlah menghanyutkan, apalagi Nani mulai mencoba memasukkan tangannya kedalam celana warno.

warno tak sabar segera ia memelorotkan celana sekaligus CD-nya, agar kenikmatan yang ia rasakan semakin terasa. Kaos berlambang salah satu Caleg Partai tertentu yang ia gunakan juga tak luput ia lepaskan. Tampaklah oleh Nani tubuh hitam, kekar karena sering menarik gerobak sayur milik warno mengkilap karena keringat dan torehan cahaya matahari.

Belum hilang rasa kagum Nani terhadap kekekaran tubuh warno, ia merasakan sesuatu menyentuh kemaluannya, yah tangan warno mulai mengusap rambut kemaluan Nani yang tidak menyangka bahwa seorang penarik gerobak mempunyai gaya bercinta yang romantis tidak seperti suaminya dikampung, cek-ecek-ecek sudah boro-boro ada pemanasan, terlalu terburu-buru, maklum katanya ia harus melihat aliran air disawah, apakah bendungan yang ia buat dapat mengalir keseluruh bagian sawahnya dengan sempurna.

Jangankan orgasme bagi Nani terkadang terangsang pun belum. Lain halnya dengan warno yang rada sabaran dalam memacu birahinya.Tidak puas hanya dengan membelai warno mulai menusuk-nusukan jari manisnya ke vagina Nani yang telah basah oleh cairan birahinya, hangat dan licin yang dirasakan warno.

Ehh…ehh…Nani meracau merasakan kenikmatan sentuhan tangan warno ke dalam kelaminnya. warno terus beraksi hingga ia tak tega melihat Nani meracau tidak menentu, mengelengkan kepalanya kekanan dan kekiri karena nikmatnya, apalagi tangan Nani beraksi di kemaluan warno mulai tidak menentu kadang mengusap kadang menggosok kadang memencet.

Disamping itu birahi warno pun telah meninggi, akhirnya entah siapa yang memulai warno yang semangat menindih tubuh Nani, atau Nani yang tak sabar menarik tubuh warno untuk segera menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluannya. Tangan Nani tetap di kemaluan warno untuk segera membimbingnya menuju lubang vaginanya, Sejenak warno menggosok-gosokkan kemaluan miliknya ke vagina Nani.

Nani mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, warno menusukkan kemaluannya… blesss…blesssssssssssss…Nani menggit bibir merasakan kenikmatan kemaluan warno meluncur kekemaluannya yang memang telah lama tidak dijamah oleh suaminya karena ia lama tak pulang kampung. Biasanya sebulan dua kali atau tiga kali ia pulang, tapi sudah dua bulan ini ia belum dapat pulang kampung, karena pasar sedang ramai menjelang pemilu.

Hampir seluruh kemaluan warno membenam di vagina Nani, sejenak mereka terdiam, masing-masing merasakan nikmatnya bersenggarama. Bagi warno ini adalah kenikmatan yang tak terhingga yang pernah ia rasakan, karena selama ini paling-paling hanya sabun mandi, tetapi karena telah beberapa kali menonton film biru bersama-teman sesama penarik gerobak, atau pengalaman mengintip tetangga disekitar tempat ia mengontrak rumah dan karena nalurinya ia dapat menjalankan peran dengan baik.

Selang beberapa saat mulailah warno menaik-turunkan tubuhnya menindih tubuh Nani, bunyi kecipak karena beradunya kelamin mereka dan dengusan nafas keduanya semakin menambah sensasi bagi mereka. Suasana pagi menjelang siang, dimana matahari nampak mulai meninggi semakin menambah suhu didalam petakan Nani dan sekaligus menambah gejolak birahi mereka. Agen Togel

Memang seputar petakan Nani pada jam-jam seperti ini terasa lebih sepi, karena sebagian besar anak-anak sedang bergelut dengan kegiatan sekolah, sementara orang tua mereka yang kebanyakan para pedagang dipasar, sedang belanja barang daganganya, paling-paling hanya beberapa anak yang belum sekolah yang tinggal dirumah atau sperti nenek tadi yang memberi tahu warno bahwa Nani ada di dalam petakannya.Mas…mas..mas… ehm..ehh..ehh desahan Nani semakin tidak menentu, hal ini semakin memacu birahi warno, dari pelan kemudian sedang kemudian cepat secara berulang-ulang warno menghujamkan kelaminnya kedalam vagina Nani.

Uhg..uhg..mba..mba..warno mulai menimpali desahan Nani diiringi dengan dengus nafasnya laksana banteng ketaton.Terasa oleh Warno bahwa Nani mengangkat tubuhnya semakin tinggi dan gerakan kepalanya kekiri dan kekanan semakin cepat ditambah lagi dengan desahannya yang semakin tidak menentu, menandakan puncak birahinya akan segera tercapai.

Mas…mas..aku..aku..ahhhhhhhhh. akhirnya meletuslah lahar birahi kenikmatan Nani. Kedua tangganya menarik kencang tubuh warno agar menghimpit tubuhnya sambil menjerit perlahan menandakan kenikmatan yang tiada terkira.Sementara warno juga mulai merasakan hasratnya akan segera terpenuhi, dengan kecepatan maksimal ia mamacu menaik turunkan tubuhnya menindih tubuh Nani yang nampak tak berdaya setelah mengalami orgasme.

Keringat mengucur deras hari tubuh hitamnya eh..eh..ehhhhh aku keluar mba…ahhhh. Tak terbayangkan nikmat yang dirasakan warno, terasa dari ujung jari kaki sambil keubun-ubun ia rasakan, sejenak ia terdiam dengan tetap menindih tubuh Nani yang juga ikut menikmati semburan sperma warno di rahimya.

Nafas warno tidak menentu, seluruh tenaganya terkuran diakhir permainan tadi.Keduanya nampak terkulai lemas, setelah menikmati permainan mereka, Nani nampak terdiam sementara warno tidak tau apa yang harus ia ucapkan. Akhirnya keduanya tertidur dengan tubuh masih telanjang tanpa sehelai benangpun.

Nani…Nani….Nani…sayup-sayup Nani mendengan seorang memanggil namanya, antara sadar dan tidak sadar sperti bermimpi. Narni…Narni….Narni kembali terdengan suara panggilan dengan logat Batak yang kental, keduanya terbangun Nani tersentak begitu juga dengan warno.Setelah berulang kali barulah Nani bangun membuka pintu petakan tempat tinggalnya, dengan pakaian sekenanya, yaitu kain jarik panjang yang biasa digunakan untuk membawa dagangannya, rupanya si Butet yang datang hendak menagih uang cicilan yang harian utang Nani kepadanya.

Butet layaknya bank keliling dipasar tempat Nani berdagang, ia meminjamkan sejumlah uang kepada para pedangan dan dicicil setiap hari, minggu atau bulan tergantung perjanjian, jangan tanya soal besaran bunga, pasti lebih besar dari bank, tapi para pedangan lebih suka ke si Butet ketimbang ke Bank, karena prosedur mudah, cepat dan tidak perlu KTP, KK dan Slip Gaji (he..he.. pengalaman kredit di bank nih).

Ia menyodorkan uang Rp. 15.000 kepada si Butet.”Siang-siang begini rupanya tidur kau” seru Butet masih dengan logat yang Batak yang kental.Nani hanya tersenyum sambil kembali menutup pintu, meninggalkan kebingunan Butet.”Bah…malas kali kau rupanya” omel Butet.Lain hal dengan Nani, sejenak ia kembali ketempat mereka bertempur tadi, dikasur tipisnya tidak lagi ia temui warno, tetapi hanya sebuah kaos kucel dan kusut berlambang caleg masih, kemanakah gerangan warno.

Belum hilang kebingungan Nani, warno muncul dari belakang lemari plastik bergambar kembang yang sudah bolong disana-sini milik Nani. Rupanya warno bersembunyi disana saat tadi si Butet datang, ia takut kalau-kalau butet melihatnya sedang berada di patakan Nani, pasti kacau urusan.

Nani memandang warno yang muncul dari balik belakang lemari dengan pakaian setengah telajang dan menyadari kondisi tubuhnya yang masih tanpa mengenakan penutup kecuali jariknya. Barulah ia sadar akan apa yang terjadi, ia telah menghianati suami, telah menyerahkan sesuatu yang seharusnya hanya ia berikan kepada suaminya tidak kepada warno, menunduk ia sambil menangis.

Sementara warno tidak tau apa yang harus dilakukan, ”maafkan aku mbak…maafkan aku, hanya itu yang keluar dari mulut warno. Nani masih saja tertunduk sambil menangis, kedua tangannya diletakkan diatas pahanya. ”Kamu nggak salah warno, aku yang salah”. Keduanya kembali terdiam.warno mencoba kembali mebangun kekakuan suasana dengan mendatangi Nani dan membelai rambutnya, lembut sekali warno melakukan itu, berulang-ulang tangannya mengusap rambut Nani, pundak dan belakang tubuh Nani yang duduk menggeloso dilantai.”aku minta maaf mba” sekali lagi warno berucap lirih.

Nani menjatuhkan kepalanya didada warno sambil mengangkap kepalanya dan berucap sama seperti yang ia ucapkan tadi.”Kita sama-sama bersalah warno” tambahnya.Seksi sekali bibir Nani saat mengucapkan itu dimata warno, ingin sekali ia mengecup bibir seksi itu, tapi ia masih ragu karena Nani masih meneteskan air mata. Sementara belaian tangan warno di kepala pundak dan belakang tubuhnya kembali mengusik birahi Nani yang memang sudah lama tidak tersentuh suaminya.

etan terus menggoda membisikkan kata-kata birahi kepada keduanya.Akhirnya warno tak tahan dengan suasana dengan yakin ia mengecup bibir Nani, apalagi ia merasakan ada reaksi di bibir dan tubuh Nani, warno semakin berani usapan pada tubuh bagian belakang belakang sampai kebelakang telinga, mau tidak mau membangkitkan kembali hasrat seksual Nani, ia sedikit beringsuk kekiri meluruskan tubuhnya hingga berhadap-hadapan dengan warno sambil tetap menerima rangsangan dari bibir warno, tangannya mulai mencari apa yang seharusnya ia lakukan, mencari sesuatu diselangkangan warno yang memang sudah kembali terbangun dan siap beraksi.

Tegang dan keras serta mengkilap dibagian kepala sesaat ia mencuri pandang saat warno mengecup bibirnya. warno agak terkejut dan sedikit mengangkat pantatnya manakala tangan Nani menyentuh kelaminnya. Kini kecupannya tidak lagi di bibir Nani tetapi sudah kepipi kemudian turun ke leher dan sampailah pada bagian atas dada Nani, terus turun diantara dua bukit kembar milik Nani, tangan kirinya menggapai buah dada Nani sebelah kiri sementara mulutnya mengecup halus puting susu Nani sebelah kanan sambil menjilat dan mengigit secara lembut.

Nani mendorong tubuhnya kemuka sementara tangan kirinya merapatkan kepala warno dan menyodor kedua payudaranya. Tenggelam wajah warno di dada Nani, sementara tangan Nani semakin keras mengenggam penis warno sambil turus menaik-turunkan tangannya mengusap dan mengocok penis warno.

Beberapa lama aksi ini mereka lakukan, hingga akhirnya terdengar suara Nani“mas…mas…mas warno sekarang, aku nggak tahan”. Warno mendorong tubuh Nani ke kasur tipis dengan kepalanya tetap payudara Nani, yang mengikuti gerakan warno menidurinya.Penis warno yang sudah menegang maksimal sementara vagina Nani telah basah kuyup sejak tangan warno menjamahnya, mudah bagi warno memasukkan penisnya ke vagina Nani, hangat ia rasakan menjalar dibatang kelaminnya.

Sejenak berhenti, kemudian maju dan mundur secara berirama warno menggenjot Nani. Sementara Nani begitu menikmatinya, kain jarik menutup tubuhnya tadi sudah tak tahu entah kemana, nikmat sekali ia rasakan sodokan warno dikelaminnya, terus…terus…terus…ahh..ahh, ia mendesah tak teratur.Birahi yang dibangkitkan warno melalui penis, kecupan pada bibir dan payudara serta usapan pada belakang telinga dan bisikan-bisikan mesra yang diucapkan warno membuat Nani semakin mendekati puncak kenikmatan, ahh..ahh..ahhh..aku mau ssssaampaai..terusssss, makin tidak karuan ucapan Nani. Hingga akhirnya meledaklah birahi Nani diiringi dengan semakin maksimalnya hujaman-hujaman penis warno yang juga akan sampai pada puncaknya.

Ahhhhhhh ….bersamaan mereka mencapai hasrat birahinya, nafas kedua memacu tak karuan sementaram keringat mengucur dari kedua tubuh mereka, warno masih menindih tubuh Nani, ketika ia sadar bahwa ia harus segera bekerja menarik gerobak sayurnya, sementara Nani juga tersadar bahwa ia harus segera kelapak dagangnya.

Akhirnya waktu menghentikan pertempuran mereka sebelum keluar dari petakan Nani, warno masih sembat mengecup bibir dan mengusap payudara Nani. Sementara Nani tersenyum sambil memegang kedua payudaranya menyuguhkan kepada warno seakan menantang.

Sejak kejadian itu mereka, beberapa kali kembali mengulanginya setiap ada kesempatan, kadang di petakan Nani, kadang ditempat warno, bahkan mereka pernah melakukannya di rel kereta api belakang pasar tengan tetap berpakaian.

Pernah suatu ketika hasrat Nani begitu menggebu, kebetulan pasar sudah mulai sepi karena sudah jam 1 dini hari, ia mengirim pesan pendek kepada warno untuk segera menjumpainya ditempat ”biasa”


Friday, October 9, 2020

Nikmatnya Ngewe Pacar Teman Kantorku


Kasir4D - Aku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Jumat biasanya telpon sepi tapi pukul 09.30 pagi tadi ada telpon dari salah satu klien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.Sekitar jam 11.00 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Lita, kami tahu dia adalah pacarnya Anto.

Kami persilahkan Lita untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Lita juga bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor.Lita waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami.

Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Lita duduk di kursi meja kantor Antoius. Lita mengenakan blazer warna abu-abu dengan rok span diatas lutut. Cantik.

Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Lita, 23 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34c, dan kulitnya putih. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

Sekitar jam 12.25 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga sempat bebincang dengan Lita untuk sabar menunggu.Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat.

Dengan bercanda kami juga menggoda Lita dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung.Dan benar saja tidak beberapa lama kemudian turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga.

Kami teruskan pembicaraan.“Lita, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Lita.“Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Lita malu-malu.“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.“Ah….mas Indra…”, jawab Lita lagi.

Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Lita dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Lita sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Lita.

“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Lita gitu donk, kasih Lita “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.“Oh iya, sori Lita, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Lita dan hal itu tidak disadari Lita.

Diluar hujan semakin deras!Dengan gerakan kilat Beni merangkul Lita dari belakang….“Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Lita. “Kamu pikir deh Lita… umurmu baru 23 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Lita yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.“Ah … apa-apaan ini” teriak Lita , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Lita.“Diam…sebentar Lita..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Lita pakai.Lalu Lita dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Lita dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

Lita semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Lita. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.“Permainan apa …..?” tanya Lita dengan ketakutan.Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Lita seperti ini.

Saya jadi tambah horny….“Ok-ok ..baik..,” kata Lita tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Lita membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.

Tiba-tiba saja Lita langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Lita berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra.

Aku jilati leher Lita, terus dia juga menjilati kuping Indra.Tanpa sadar Lita mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!” kataku.

“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Lita.Dengan cepat aku membuka baju Lita dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Lita. Dinaikkannya BH Lita sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Lita.“Ahh, enak gigitannya….” Lita mendesah pelan.


Samar-samar saya melihat Lita sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Lita untuk saya remas-remas.Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Lita.“Pokoknya santai saja Lita…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Lita.“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Lita.

“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Lita sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Lita..!” kata saya sambil mendesah.Kurang lebih 15 menit Lita telah ber-‘karaoke’ terhadap penis kami bertiga.

Kemudian Lita dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Lita memerintah kami bertiga.Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Lita di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Lita sedangkan Indra melumat habis bibir Lita. .Samar-samar saya mendengar Lita mulai mendesah.Kali ini saya gantian ke buah dada Lita, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Lita.

Dan Lita kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.Saya lihat Beni dan Indra tersenyum melihat Lita terkapar pasrah.Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Lita, saya turun lagi ke vaginanya.

Tampaklah bulu-bulu vagina Lita yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vagina Lita.“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Lita sambil mendesah.Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.“Ahh….aku mau keluar,” lirih LitaDan tiba-tiba saja cairan vagina Lita keluar diiringin teriakan dari Lita. Agen Togel

“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Lita terputus-putus.Saya hanya tersenyum saja.“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Lita.“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Lita.

Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vagina Lita.“Sempit banget memek Lita…!” pikir saya dalam hati.Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga penis saya ke vagina Lita“memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.

Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Lita yang sedang merem melek.Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Lita yang terus mendesah dan teriak.“Terus mas… tambah cepet ..!”Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan penis mereka sudah menegang.“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresin dulu memek Lita ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Lita.

Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.Tidak lama kemudian Lita minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.Kami pun berganti posisi.“Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!” teriak Lita sambil merem melek.5 menit kemudian Lita teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.Tetapi saya belum keluar.

Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.Kali ini kembali Lita menjerit, “Terus… mas..!”Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.“Lita, mau keluarin dimana..?” tanya saya.“Di muka saya saja.” jawabnya cepat.Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Lita.

Kemudian Lita dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas penis masing-masing dan dia pun melihat Lita dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

Tiba-tiba saja Indra mencium Lita dengan ganasnya. Secara otomatis Lita membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Lita dan dada . Lita hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Lita diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.“Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Lita dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.

“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Lita.Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Lita dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Lita.“Yang kencang mas..!” kata Lita lirih.Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Lita, kemudian Beni turun ke vaginanya.

Tampaklah vagina Lita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.“Memek kamu sudah basah Lita.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.Lita hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vagina Lita, dan langsung Beni hisap jilati vagina Lita“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Lita.

Setelah 10 menit Beni memainkan vagina Lita, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vagina Lita.“Pelan-pelan….!” kata Lita.Beni hanya tersenyum dan segera mencium Lita, dan Lita pun membalasnya dengan penuh semangat.Bless, seluruh penis Beni kini berada di dalam vagina Lita.

Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Lita. Lita memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Lita yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.5 menit kemudian Lita ingin berganti posisi.“Gantian dogy …!” pinta LitaBeni turuti saja kemauan Lita.

“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Lita sudah basah dan menurut Beni, Lita tidak lama lagi akan keluar.Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Lita teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”Kemudian Lita langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis Beni masih tertancap dalam vagina Lita.

Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.“Keluarin di mana Lita..?” tanya Beni.“Di dalam …..!” jawab Lita dengan suara yang terbata-bata.Lalu, “Crott, crott..!” penis Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.

“Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Lita, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Lita.

“Wah capek kamu Lita..?” tanya Indra.Lita yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.Setelah istirahat beberapa menit, Lita melanjutkan meladeni permainan Indra.

Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Lita. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang.

Sunday, October 4, 2020

Nimatnya Service Memek Dari Pramugari Cantik


Kasir4D Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura, Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.Suatu waktu, aku harus terbang ke Amerika. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke Amerika sangatlah panjang dan membosankan.

Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku.

” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.Rita Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan.

” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku.” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Boy… ” ” “Oh… saya Rita… Bapak eh… kamu mau ke Amerika ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun.

Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi.

” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”Rita tertawa.

Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks.

Wajahnya memerah ketika ia bercerita.” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani.

Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Boy… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku lihat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.Rita tampak terkejut.

Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Rita memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa.

Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Rita… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink.

Rita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Rita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya.

Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Rita mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya.

Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Rita mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kontolku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku.

Kunaikan tubuh Rita ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati memeknya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam memeknya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam Ritangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa.

Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati memeknya.

” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok memeknya. Semenit kemudian, Rita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat.

Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontolku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Rita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.

Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kontolku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Rita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Boy… gigit seperti itu… I feel sexy… ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku.

Tapi tampaknya Rita makin terangsang. kontolku terus memompa memeknya dengan cepat, dan kurasakan memeknya semakin menyempit… ” gila… memek lo kok menyempit gini, sih Rita… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur memeknya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin.

kontolku keluar masuk memeknya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Rita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.” Ah Boy… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Rita orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Agen Togel

Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kontolku dari memeknya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Rita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontolku ke memeknya dari belakang.

Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.Aku mulai memompa memeknya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar.

Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kontolku makin cepat menusuk2 memeknya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Rita naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kontolku semakin tegang dan terus menghantam memeknya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kontolku terasa makin becek oleh cairan memeknya.“Rita… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kontolmu… tahan!!!!” Rita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontolku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.

” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Rita menyedot kontolku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kontolku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kontolku dengan gerakan makin pelan.Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Rita berlutut dan menjilati seluruh kontolku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali.

Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!Setelah Rita menjilat bersih kontolku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.” Baiklah, Pak Boy… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di Amerika, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Rita sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari.

Dalam flight kembali ke Amerika, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.

Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…