
Kasir4D Aku pulang dengan langkah lemas. Hari ini tidak sesuai dengan perkiraanku. Dari jam 10 malam hingga jam 6 aku mangkal, aku hanya mendapatkan satu pelanggan.
Itu pun pelanggan berengsek yang sudah sepakat dengan tarif 100 ribu tapi hanya memberiku 50 ribu . Tapi aku merasa lega setelah menampar dan meludahi brengsek itu.
Aku tinggal berdua dengan anakku yang masih berumur 7 tahun di sebuah kontrakan kecil. Aku berusaha sekuat tenaga agak anakku mendapatkan pendidikan yang cukup agar tidak berakhir seperti ibunya ini.
Suamiku juga bajingan, dia malah main gila dengan perempuan tetangga sebelah saat aku mengandung. Aku memilih meninggalkannya saat itu juga
Untung aku melahirkan seorang putri yang sehat dan berbakti. Dia membantuku bersih-bersih dan memasak saat aku sedang bekerja.
Dia tidak tau apa profesiku sebenarnya. Dia hanya tau kalau aku bekerja membanting tulang agar dia bisa makan dan sekolah. Aku sungguh beruntung dianugrahi seorang putri seperti ini.
Setelah kabur dari suamiku yang brengsek, hidup ku cukup menderita.
Aku berhutang dengan sanak keluarga dan teman-teman ku untuk bersalin. Sehari setelah melahirkan aku langsung bekerja menjadi tukang cuci, menawari satu per satu tetangga yang ingin dicuci bajunya.
Aku jalani pekerjaan mencuci selama 5 tahun.
Hingga pada suatu hari seorang temanku menawariku untuk menjadi wanita malam.
Dia melihat payudaraku yang cukup besar Nenen Janda dan pantat yang montok dan bisa dijadikan aset. Lebih menguntungkan dari pada menjadi tukang cuci.
Aku mempertimbangkan tawaran temanku. Diumurku yang hampir kepala tiga, aku selalu menjaga tubuhku.
Meski aku tidak pernah berdandan semenjak aku melahirkan.
Hingga disinilah aku, melacur setiap malam selama hampir dua tahun.
Sebelum pulang aku mampir dulu kepasar untuk belanja. Setelah pulang aku masak dan mandi, lalu membangunkan putriku untuk sarapan sebelum Main .
Hal ini yang menjadi keseharianku selama ini. Aku membereskan kamar dan menonton TV hingga jam 11 siang. Setelah itu aku tertidur.
Aku dibangunkan oleh putriku sore itu untuk bersiap-siap untuk pergi ‘bekerja’.
Kami menghabiskan waktu untuk menyelesaikan PR putriku dan bercanda hingga jam 9 malam. Setelah mandi aku langsung pamit dan pergi.
Aku sudah bersiap diposisi ku. Berharap omset yang lebih baik. Hingga datang sebuah mobil mewah tepat dihadapanku.
Langsung saja kuhampiri mobil ini. Saat kaca mobil terbuka, terlihat seorang tua berumur sekitar 40 tahun memberikan sinyal agar aku masuk kedalam mobil.
Tanpa basa basi dia langsung mengeluarkan kontolnya memintaku nyepong sementara dia masih menyetir.
Aku beri dia pelayanan terbaik. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan sepi, lalu mengentoti ku.
Kami bergumul dengan hebat di dalam mobil. Setelah dia ngecrot, dia memberiku lima lembar seratus ribuan, lumayan untuk hari ini. Sebelum aku keluar dari mobil, dia menghentikanku dan bertanya.
“Kamu sibuk besok?”
“Enggak juga, Ko. Saya mangkal di tempat yang sama setiap hari.”
“Gini, entotan kamu hebat, tubuh kamu juga Seksi seperti artis.”
“Makasih, Ko”
“Hmm.. besok anakku ulang tahun ke 18, aku mau beri hadiah kamu.” lanjut dia.
“Gimana, Ko?” Tanya ku bingung
“Aku mau dia melepas keperjakaannya sama kamu yang montok ini.” sambil meremas Nenen payudaraku.
Selama aku melacur, tidak pernah ada permintaan aneh seperti ini.
Seorang Ayah membelikan pelacur untuk anaknya? Dia mau anaknya melepas keperjakaan sama seorang pelacur sepertiku? Dia melihat wajahku yang bingung, berkata, “Aku beri kamu 5juta.”
Aku terkaget sebentar. Ini adalah bayaran paling mahal yang pernah kudapatkan selama aku melacur.
“Besok jam berapa, Ko?” tanyaku akhirnya setelah sembuh dari kaget.
Kapan lagi bisa dapat uang sebesar ini, dapet berondong perjaka pula.
Keesokan harinya aku memakai baju terbaikku dan aku dijemput supir di tempat yang disepakati.
Setengah jam berkendara, kami tiba disebuah rumah besar. Aku bertemu lagi dengan pria semalam dan dia memintaku menunggu di kamar anaknya sambil telanjang bulat.
Tidak selang berapa lama, pria itu masuk dengan anaknya. Dia membuka tutup mata anaknya, dan dia melihat aku yang sudah telanjang bulat diatas ranjang dengan mulut terbuka.
“Selamat ulang tahun!” kata papa nya tersenyum melihat reaksi anaknya. “Enjoy” lanjutnya lalu pergi sambil menutup pintu.
Dia pelan-pelan menghampiriku, kebingungan dengan apa yang terjadi.
Aku menyambutnya mengucapkan selamat ulang tahun yang ke 18 lalu menciumi lehernya.
Aku memperkenalkan diriku sebagai . Dia menyebutkan namanya dengan gagap, “Ssa.. “.
Aku menariknya keatas ranjang, lalu menjelaskan apa yang terjadi. Dia masih saja melongo.

Wajahnya yang putih dan tampan serta tubuhnya yang atletis membuat Meki ku sedikit becek.
Tangannya mulai berani meraba Nenen payudaraku, aku sambut dengan desahan.
Aku bantu dia melepaskan bajunya. Aku menciumi dadanya yang bidang. Bisa kudengar suara detak jantungnya yang keras.
Sekarang dia sudah mulai meraba tubuhku. Dimulai dari memeras putingku lalu mengusap usap memek ku.
Dia membuka bibir memekku seolah belum melihat memek sebelumnya. Dia memasukan jarinya, lalu mengendus memek ku.
Aku melihat tonjolan besar dari dalam celana yang berusaha lepas dari kurungan celana, aku bantu dia melepas celananya.
Tampaklah sebuah Kontol Besar yang tidak pernah kulihat sebelumnya.
Dengan panjang 19 sentimeter dan tebal seperti botol air mineral. Kontol ayahnya saja tidak setebal ini.
Tapi keduanya mirip, sama-sama memiliki urat. Aku mulai memijat Biji Peler nya, kepala kontol nya yang memerah menyembul keluar.
Aku mulai menjilati kepala kontolnya yang sensitif, dia mengelinjang dengan sensasi baru ini.
Aku mencoba mengulum kepala kontolnya, alhasil aku hanya bisa tersedak sedang sementara rahangku hampir lepas.
Akhirnya aku bisa memasukan kontol nya kedalam mulutku. Aku hisap dan jilat sekuat kuatnya sementara dia mengelus elus rambutku.
Rasa asin mulai terasa di dalam mulutku. Precumnya mulai keluar. Aku berhenti dan bertanya
“Kamu mau diatas atau dibawah?”.
“Aku mau coba diatas” katanya malu-malu.
Sekarang giliran aku yang tiduran. Dia dari atas mulai mengarahkan kontol raksasanya ke lubang memek ku.
Aku tuntun kontolnya hingga masuk seperempatnya. Memek ku terasa penuh.
Seperti dijejali 2 Ngentot Kontol sekaligus seperti yang ada di film-film porno.
Awalnya rasa sakit, tapi setelah dia mulai bergoyang keluar masuk, aku merasakan nikmat yang sangat.
Sudah lama aku tidak pernah merasakan kontol sebesar ini menjejali memek ku. Kontol mantan suamiku memang besar, tapi tidak setebal ini.
Dia menusuk makin kencang dan kasar, memekku serasa sesak dan aku kehabisan nafas, tapi nikmat. Togel Online
Walau dia masih perjaka tapi kentotannya berasa sekali di liang memek. Dia mencabut Kontol Panjang besarnya lalu menyuruhku nungging.
Dia berlutut dan mulai mejebol pertahanan ku. Hidupku seperti sudah lengkap tidak butuh apa-apa lagi kecuali Kontol Jumbo yang mengentoti aku dengan liar.
Lama kelamaan kontolnya masuk semua, aku bisa merasakan pinggulnya yang menyentuh pantatku.
Sesekali dia berhenti mengambil nafas, tapi pantatku masih bekerja maju mundur.
Kontol sepanjang 19 sentimeter masuk semua, menghancurkan rahimku.
Gesekan kontolnya membuat aku nge crot tidak lama kemudian. Aroma cairanku memenuhi kamarnya. Aku mengelinjang, menjepit kontolnya makin kencang.
Akibat jepitanku yang semakin kencang, dia mencabut kontolnya lalu menyuruhku terlentang.
Dia mendekati kontolnya ke wajahku. Dia masukan kepala kontolnya kedalam mulutku sambil mengocok dengan liar sambil mendesah dengan suara keras.
Tidak lama aku merasakan cairan panas masuk kedalam tengorokanku.
Dia berteriak seperti binatang, badannya mengelinjang seperti disambar listrik, lalu menusuk nusukan kontolnya ke mulutku dengan kasar.
Aku telan semua peju perjakanya yang memenuhi mulutku.
Dia akhirnya mulai tenang 20 detik kemudian sementara kontolnya mulai melemas di dalam mulutku.
Kami berdua berkeringat meski AC dinyalakan.
Ini adalah Seks Pria Perjaka terhebat selama 15 menit dalam hidupku.
Kami berpelukan beberapa saat. Aku bisa merasakan kontol dalam memek aku yang basah menciut di atas pahaku.
“Selamat ulang tahun” bisikku.
Aku mulai memakai bajuku, sementara dia masih telanjang di atas ranjang yang basah akibat cairanku.
Aku mengucapkan selamat tinggal dan dia bilang dia ingin beristirahat.
Setelah aku turun, Ayahnya ingin aku melayaninya dulu sebelum aku pulang.
Kami bercinta selama setengah jam, lalu pulang dengan selangkangan yang perih sambil menggenggam uang 10juta. Inilah kisah ku sebagai wanita panggilan

Kasir4D Aku seorang janda muda berusia 29 tahun, namaku Yossi tetapi kebanyakan orang memanggilku Echy. Aku menjanda baru 2 tahun dan belum dikaruniai seorang anak .
Suamiku meninggal dunia secara tiba-tiba di usianya yang masih muda. Ntah sakit apa tidak jelas, masuk rumah sakit 1 hari dengan cepatnya meninggalkanku. Namun tidak aku jadikan kesedihan yang berlarut.
Suamiku mempunyai kost-kostan yang sangat banyak dan sekarang sudah menjadi milikku.
Hanya itu sumber nafkahku, aku hidup dari uang kost. Banyak pemuda pemudi yang kost disini, aku buka bebas kost cowok cewek biar banyak peminatnya. Ada 15 kamar yang perbulan 750ribu rupiah, sumber mata uangku.
Untuk jalan kumpul dengan teman membeli barang yang aku inginkan sudah lebih dari cukup.
Penampilanku menarik dan rapi, wajahku mulus karena selalu dirawat. Aku perawatan wajah jadi kelihatan seperti daun muda.
Aku selalu menjaga penampilanku karena aku janda, pastinya ingin memiliki pasangan hidup kembali.
Kebanyakan orang bilang aku “ tante cantik dan tante semok, ” ya udah biasalah penampilanku selalu sexy dan mempesona.
Make up selalu menempel di wajahku, lipstick yang cetar membuat wajahku semakin ganas.
Aku sudah jauh melupakan suamiku, aku hanya bisa mendoakannya saja.Kesedihan hanya membuatku semakin larut dan terlihat tua, maka dari itu hidupku selalu happy.
Teman banyak uang banyak sudah menjadikan pengobat hatiku. Aku mengelola kost sendiri, mertua juga sudah menyerahkan kost itu.
Sudah jadi milik pribadi akupun tinggal di kost. Membuat rumah kecil disamping kamar yang paling ujung, aku temapti dengan Bu Minah pembantu aku.
Kostku yang tidak pernah sepi dengan lalu lalang anak muda, setiap hari.
Pasangan keluar masuk bebas jam menginap dan main pun aku bebaskan. Aku juga pernah muda dan mengalami masa-masa pacaran yang bebas.
Jadi aku mempunyai aturan yang membuat nyaman anak muda. Sebagian besar anak muda kost di tempatku, selain bebas kostanku nyaman.
Dekat dengan kampus jadi lumayan rame, setiap ada yang keluar pasti ada yang masuk.
Kamar kosongpun jarang selalu penuh hingga menolak orang yang ingin kost. Rame banget penghiburku mereka anak kost, setiap malam mereka selalu bernyanyi memainkan gitar aku menikmati dari dalam kamarku.
Lucunya lagi kalau anak kost pamitan mau pindah , aku dan Bu Minah selalu bersih-bersih kamar yang ditempati.
Setiap bersih-bersih selalu ada kondom banyak bekas digunakan. Hampir semua anak kost begitu, mereka sudah masuk pada pergaulan bebas, Di kantin aku juga menyediakan kondom daripada jauh-jauh harus keluar kost.
Aku juga jualan kopi dan makanan ringan. Paling Cuma sampai jam 9 malam aku sudah tutup. Anak kost memanggilku “ tante echy, ”.
Pada waktu itu ada cowok yang berusia 21 tahun namanya, Sony. Dia anak Semarang mahasiswa baru sedang mencari kost.
Dia datang ke kostku, langsung bertemu dengan aku. Dia ganteng putih dan imut-imut wajahnya.
Saat itu semua kamar penuh, sedangkan dia datang sendiri kasihan kalau harus kesana kemari.
Kebetulan saat itu aku ingat kalau Bu Minah(pembantuku) sudah 1 minggu ini selesai kerja selalu pulang ke rumah.
Biasanya tidur di rumahku, namun karena cucunya di rumah makanya setiap jam 9 malam Bu Minah pulang.
Jadi itu aku memutuskan supaya Sony tidur di kamar Bu Minah saja. Sementara dia menginap disitu sampai ada kamar yang kosong,
“ Son, bagaimana kalau tinggal di rumah tante dulu?, ”
“ Gimana ya tan, saya nggak enak tapi mau kemana lagi cari kostnya semua penuh… , ” ucap Sony dengan wajah melas.
Akhirnya Sony memutuskan untuk menginap di kamarku sementara. Dia masuk ke kamar membawa koper pakaiannya masuk.
Tampak Sony anak yang supel, ramah dan tidak nakal sih kelihatannya. Dia juga cepat beradaptasi.
Tidak terasa dia sudah satu minggu dia menginap di rumahku, dan belum ada kamar yang kosong.
Sebenarnya sih aku tidak masalah kalau Sony harus tinggal dirumhku, namun anak kostku yang lain ada yang iri, ya biasalah anak muda,
“ Son… disini nggak papa tenang aja ya sabar sampai ada kamar kosong… , ”
“ Iya tante makasih banyak tan… , ”
Saat itu Sony melihatku dari atas hingga bawah, aku mengenakan rok dress yang sexy. Ya mungkin dia terpesona dengan tante-tante (dalam hatiku).
Malam telah tiba hujan deras mati lampu, aku berdiam diri di kamar. Aku sengaja membuka kamarku karena gerah banget.
Aku menggunakan lingeri sexy tanpa bra, gelap gulita hanya memakai lampu emergency.
Saat itu aku tertidur pulas padahal biasanya jika aku nggak pakai AC aku nggak bisa tidur.
Ditengah tidurku yang lelap itu tiba-tiba saja pada malam itu Sony membangunkan aku,
“ Tante… Sony boleh masuk ? Sony nggak ada lampu emergency tan, gelap banget… , ”
“ Iya masuk aja Son tiduran di sofa… , ”
Aku nggak sadar kalau aku berpenampilan sexy, aku kembali melanjutkan tidur. Sementara Sony di Sofa sambil mainan hp.
Paling kalau lampunya hidup dia kembali ke kamarnya, batiku.
Tidak aku sangka ketika aku akan memejamkan mataku lafi, dengan tiba-tiba ada yang memelukku.
Aku yang sedikit kaget, aku-pun terbangun dan ternyata setelah aku lihat yang memelukku itu adalah Sony,
“ Lepaskan Son, apa-apaan kamu… , ”
“ Habis tante sexy banget, tiduran pahanya kelihatan mulus payudaranya besar… , ”
“ Jangan kurang ajar sama tante Son… , ” ucapku dengan marah.
Aku lihat pintu kamar sudah tertutup, anak cabe rawit ini berani banget memelukku. Dia berkata ingin memuaskan aku malam ini,
“ Tante lama ya nggak di jamah. Pasti memek tante nikmat, payudaranya aja kencang boleh dong tante… , ” ucapnya dengan wajah mesum.
“ Jangan Son… jangan… , ”
“ Nggak usah mengelak tan, pasti tante membutuhkan belaian seorang pria kan? Sony udah jago tan, lihat aja nanti tante ketagihan pastinya… ., ”
Aku terdiam dia kok tau banget sih aku jablay, aku tidak mengiyakan aku hanya terdiam sesaat. Sony berani berada diatasku, dia mencium bibirku.
Aku merespon ciuman pria bau kencur itu, sangat lembut ciumannya. Dadanya mulai menempel didada-ku, putingku mengenainya tubuhnya rasanya geli banget,
“ Lepas Son baju kamu… , ” pintaku.
Sony melepas bajunya dna dia melepas lingeriku, lampu emergency yang tidak begitu terang menjadi saksi bisu.
Setelah sekian lama aku menjanda dan memendam rasa gairah kali ini dibuat nafsu oleh seorang pria kecil menurutku.

Sony mencium bibirku, tanganku mendekap erat tubuhnya. Bibirnya mulai turun hingga kepayudaraku yang besar.
Layaknya ibu menyusui anak bayinya, Sony mengenyut putting susuku. Ditarik dengan bibirnya,
“ Aghhhhh… son pelan son… Aghhhhh… ., ” Sedotan bibir Sony tajam aku horny dibuatnya.
Dia terus menciumi payudaraku hingga aku tak kuasa menahan setiap sentuhannya,
“ Oughhhhhh… Son… enak banget sedot lagi Son tante horny banget… Aghhhhh… Aghhhhhh… ., ”
Sony terus menciumi payudaraku, aku terus menggeliat manja merasakan kenikmatan.
Sony meraba-raba memekku dilepaslah celana dalamku. Berani banget ini anak jagoan dia membuatku terbang melayang.
Gairahku yang lama terpendam dengan cepat dibuatnya bangun. Memekku yang banyak rambutnya dia cium, tangannya mengelus selakanganku,
“ Aghhhhhh… Soooonnn… .Soooonnn… .Aghhhhhh… cium son mainkan jemarimu… Aghhhhhh, ”
Jari Sony yang kecil mengotak atik memekku, dia mencoba memasukkan jari manisnya. Jarinya masuk kedalam lubang memekku, dimainkan dengan nikmat,
“ Soonn… lagiii sooonn… Aghhhhhh… aAghhhhhhh… jarimu son masuk lagi… .tante basah Son… … .aaaAghhhhhhhhhhh… ., ”
Aku terus meracau hingga Sony semakin bersemangat ngeseks dengan aku. Sony mengulum ujung bibir memekku dengan manja,
“ Aghhhhhh… .sooonnn… .lagi sooonnn… ., ”
Aku keluar berkali-kali dibuatnya, Sony hebat. Setelah itu Sony keatas menjulurkan penisnya di mulutku.
“ emut tan… ayo tan emuttt… ., ”
Aku sedot penis kecil itu, sebelumnya aku basahi ujungnya dengan menjilati ujung penis mungil itu. Dia tampak merasakan kenikmatan sex,
“ Taaannn… .Oughhhhhh… Oughhhhhh … .nikmat tan… Sssssss… Aghhhhh…, ”
Setelah basah pnisitu aku emut aku sedot masuk seluruhnya ke mulutku. Aku kulum aku kocok penisnya biar makin besar penisnya.
Membesar penis itu aku semakin horny melihatnya. Terus aku sedot , kocok berkali-kali hinga Sony lemas.
Dia kembali ke bawah memegang memekku yang basah itu, lalu ujung penis-nya dimasukkan ke memekku.
Permualaan sex kami sungguh nikmat sekali, ujungnya penisnya sudah hampir masuk ke memek-ku, Togel Online
“ Oughhhh… Sooonnn… terus masukan Sonn… lebih keras sayangg… Aghhhhhh…, ” ucapku dengan nafsu sex yang membara.
Sony semakin bergairah, bibirnya tak henti menyedot putting susuku. Aku semakin horny dan tak kuasa menahan nafsuku.
Sangat memuncak dan klimaks mataku terpejam hanya desahan yang keluar dari bibir manisku,
“ Soooooooonnn… terus maju sooonn, Aghhhhhh… , ”
Sony bermain dengan sangat nikmat, maju mundur dia menggerakkan tubuhnya. Penisnya keluar masuk hingga dia lemas.
Lama banget menggoyangkan memekku, penis yang berukuran sedang itu ternyata nikmatnya melebihi apapun.
Tangannku memeluk Sony dengan erat, kakiku membuka lebar biar makin nikmat. Sesekali aku jepit penis itu, Sony tak tahan,
“ Aghhhhh… tante… .jepittt tannn… ooohhhhh… lagiiiiii… Aghhhhhh… , ”
Aku mencoba menjepit penisnya tapi aku juga tak kuasa gerakan Sony semakin cepat, tekanan semakin keras,
“ Soooonn… Aghhhhhhh… .Aghhhhh… , ”
Tubuhku bergetar sudah sangat memuncak Sony belum juga Orgasme.
Dia terus memainkan penisnya, aku hanya menikmati tanpa perlawanan. Ketika sedang tingi-tinginya Sony berkata,
“ Tan, sekarang tante yang atas ya… , ”
Tanpa menjawab aku-pun mereubah posisisex kami, kita berubah posisi, aku yang diatas dan Sony dibawah.
Aku seperti kuda yang terlepas dari kandangnya, tingkahku terlalu bersemangat.
Posisi paling enak memang diatas, aku menggoyangkan pantatku. Tampak Sony mendesah sangat keras,
“ Aghhhhhh… tantee… lagi tan goyangkan tann… , ”
Dia meminta aku menggoyangkan kembali, aku menurutinya. Payudaraku menggantung kencang di wajah Sony.
Dia menyedot putingku tangannya meremas payudaraku. Aku terus mempompa penisnya keluar masuk terus hingga keringatku bercucuran.
Enak banget dia respon gerakanku mencoba meningkatkan gairahku.
Kanan kiri dia sedot hingga aku sangat bersemangat.
Akhirnya sekitar 10 menit aku berada diatas, tak lama kemudian sperma Sony-pun keluar dari ujung penisnya,
“ crrrrooooootttt… .cccccccrrrrrrrrrrrrrrrooooooooottt… … crrroooooooooootttttt, ”
Tak sadar sperma masuk ke memekku, terasa hangat dan nikmat. Aku sangat menikmatinya aku langsung terbaring di ranjang.
Lampu hidup aku dan Sony saling menatap kita sama-sama telanjang. Saling memandangi dan aku peluk dia kembali.
Hingga pagi hari aku masih telanjang mendekap tubuhnya, hanya selimut yang masih setia menyelimuti kita berdua.
Apalagi kalau pagi hari penis selalu berdiri tegak, aku mencoba meremas biar Sony horny lagi.
Namun usahaku gagal karena ada orang yang ketuk-ketuk pintu rumahku. Itulaah kisah sexs-ku, setelah menjanda 2 tahun akhirnya aku gairah sexs-ku dengan seorang pria muda.
Sejak saat itu Sony-pun aku berikan kost gratis. Maka dari itu kami-pun hampir setiap hari ML

Kasir4D Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari.
Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya.
Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK.
Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai.
Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat.
Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga.
Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.
Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu.
Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya.
Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.
Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska.
Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini.
Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska.
Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya.
Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu.
Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.
Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya.
Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya.
Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.
Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.
“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.
Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska.
Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati.
Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu.
Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska.
Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama.
Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu. Togel Online
“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya.
Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan.
Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.
Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang.
Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska.
Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska.
Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.
Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska.
Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.
“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.
“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.
“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar.
Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.
“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno.
Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya.
Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras.
Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

Kasir4D Kisah ini menceritakan seorang Janda yang agresif akan seks perilakunya sungguh menggoda nafsu, setiap orang yang melihat pastinya ingin merasakan ngentot dengannya, simak saja langsung kisahnya di bawah ini.
Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di Surabaya.
Pada saat itu, pencarian tempat kost-kostan ternyata membuahkan hasil. Setelah aku menetap di tempat kost-kostan yang baru, aku berkenalan dengan seorang wanita, sebut saja namanya Anggun.
Usia Anggun saat itu baru menginjak 30 tahun dengan status janda Tionghoa beranak satu. Perkenalanku semakin berlanjut.
Pada saat itu, aku baru saja habis mandi sore. Aku melihat Anggun sedang duduk-duduk di kamarnya sambil nonton TV.
Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan. Sehingga memudahkanku untuk mengetahui apa yang diperbuatnya di kamarnya.
Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Anggun. Dengan terkejut ia lalu meladeni olok-olokanku.
Aku semakin berani mengolok-oloknya. Akhirnya ia mengejarku. Aku pura-pura berusaha mengelak dan mencoba masuk ke kamarku.
Eh.. ternyata dia tidak menghentikan niatnya untuk memukulku dan ikut masuk ke kamarku.
“Awas kau.. entar kuperkosa baru tahu..” gertaknya.
“Coba kalau berani..” tantangku penuh harap.
Aku menatap matanya, kulihat, ada kerinduan yang selama ini terpendam, oleh jamahan lelaki. Kemudian, tanpa dikomando ia menutup kamarku.
Aku yang sebenarnya juga menahan gairah tidak membuang-buang kesempatan itu.
Aku meraih tangannya, Anggun tidak menolak. Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir. Ternyata, wanita cantik ini sangat agresif.
Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata ia menyambar handuk yang kukenakan. Ia terkejut ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri.
Tanpa basa-basi, ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.
“Oh.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh. Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.
“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.
Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. aduhh..” teriakku kenikmatan.
Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari kontolku.
“Oh.. tahann.. sshh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..”
Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya.
Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Anggun berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa.
Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Anggun tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.
Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Anggun melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya.
Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.
“Ohh.. Teruss Ted.. Teruss..” desahnya.
Semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya.
Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya.
Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur.
Tanpa dikomando, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal.
Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.
“Oh.. teruss.. Ted.. Aduhh.. Nikmat..”
Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar.
Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti ular cobra.
“Ted.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.”
Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.
“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.
Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya.

Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.
“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.”
Ternyata Anggun mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya.
Aku menelan semua cairan yang keluar dari memeknya.
Terasa sedikit asin tapi nikmat.
Anggun masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..
“Oh.. enakk..”
Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Anggun.
“Oh.. Anggun.. sayang.. enakk.”
Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Anggun yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.
“Oh.. Ted.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..”
Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Anggun.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.
“Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.
Aku hanya pasra. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merobah posisi.
Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Anggun dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.
“Oh.. Remas dadaku.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“Oh.. Anggun.. terus goyang sayang..” teriakku memancing nafsunya.
Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku.
Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.
“Tedii.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..”
Ternyata Anggun telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat.
Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma.
Kemudian aku membalikkan tubuh Anggun, sehingga posisinya di bawah.
Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut.
“Oh.. Anggun.. Nikmatnya.. Aku keluuarr..”
Crott.. Crott.. Tttcrott.
Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Anggun.
“Oh.. Ted.. kau begitu perkasa.”
Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Anggun memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku.
Kemudian, tanpa kukomando, Anggun berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya.
Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Togel Online
Aku memandangi lobang memeknya. Anggun terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku.
Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.
“Ohh.. Anggun.. Geli..” desahku lirih.
Namun Anggun tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku.
Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina anggun membuatku bergairah kembali.
Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.
“Oh.. Ted.. nikmat.. ya.. Oh..” desisnya.
Anggun menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
“Oh.. Terus.. Sss.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.
“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“Ted.. Akukk ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”
Ia menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku.
Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya.
Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Anggun merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya.
Anggun terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.
“Oh.. Anggun.. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Anggun terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Anggun.. Aku.. Keluuarr.. Oh..”
Croott.. Croott.. Croot..
Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara anggun seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.
“Terimakasih sayang..” ucapku..
Aku merasa puas.. Ia mengecup bibirku.
“Ted.. mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu.
Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas.
Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.” Aku hanya terdiam.
Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap.
Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya,
Sedangkan Anggun mengulum penisku. Di kala pagi, penisku selalu ereksi, diemut-emutnya penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat kemaluannya karena gemas.

Kasir4D Namaku Hardi, usiaku 22 tahun , sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta.Tinggi 170. brt 65 kg, wajahku standar aja alias pasaran, tp cewek2 bnyak yg suka dengan parasku ini.
Aku akan menceritakan awal kisah ini yang terjadi 2 tahun yang lalu(sampe sekarang masih berlanjut), saat usiaku 20 tahun. Aku 3 bersodara..kakakku perempuan sudah menikah dan sudah punya rumah sendiri, punya anak satu umur 5 tahun , masih TK, Kakakku umurnya selisih 3 tahun denganku, namanya mbak Yanti.
Sedangkan adikku umur 14 tahun, juga perempuan ,SMP kelas 2, namanya Nastiti.
Adikku wajahnya lumayan manis, tinggi sekitar 155cm, berat kira2 45 kg, pantat sudah mulai membentuk bulat indah, dan tampak kencang banget. Buah dada sudah nampak mulai tumbuh ranum-ranumnya, sering aku jadi curi2 pandang ke balik tanktop putihnya yang tanpa bra, saat dia mau ganti pakaian sepulang sekolah atau saat bersantai nonton tv.
Kadang muncul dalam benakku keinginan untuk bisa meremas tetek adikku yg baru mekar itu, sungguh menggemaskan dan amat mengundang birahiku. Apalagi lingkaran coklat muda terlihat samar-samar dan putingnya yg menonjol kecil, nampak indah dan menggiurkan. Ku hanya bisa menelan ludah, untuk membasahi kerongkonganku yg mengering terbakar panas birahi yg tersembunyi.
Adikku masih lugu, ngga merasa bahwa perubahan tubuhnya megundang birahi lelaki, walau pun itu aku, kakaknya sendiri. Aku pun heran, kenapa aku bisa suka pada saudara kandungku sendiri ? Aku tak mengerti kenapa ada rasa seperti ini terjadi padaku.
Kadang ku bertanya dalam hati, ” Kapan ya ada kesempatan aku bisa menikmati tubuh adikku ?”
“Pasti ada cara untuk itu, kamu pasti bisa! Kamu punya akal.” bisik setan dalam otakku.
“Jangan kau lakukan itu. Itu dosa besar. Apalagi itu kan adik kandungmu sendiri!”, sisi baikku mengingatkanku. Bisikan itu selalu datang silih berganti, tapi si otong kecilku ini tak bisa di ajak kompromi, dia begitu kelojotan ingin keluar dari persembunyiannya manakala pemandangan yg syur tampak lagi di depan mataku.
Kala itu,aku tengah menikmati kopi panas sambil nonton film remaja pada sebuah stasiun tv swasta. Adikku yg baru datang sekolah langsung menyimpan tas di meja belajarnya dan terus membuka baju seragam SMP nya tanpa malu-malu di depanku, karena memang sudah terbiasa seperti itu.
Mungkin juga karena tidak ada orang lain, selain keluarganya sendiri. setelah menggantungkan bajunya, Titi ( begitu kami memanggilnya), dan atasannya hanya mengenakan tanktop, langsung rebahan di atas karpet merah jambu, sambil nonton tv.
“Judulnya apa, mas ?” tanya adikku tanpa melirik ke arahku, sambil membetulkan bantal untuk alas tidurnya.
“Gak tahu, mas aja baru nyetel.” jawabku. Sambil mataku tak terlepas dari tonjolan dada adiku yg aduhai, terpampang depan mataku. Gundukan gunung kembarnya tampak naik turun, seiring tarikan nafasnya, makin membuat ” otong ” ku perlahan-lahan berdiri di balik celana dalamku.
Kalau sudah begitu, hanya sabun mandi yg sering nuntasin permasalahan seperti ini.
Rok Smp yg masih dikenakannya tersingkap menampakkan putih pahanya yg mulus dan berisi. Ingin sekali ku merabanya.” asem juga ni anak, bikin aku konak.” gerutuku dlm hati.
“Gak makan dulu Ti ?”, tanyaku sambil mata tak lepas dari bukit kembarnya.
“Nanti aja lah belum lapar.”, balasnya.
“Nanti masuk angin lho, jangan dibiasakan telat makan gitu.”
“Yang masuk angin tuh mas Har. Ngopi mulu tiap hari, bikin perut kembung tuh?”, ledeknya sambil nyengir.
“Ehhh, ni anak sok tahu nih. Kucubit ntar baru nyaho luh.”
“Cubit aja, tapi jangan keras-keras.”, jawabnya makin ngeledek.
“Gini!”sambil kucubit pipinya yg mulus tanpa bintik jerawat satupun tumbuh di pipinya.
“Aaooww! sakit tahu.” katanya sambil bibirnya agak di manyunin berlagak marah.
“Habis mas gemes sama kamu, adik kakak yg paling imut-imut.”
“Yeyy, imut-imut apa amit-amit.” katanya sambil tersipu.
“Imut, tahu arti imut ?”
“Apa ?” tanyanya sambil menengadahkan kepalanya melirikku.
“Imut itu …. artinya Ingin ngemut.” Jawabku sambil tertawa.
“Ihh! jorse…..mas Har nih.” kata Titi sambil ninjuk ke arahku.
“Apa tuh jorse ?”
“Jorok sekali tahu !”
“Ah masa gitu aja jorok, yg jorok tuh yg belum mandi, kaya yg lagi tiduran, bau.”
“Biarin, yang penting kan manis. Wek!” cibir adikku ngeledek
“Yang manis apanya ?”balasku sambil kudekatkan wajahku ku ke wajahnya sambil ku balas mencibir.
“Ya wajahnya dong, sama senyumnya.”
“Mana ?” sambil kucium pipinya gregetan. ” ah…bau…..” ledekku.
“ih, mas Har genit deh.” cemberut adikku sambil ngusap pipinya dengan telapak tangannya.
“Biarin, sama adiknya ini. Mau di cium lagi…..?’
“Gak mau !!” spontan kedua tangannya menutup wajahnya yang memerah.
Aku iseng, kukelitik pinggangnya yang terbuka karena tanktop yg dikenakannya agak terangkat ke atas.
“Aahhh….massss…..geli !!”tangannya menepis tanganku dari pinggangnya sambil terus bangkit lantas mencubit tanganku.
“Aduuhh! Nyubitnya beneran, sakit nih. Tuh kan lecet deh, Ti.”
“Biarin! Lagian ngeledek aja.” sambil berbalik mau tiduran lagi.
Saat dia membelakangiku,kuraih pinggangnya dan kududukkan di pangkuanku.
“Kubalas kamu, nih!” sambil kucubit pahanya yg putih mulus,kiri dan kanan. Titi meronta -ronta sambil cekikikan karena geli.
“Gak mau gak mau, mass! Udah udah ! geli!” sambil tangannya mencubit lenganku.
Ada rasa nikmat menjalari tubuhku, saat senjataku ditekan-tekan pantatnya yg kenyal karena meronta-ronta. Sesekali telapak tanganku menyentuh setumpuk daging empuk di dadanya, saat tubuh Titi menggelinjang kegelian.
Tak ingin rasanya kulepaskan dekapan ini, tapi ku takut nanti adikku malah jadi marah dan menganggap kakaknya cabul.
Perlahan kulepaskan dekapanku di pinggangnya tapi anehnya Titi tak segera menjauh dari dekapanku, seolah pantatnya malh agak menekan ke Mr. P ku yang tegang sedari tadi.
“Sudah ah, mau mandi dulu ntar diledek lagi sama masku yg ganteng tapi cerewet.”kata Titi sambil bangkit dari dekapanku.
“Eh….malah ngeledek lagi ni anak.” kataku sambil bangkit dari dudukku seolah hendak menangkapnya. Titi langsung lari menjauh.
“Ti, mas mandiin nggak ?” candaku.
“Emang balita, gak bisa mandi sendiri.”jawabnya dari dalam kamar, saat ambil handuk.
“Alah, dulu aja mas Har sering mandiin kamu. Malu ya sekarang sudah punya pacar ?”
“What !?? pacar ? sekolah dulu kaleeeee.” teriak adikku sambil mencibir, terus berlalu ke kamar mandi.
Tak lama kudengar guyuran air dari kamar mandi, sementara anganku melayang membayangkan betapa nikmatnya jika ku bisa leluasa mencium bibir adikku yg merah alami, laksana mawar nan merekah dan kubelai lembut tetek ranum yg mengkel serta kukulum puting mungilnya yg coklat kemerahan itu.
“Ah!!! gila! Kenapa pikiran seperti itu selalu timbul ?! bener2 kakak tidak waras aku ini!” batin ku menghardik diriku sendiri.
Aku beranjak dari kursiku dan ngeloyar ke dapur sambil membawa gelas, setelah kopi nya kutenggak habis membasahi kerongkongan yg terasa kering karena panas birahi atas adikku barusan.
“Mandinya sudah belum ,Ti?” teriakku saat sudah tak terdengar suara guyuran air dari gayung bak mandi.
“Sudah, lagi handukan.Mas mau mandi juga ?”
“Iya.”
“Kenapa nggak bareng Titi barusan? Sambil mandiin Titi.” katanya setelah berada di luar kamar mandi.
“Ya udah sini, mas pangku lagi ke kamar mandi.” kataku seolah hendak membopongnya. Titi lari sambil cekikikan, hanya berbalut handuk bergambar “Snoopy” ,sangat menggairahkan.
Ku buru-buru ke kamar mandi, sebenarnya ingin cepat menuntaskan permainan rahasiaku selama ini. Saati birahi tengah memuncak, dengan onani lah kuselesaikan hasrat dan libidoku.
Jam 5 sore, ibuku pulang dari pasar,semenjak ayahku tiada, ibulah yang selama ini menafkahi keluarga yang kini ku bantu juga dari gaji yang kuperoleh tiap bulan dari hasil kerjaku.
Kebetulan ibu memiliki kios pakaian di pasar, walau tidak besar tapi cukuplah untuk biaya hidup kami sehari-hari.
“Kok sore pulangnya ,bu, rame ya kiosnya ?”
“Ya lumayan rame juga ,Har. Ini kan tanggal muda. Mana adikmu, Har?
“Tidur Bu.”
“Oh iya! Har, lusa kan budhemu mau hajatan, nikahin sepupumu, si Reni. Jadi besok ibu mau ke Wonogiri, paling dua hari. Kamu kan masih cuti, jadi tolong jagain dulu kios.
Sayang kalau tutup, siangnya biar Titi bantuin kamu sepulang sekolah. Nggak enak kalau ibu nggak ke sana.”
“Emang berangkat jam berapa, bu?”tanyaku
“Sekitar jam 7 pagi, biar sampai sana tidak terlalu sore. Soalnya angkutan ke dusunnya agak susah kalau sore.”
“Iya bu, biar besok Hardi yg jagain kiosnya.”
Ibu terus ngeloyor ke kamarnya, ambil handuk terus mandi.
Besoknya sekitar jam 7 pagi, aku mengantarkan ibuku ke terminal. Setelah ibu mendapatkan bisnya, aku langsung cabut menuju pasar untuk menunggui kios pakaian untuk dua hari ke depan.
Sambil menunggu pembeli datang, iseng ku buka internet dan mencari-cari situs porno dan cerita2 dewasa.
Terbersit di anganku, “indah juga kayaknya bila aku bisa bercinta dengan adikku yg masih polos.”
Begitu pikirku setelah tadi sempat membaca cerita incest yg sangat membangkitkan nafsuku dan rasanya aku ingin mencoba bercinta dengan Titi, adik kandungku sendiri, yg sering membuatku jadi bernafsu.
Lama ku berangan dan mencari cara, agar bisa lebih dekat dan bisa mencumbunya.” Kalau dia tidak mau ? Ahh..peduli amat, si amat aja gak peduli sama gue, yg penting aku berusaha”,pikirku dalam hati.
Akhirnya, di saat ibuku tak ada di rumah, aku temukan cara agar aku bisa bercumbu dengannya, paling nggak ku bisa merasakan hangat bibirnya atau merasakan empuk kedua tetek mungilnya yg selalu menggoda hati. Berhasil atau tidak terserah nanti, ku jalankan rencananya dulu aja.
Sekitar jam 1 siang ,saat aku tengah terhanyut dalam khayalan. Tiba-tiba……..
“Hayoooo…siang bolong gini menghayal. Lagi ngayalin apa tuh ?”
Adikku mengagetkan dan membuyarkan lamunanku.
“Eeehhhh…ni anak ganggu orang lagi asyik aja.”
“Siapa yg main selonong. Mas aja terlalu asik bengong gitu. Ayam tetangga aja kebanyakan bengong gitu langsung tewas lho mas.”
“Eh, songong ya, Doain cepet mati ya ?”
“Hehe..”adikku cuma nyengir, sambil terus meletakkan tas sekolahnya dalam kios.
“Sudah makan belum mas ?” Tanya Titi setelah berada di sampingku.
“Belum, emang kamu mau makan apa ,Ti ?”
“Beli nasi soto aja mas, di tempat bude Ginah. Enak sotonya.”
“Ya udah, sana beli dua, mas juga belum makan.” kataku sambil ngodok dompet dan memberikan beberapa lembar uang pada adikku, yg terus berlalu setelah menerima uang dariku.
Selesai makan,aku bilang hendak keluar sebentar mencari sesuatu pada adikku dan terus ngeloyor mencari toko kaset, dan membeli kaset DVD, untuk ku stel nanti di rumah,sebagai awal rencanaku.
Malam minggu yg biasanya jam 7 aku sudah pergi ke rumah pacarku,Mira. Namun karena di luar hujan dan karena di rumah tak ada ibuku, jadi tak ada yg nemenin adikku yg penakut itu, akhirnya aku malam Mingguan di rumah.
Ditambah lagi aku punya satu rencana kotor sama adikku, jadi klop lah situasinya dan sangat mendukung.
Setelah kami selesai makan malam, aku ngeloyor ke ruang tengah untuk sekedar menikmati sebatang rokok kretek kesukaanku, sambil nonton acara televisi.
Titi, adikku, masih di dapur membereskan piring kotor bekas kami makan. Tak berapa lama nongol dan duduk disampingku, sambil nonton tv.
Hujan masih deras, terkadang diiringi guntur yg bergemuruh di angkasa. Remot tv kuraih, dan kumatiin tvnya.
“Kok dimatiin sih mas ?” protes adikku yg tengah asyik nonton acara di stasiun tv swasta, tiba2 tv nya ku off.
“Takut ada petir, Ti. Bahaya atau mending kita nyetel kaset film aja di dvd ya, mas punya film baru nih.”
“Film apaan,mas ?”tanyanya sambil menoleh ke arahku.
“Kayaknya seru sih, film laga indonesia” jawabku sambil terus bangkit dari kursi dan mengambil casset yang tadi kubeli di pasar di rak kaset.
Kupasang kabel penghubung dari dvd ke tv, lantas kunyalakan lg tv untuk memutar filmnya, setelah program kupindah ke Vhf.
Di awal film, tampak adegannya biasa saja, namun lama kelamaan jadi sedikit mencekam, apalagi setelah terjadinya pembunuhan terhadap kekasih peran utama oleh sekumpulan genk, disitu adegannya mulai menakutkan.
Yang mana, wanita korban pembunuhan itu menjadi hantu menyeramkan, karena arwahnya penasaran.
Adikku tampak tegang menyaksikan film yg ternyata sebuah film horor, kadang kedua telapak tangannya digunakan untuk menutupi matanya, saat hantu menyeramkan muncul hendak menuntut balas pada orang2 yg mencelakainya.
Terkadang juga Titi teriak kaget dengan kemunculan hantu seram itu yg tiba-tiba dan diiringi dentuman keras dari instrumen horor yg mengejutkan. Lama kelamaan Titi merasa takut dan nggak nyaman menonton filh horor ini.
“Sudah lah mas, jangan nyetel film itu. Ngeri ih..” katanya sambil nyengir seraya mengangkat bahunya.
“Ntar dulu Ti, seru nih.” jawabku , padahal sengaja agar dia semakin merasa takut dan selanjutnya tentu agar apa yg kuharapkan dan kurencanakan bisa sukses total.
“Ahh…masss. tak matiin nih.” katanya hendak beranjak dari duduknya.
“Nanti dulu Ti.” filmbokepjepang.com seraya tanganku meraih tangan adikku, mencegah agar jangan mematikan tv nya.
“Kalau kamu takut, tidur aja sana, biar nanti di kamar ditemenin hantu seram itu.” kataku menakut-nakuti
“Tuhhh kaann, malah nakut-nakutin lagi. Iihh !!!”sungut adikku sewot kayak mau nangis.
“Sorry canda. Masa gitu aja takut, udah perawan gitu masih penakut aja kayak dulu sih, Sini kalau takut tiduran sini aja, jangan nonton.”
“Sama aja! Nggak lihat tapi denger. hhuuhhh….” rutuk adikku lagi
“Yaudah volumenya mas kecilin. Tiduran aja sini.”kataku agar adikku tiduran di sampingku.
Walau masih cemberut, akhirnya adikku tiduran di sofa di sampingku.Setelah selang beberapa lama, kuraih remot dan meng-off tv dan dvd nya walau film horor yg kuputar belum usai tapi itu cukup untuk membangkitkan rasa takut pada diri adikku.
“Mas ngantuk mau tidur. Udah.. tidur di kamar sana atau mau tiduran di situ, ntar ada yg keluar dari kaset itu tuh.” kataku sambil nunjuk ke dvd.
“Maaassss!!!” bentak adikku seraya cemberut.
“Hiii…takuuutttt….” kataku terus lari kecil ke arah kamar sambil ngeledek adikku.
“Mass!!!” jeritnya sambil sontak bangkit dari tidurnya.
“Maksud mas takut sama kamu, abiss cemberut gitu. Udah, kalau takut tidur sini aja sama mas, atau berani sendiri ?”
Tanpa menjawab masih sambil merengut Titi ngeloyor ke kamarku terus duduk di tepi ranjang.
“Lho kok malah bengong gitu. Ayam tetangga aja mati karena sering bengong gitu lhoo.” kataku membalas ledekan adikku tadi siang di pasar.
Titi jadi tersenyum mendengar ledekanku, tapi sejenak terus bibirnya dimanyunin lagi seolah bener2 jengkel.
“Sudah naik sana, mas yg sebelah pinggir sini. Gak ambil selimut dulu, Ti ?”
“Gak…” jawabnya ketus.
“Ya udah. kalau dingin pake selimut mas aja. Tidur sana..”
Akhirnya Titi naik juga terus tidur miring menghadap tembok, memunggungiku. Akupun nyusul merebahkan tubuhku, di sebelah kanan adikku, yg diam membisu, mungkin merasa jengkel dengan ulahku.

Masih menatap langit kamar, kubuka pembicaraan untuk mencairkan suasana.
“Mas jadi ingat waktu kecil dulu Ti.” sebentar hening menunggu reaksinya.
“Dulu saat kamu masih umur 3 tahunan sampai masuk TK suka minta tidur bareng dengan mas, padahal dulu sering mas isengin ya. Eee….kini tidur bareng lagi ya. Waktu itu mas Hardi sudah sekolah dan masih kelas 3 SD kalau gak salah, sampai mas Har kelas 5 SD masih suka tidur bareng kamu.
Kamu masih ingat nggak Ti…?” Tanyaku mencoba membuat jalan komunikasi dengan adikku yg masih terdiam. Hening sejenak, kulihat adikku merubah posisi tidurnya, menjadi telentang.
Sekilas kulihat dari sudut mataku. dia tersenyum kecil,kemudian…..
“Iyaa, Titi jadi ingat. Sebelum tidur suka minta naik ke punggung mas Hardi, main kuda-kudaan.” katanya sambil sunggingkan senyum, mengenang masa kecilnya.
“Sippp!!” teriakku dalam hati, adikku sudah mulai cerah dan tak diam lagi.
“Lhooo, masih ingat to ?”kataku senyum seraya kumiringkan tubuhku ,menghadap adikku.
“Ingat sebagian, tapi banyak lupanya, bahkan saat mandi bareng nyemplung bak mandi pun Titi masih inget. Waktu itu mas dimarahin ibu karena bak mandinya jadi kotor.” katanya diiringi tawa.
“Iya iya, mas juga ingat. Kalau gitu mandi bareng lagi yuk sekarang, kayak dulu.” candaku makin mencerahkan suasana kamar tempat kami berbaring bersama, agar adikku tak kaku dan tak canggung lagi.
“Ihhh!! malam-malam gini. Dingiiin!” Katanya sambil menggerakkan bahunya seolah kedinginan.
Di luar hujan masih mengguyur menghadirkan malam yang berudara dingin, terasa sunyi dan senyap, orang-orang tak lagi keluar rumah, mereka memilih diam di rumahnya masing-masing.
Malam makin merangkak jauh, kulihat Titi, adikku sudah berkali-kali menguap, tanda kantuknya mulai datang. Tapi aku yg tengah diganggu oleh pikiranku sendiri sulit untuk merasakan ngantuk. Karena walau bagaimanapun, tidur seranjang dengan gadis abg yg baru mekar dan sering menjadi bahan imajinasiku saat beronani ria sungguh membuat jiwaku bergetar, walau dia adikku sendiri. Apalagi, di depan mataku tercetak jelas di balik piyama tipisnya, sepasang bukit kembar tanpa bra ataupun tanktop, tersembul membangkitkan gairahku.
Dari awal dia terlentang, aku berkali-kali menelan ludah,karena terangsang menyaksikan indahnya tonjolan di dadanya
itu.
Masih mungil, namun sudah berbentuk, tampak putingnya yg masih kecil, mencetak di balik baju tidurnya. Tak sabar rasanya ingin segera membelai dan meremas tetek mungil itu.
Namun aku tak berani ambil resiko, bisa-bisa malah jadi hancur rencanaku.
“Ti…..” dia tak menjawab, hanya menoleh menatapku.
“Boleh gak mas peluk kamu, kayak dulu waktu kecil?” tanyaku agak berat, dan kurang yakin adikku yg sudah abg ini mau kupeluk kaya dulu.
Diam sejenak, lantas
“Boleh. Tapi…..ada tapinya lho mas.” katanya bikin penasaran
“Tapi apa ,Ti?”
“Tapi……jangan diitik-itik kaya dulu, dulu kalo meluk suka gelitikin pinggang Titi.”
“Oh itu….ya nggak lah…..” kataku serasa mendapat angin segar.
“Titi masih ingat ya.” Kataku sambil melingkarkan tanganku di atas perutnya.
Titi lantas miringkan tubuhnya lagi seperti semula, membelakangiku yang tengah memeluknya. Ada rasa yg indah menyelimuti jiwaku. Ada suka, deg-degan dan gairah yg menggebu jadi satu, anganku yang selama ini kuhayalkan
telah membuka pintunya untuk hal-hal selanjutnya.
“Pake selimut gak Ti ?”
“Nggak ah.”
“Gak dingin apa ?”
“Nggak, kan dipeluk mas. Jadi anget.”
Ku tak banyak bertanya lagi, biar dia cepat tidur. Tubuhku makin kurapatkan lagi memeluk Titi, kebetulan udaranya makin terasa dingin, namun kini mendapatkan penawarnya, yg kini tengah dalam pelukanku.Titi entah sadar atau tidak,bahwa penisku yang sejak tadi mengeras , kutempelkan di pantatnya yang bulat dan padat menggoda.
Sesekali kubelai rambutnya yang hitam perlahan,tercium wangi aroma sampo semakin membuatku bergairah untuk mencium rambutnya.Akhirnya rambutnya kucium mesra sambil kuresapi , kian menambah bergolak birahiku.
Adikku memejamkan matanya,entah ngantuk atau apa, namun tak ada reaksi untuk melakukan penolakan, mungkin dianggapnya sebagai rasa sayang abang terhadap adiknya saja. Padahal diriku merasakan hal yang lain, sesuatu yg kotor, menginginkan adikku untuk menuntaskan birahi yg kian menggebu-gebu.
Kuusap lgi rambutnya sejenak, lalu kulingkarkan lagi tanganku di tubuhnya yg masih menempel erat ditubuhku, kali ini tanganku agak melingkar ke atas lagi hingga lenganku terasa menyentuh penggiran teteknya yg menonjol,terasa di kenyal di lenganku.Penisku semakin bekedut-kedut.
Ada rasa khawatir juga dengan hal ini, takut kalau adikku merasa tengah jadi korban nafsu kakaknya, tapi lama tak ada reaksi dari adikku, membuatku makin ingin meningkatkan aksiku lebih jauh lagi. Tangan kiriku yg sedari tadi diam, kini ikut membelai-belai lembut rambutnya,dan tangan kananku kini tak mau beranjak dari segumpal daging tumbuh di dada adikku, aku agak beringsut lebih ke atas lagi dan sedikit kugeser tanganku makin menekan teteknya, dengan nafasku yg tak beraturan dan jantungku berdegup kencang menahan gejolak nafsu.
Titi masih terdiam tak ada reaksi, tapi kuyakin dia belum tertidur, bahkan kurasakan ada sedikit gerakan tangannya seakan menekan lenganku makin merapat ke dadanya, seiring dengan pantatnya yg agak menekan kontolku yg kian tegang dan makin kaku di pantatnya.
Aku makin blingsatan menahan gejolak birahi yg kian membara dan dengan makin berani kukecup rambutnya. Kini kubiarkan bibirku lebih lama menempel dikepalanya sambil kuhembuskan nafasku yang pasti kian panas menyentuh rambut dan kulit kepalanya. Dia masih diam, seolah membiarkan aku untuk melakukan hal yg lebih jauh lagi.
Perlahan kugerakkan tangan kananku, kini ku tekan bukit kembar yang masih sebesar cangkir kopi itu, bukan dengan lenganku lagi tapi kugunakan telapak tanganku untuk menekannya dengan hati-hati. Karena ku yakin Titi adikku ini belum pernah terjamah tangan laki-laki manapun, jadi ku khawatir bila ku tergesa-gesa akn menimbulkan rasa geli yang akhirnya bisa merusak aksiku.
Lantas kutelungkupkan telapak tanganku, kutekem tetek kirinya yg pas dengan ukuran telapak tanganku. Ku belum berani meremasnya, walau nafsuku hampir meledakkan kepalaku. Ku biarkan dia menikmati dulu sensasi yg kuberikan dan agar bisa merasakan gelora birahi yg datang perlahan, untuk menumbuhkan nafsu seksnya, sebagai gadis yg sudah menginjak akil baligh. Ku yakin di usianya yg ke 14, dia sudah merasakan nikmatnya orgasme, walau lewat mimpinya.
Kemudian perlahan telapak tangan kuremaskan di tetek kirinya, pelan dan pelan, namun semekin lama remasanku makin mengeras lagi, hingga……….
“EEhhh……sshh….”lenguhan adikku terdengar pelan sekali,tanda terhanyut oleh buaian birahi.
Mendengar itu hatiku berteriak..”YES!” Berarti usahaku tak sia-sia,adikku terhanyut dan tak ragu lagi aku untuk mencumbu adik kandungku ini.
Lantas remasan tanganku berpindah ke tetek kananya,sambil aku agak mengangkat tubhku, dengan bertumpu pada sikutku. Kucium pipi kananya yg tepat di bawah wajahku,
kuremas lagi teteknya dengan makin berani,gantian kuremas kiri kanan, tak tahan dengan gejolak nafsuku, sambil terus kuciumi pipinya, kumasukkan tanganku ke balik baju tidurnya yg longgar.
Tanpa susah payah, langsung jari-jariku dapat menyentuh bukitnya yg kenyal tanpa penghalang. Kuremas gemas kedua teteknya silih berganti, terasa halus halus dan lembut kulit payudaranya di telapak tanganku. Kupilin-pilin dan kusentil-sntil puting mungilnya yg sudah mengeras itu.
Kini Titi tak malu lagi mendesah dan mengerang karena nikmat yg menjalarinya.
“Eehhhhmmm sshhhh……maasss…aaahhhh….ggeeellliii…..mmaassss……”
Erangannya makin membuat gairahku membara, tak sabar lagi lantas kutarik tubuh adikku agar terlentang,kusingkap baju tidurnya yang longgar dengan mudahnya, blaarrr… Tersembul sepasang bukit indah nan bulat, putih bersih dihiasi lingkaran coklat muda kemerahan mengelilingi puting mungil yg imut menawan dan telah tegak berdiri.
Tetek yg masih orisinil,bulat menentang, masih padat dan kenyal……terhampar jelas depan mataku.Sesaat ku terpesona dan terus kutatap bukit indah milik adikku ,yg selama ini hanya kulihat dibalik tanktopnya. kini betul-betul bebas terbuka dihadapanku.
Lantas dengan penuh nafsu, kuhisap puting susu kiri yg sudah mengeras itu dengan lahapnya, tangan kiriku meremas teteknya yg kanan dengan agak keras karena dorongan nafsuku yg menggelegak.
“Aooowww….maassss eeehhmmm ssaaakkiitt….” rintih adikku disela gelinjang tubuhnya menahan geli dan rangsangan yg membakar jiwanya. Aku jd tersadar, kalau remasan ku terlalu keras, sementara payudaranya masih peka menerima sentuhan tangan lelaki dengan teteknya yg baru tumbuh itu.
Remasan kukendorkan dan putingnya kupermainkan, tanganku yg kanan kucoba mengelus -elus pahanya yg masih terbungkus celananya, merambat naik kedaerah sensitifnya, kuelus-elus permukaan memeknya yang terasa keras menggembung di telapak tanganku.
“Ahh…maasss….jjaaanngaannn……ituu…mmasss…..”seraya tangannya menarik tanganku. Namun telapak tanganku tak mau beranjak dari permukaan memeknya yg kian lembab,tangannya yg lemah akhirnya membiarkan tanganku tetap mengelus-elus lembut memeknya.Pantatnya sedikit diangkat menerima elusanku di memeknya, kenikmatan menjalarinya seiring serangan bibir dan tanganku mengelitik nafsunya.
Sudah tak tahan lagi ku menahan birahiku, lantas kubuka celana kolor dan cd ku, dengan tangan kananku,. Togel Online
Titi masih memejamkan matanya menerima ciuman dan jilatan lidahku di mulutnya,sesekali terdengar erangannya yg tertahan oleh lumatan bibirku.
Kini rudalku telah berdiri tegak dengan bebasnya,lantas kini kaosku kulepas dan kulemparkan ke lantai, kubuka kedua kaki Titi agak melebar dan kualih posisi merangkak diantara kedua kakinya.
Kutindih tubuh mulusnya, sambil kutekan batang penisku kepermukaan memeknya yg masih terbungkus celananya. Tanganku kiri kanan terus meremas gemas di kedua teteknya, sambil kugesek-gesekan Mr. P ku dibelahan vaginanya.
“Massss….aahhhh…….masss…….” rintih nya
” Yaaa…sayaangg…ooohhhh…..eenaaakkk ..Tiiii……..?”
“Eeehhhmmm……geelii….eennnnaakkk…mmasssss….” racaunya terbata-bata.
Kugesekan terus penisku yang makin berkedut, sudah tak kuat lagi menahan dorongan sperma dari dalam kontolku.
“Ahhh…Tiii….mas mau keluar …Sayaannggg…..?” sambil terus kupercepat gesekan penisku yang makin terasa panas bergesekan dengan celana adikku.
“Titi juga ppenngginn ..pipiiiss…masss…..aahhhhh…..”Titi mengejang, tubuhnya seketika meliuk-liuk, bibir bawah digigitnya menerima gejolak nikmat yg hampir mencapai puncak, Pantatnya diangkat semakin menekan penisku yg maju mundur di atas vaginanya…selang berapa lama tubuhnya ambruk tergeletak lemas tak berdaya..disela nafasnya yg memburu.
Dua bukit kembarnya turun nauk dengan cepatnya…seiring tarikan nafasnya yg ngos-ngosan.Keringat buah nikmat mengucur di dahi dan lehernya yg jenjang.
Saat itu pula pertahananku sudah tak kuat lagi ,sambil kudekap erat tubuh Titi,dan kubenamkan mukaku di lehernya yg basah oleh peluh kenikmatan,kutekan keras penisku ke memeknya dan…..
“Croooottt….ccrrrooottt…..ccrrooottt….”berkali -kali kusemburkan spermaku diatas memeknya hingga membasahi celana yg dikenakan adikku.Lendir kental bau amis..begitu banyak keluar dari penisku yang juga membasahi perut mulus Titi,adikku.
Hampir bersamaan kami mencapai puncak terindah. Terasa nikmat namun amat melelahkan, tubuhku terasa lemas masih menindih tubuh adikku yg juga nampak lemas dan loyo. Matanya masih terpejam, seakan berat untuk membuka kedua kelopak matanya.
Setelah didera pergumulan birahi yg membawanya melayang ke alam yg indah.
Diluar hujan mulai reda, hanya sisakan udara malam yg kian dingin mnembus kulit, tapi bagi kami yang habis bertempur dalam birahi,tak merasakan dingin itu, bahkan bulir-bulir keringat pun masih belum mengering.
Kumiringkan tidurku menghadap adikku, kubelai rambutnya yg acak-acakan dan basah oleh keringatnya,seketika matanya terbuka menatapku sayu ,seraya tangannya menurunkan baju tidurnya yg masih tersingkap, menutupi kedua buah dada ranumnya.
“Cape..sayang…..kok loyo gitu…..?”
“Mas Har ssiihh…nakal..”katanya sambil mendelik manja dan malu-malu.
“Tapi …nikmat kann…ayoo.ngaku.ayo..ngaku….”ejekku sambil menjawil hidung mungilnya.
“Iiihhhhh…..”katanya sambil tersenyum malu sambil memiringkan tubuhnya menghadapku dan membenamkan wajahnya di dadaku.
“Mas Har…sayang kamu Ti….sayaaangg banget….”sambil kukecup keningnya yg masih lembab oleh keringat.
“Titi sayang mas nggak ?” Dia diam saja dalam dekapanku.
“Jawab dong Ti. Sayang gak ?” tanya sekedar menguji perasaannya.
Titi hanya menganggukan kepalanya.
“Kok cuma ngangguk, artinya apa tuh ?” tanyaku menggoda”Sayangg gakk ?”
“Sayang..!” jawabnya singkat..
Aku tersenyum simpul,mendengar pengakuannya, ku maklum anak abg seumuran dia belum bisa mengukir kata puitis nan merayu.
“Syukur deh kalau Titi sayang juga sama mas Har, tapi ini rahasia berdua, jangan sampai ada yg tahu, termasuk mama. Kalau mama sampai tahu bisa2 kita diusirnya dari rumah…”
“Iya mas ..Titi juga malu..kita kan sodara…”
“Baguslah kalau begitu, mas jadi tenang sekarang.” Kataku sambil kupererat pelukanku ditubuhnya,sambil kuelus elus punggungnya.
Gak begitu lama kehangatan tubuh Titi membakar lagi birahiku, dengan ditandai mulai berkedutnya batang penisku yg kubiarkan bebas terbuka,dan menempel di perut adikku.
Perlahan tapi pasti,dongkrakannya semakin terasa di perutnya, dan….
“Mas, ada yg bangun tuh..”ucap adikku sambil mendongakkan kepalanya menatapku seraya tersenyum manis..
“Iya nih, kagak tahan kayaknya kalau terus-terus deket gini. Bikin mas nafsu teruuuss dehh. Kayaknya burung mas minta dielus-elus sama cayangku. Nih, Elusin dong..”
“Gak mauu….”jawabnya manja,sambil tersenyum melirik ke arah penisku yg makin tegang saja.
Kuraih tangannya dan kugenggamkan ke batang kontolku, mulanya diam aja agak malu-malu, namun setelah kusuruh terus akhirnya jari jemarinya mulai menggenggam batangku dan meremas-remasnya.
“Aduh enak sayaang…sambil dikocok naik turun dong, biar tambah nikmat….” pintaku
“Gini ?”katanya sambil menaik-turunkan genggamannya di batang kontolku.
“Nah …begitu Ti…tapi jangan keras-keras sayang genggamnya. Nah gitu….uuuhhhh….nikmat banget….Tii….pinter kamu sekarang Ti…..”Titi kini semakin asyik mengocok mainan barunya, sementara sambil merasakan nikmatnya kocokan tangan Titi di penisku, kusingkap baju yg menghalangi dadanya, lantas kuraih dua gundukan yg ranum itu dan kuremas dengan tangan kananku silih berganti.
Namun posisi itu tak berlangsung lama, ku bangun dari tidurku, dengan bertumpu pd kedua lututku dengan posisi merangkak, kini kedua tanganku meraih satu-satu buah dadanya. Tangan kiri meremas tetek kanannya dan yg kanan kupakai memilin puting kirinya. Kusosor bibirnya yg tengah mendesah lirih dengan bibirku, kugigit bibir bawahnya perlahan .
“Ssssshhhhhh……uuuhhhh…. ” desahannya mengiringi tangannya yg terus bermain dengan penisku,sesekali kepalanya didongakkan ke atas menerima rasa nikmat yg menggelitik birahinya.
Aku yang makin terbakar nafsu, kubuka dua kancing baju tidurnya dan kutarik ke atas.Titi seakan ngerti maksudku, lantas membantunya dengan menaikkan kedua tangannya dan sedikit mengangkat kepalanya guna mempermudah tanganku melepas bajunya.
Tubuh atasnya kini terbuka bebas, semakin terpesona aku melihat kemolekan tubuh adikku, leher yg jenjang , kulit putih mulus dihiasi bukit kembar yg ranum, membuat ku langsung menyambar lagi bukit kembar itu dengan mulutku.puting kiri kuhisap yg kanan kuremas, yang kanan kuhisap yg kiri kuremas, begitu berulang seakan tak ada jemunya ku melakukan serangan pada kedua buah dadanya.
Sambil mendesah dan menggelinjang, titi mencari dan meraih lagi batang penisku yg tegak menggantung dengan gagahnya, lantas seperti tadi dikocoknya dan terkadang diremasnya dengan keras, hingga kurasakan sakit-sakit nikmat yg kuterima di batang kontolku.
Kini tangan kananku beralih ke bawah meraba selangkangannya, yg masih tertutup celana pendek dan cd nya. Kuusap lembut permukaan memeknya yang sesekali jari-jariku menekan lobang kewanitaannya, diiringi dengan gelinjang tubuhnya yg kegelian tapi nikmat.Tak puas hanya sampai disitu, kususupkan tanganku kedalam cd nya dan mencari lobang vaginanya yg sudah lembab karena rangsangan yg bertubi-tubi datang menyerang.
“Aaaaooooww…mass geliii..jannggaaannnn…mass…” rintih adikku sambil menggerakan pinggulnya menghindari sodokan jari tanganku yg bermain di belahan memeknya.
“Mass….aahhh…jangan……geeelliii…….maaaasss…..”
Rengeknya tak kuhiraukan lagi,malah telunjukku kutekan dan kusentuh sentuh di daging kecil yg sebiji kacang pada bagian atas memeknya.
Mulutku kini beralih ke puting kirinya,tangan kiriku meremas makin keras di susu kanannya. Kurasakan di jemari tanganku, memek Titi kini makin licin oleh pelumas yg keluar dari lubang vaginanya. Namun aku tak berhenti sampai di situ, kini kutarik celan kolor dan cd nya ke bawah, menuruni kedua kakinya, Titi seakan protes, namun ku tak hiraukan lagi.
Terpampanglah kini segunuk daging belah, berhiaskan bulu-bulu halus yg masih jarang-jarang ,dihapit oleh kedua pangkal pahanya yg mulus tak bercela.Ooohhh, sungguh indah lembah kenikmatan adikku ini yg sekian tahun tak pernah kulihat, semenjak tak pernah mandi bersama lagi seperti masa kecil dulu.
Bentuknya sangat membangkitkan rasa penasaran untuk segera mencicipi nya. Sudah gak sabar lagi,terus aku merangkak diantara kedua kakinya yg kukangkangkan, mulutku kini beralih ke kemaluannya,mengubek-ngubek memeknya yg makin licin,dan menyentuh-nyentuh klitorisnya, yg merah jambu berkedut kedut tiap kali kusentuh dengan ujung lidahku.
“Maaassssss….eehhhmmm….ooohhhhh…….mmmaasss……ggeeellliii…..oohhhh…..” erangannya makin membuat ku terhanyut oleh bahtera nafsunya yg disertai dengan gelinjang tubuhnya yg tak terhalang sehelai benang pun, kekiri dan ke kanan, kadang membuat lidahku terlepas dari klitorisnya dan kedua tanganku tak henti-hentinya menyerang sekwilda(sekitar wilayah dada) yg makin memerah karena remasanku yg tak henti-hentinya.
Terkadang juga hidungku tak dapat bernafas, saat pinggulnya diangkat ke atas menekan mukaku yg tenggelam di dalam jepitan kedua pahanya, saat kuhisap dan kusedot dengan keras biji kacangnya. Aroma khas kewanitaannya, makin membuatku tak tahan lagi untuk segera menuntaskan hasratku yg menggelegak.
Kubergerak naik lagi, bibirku mencari landasan pada sepasang bibirnya yg merah merekah, setengah terbuka keluarkan desahan desahan nikmat, sementara kedua matanya nyaris tak pernah terbuka meresapi buaian angin surgawi yg tengah menyejukan jiwa pubernya.
Kulumat lagi bibirnya, kuremas lagi kedua toketnya, saat terlena oleh cumbuanku, penisku kuarahkan ke lobang memeknya yg sedikit menganga karena posisinya yg mengangkang, terhalang kedua kakiku.
Kutekan perlahan kepala kontolku ke lubang memeknya dengan perlahan, dan…
“Slleeeepp….” Kepala penisku masuk ke dalam lobang memeknya….walau hanya kepalanya saja, namun sudah menimbulkan sejuta nikmat dari sentuhan dua kelamin berlainan jenis itu.
Titi agak tersentak saat ada benda keras menerobos tanpa permisi, memasuki kelaminnya, dan hendak beringsut menghindari tusukan senjata tumpulku, namun segera kuraih kedua pundaknya, untuk menahan pergerakannya tubuhnya yg tiba-tiba. Sambil terus kutekan kepala penisku makin ke dalam lagi yang dibantu dengan pelicin yg berkali-kali keluar dari dalam vaginanya.
Kepala penisku kini makin ke dalam lagi, namun perjalanannya terhambat oleh dinding penyekat keperawanannya.
“Aaaaahhhhh….mmaasssss….sakkiiiitttt……massss…..” erang adikku seraya tangannya mendorong tubuhku ke atas. Namun aku yg tengah dibuai dengan nyanyian2 setan, tak menghiraukan lagi rintihannya.
Kutekan lagi lebih ke dalam, masih terasa mentok pada penghalang yg agak sulit ditembus.
“Maasss….ssakiittt massss…pellann.pelaannn…mass…..” Lagi-lagi rintihannya keluar dari bibir adikku, malah kini disertai dengan linangan air mata yg perlahan meleleh menuruni pipinya.
Aku jadi iba melihat adikku meneteskan air matanya,dan mengendurkan seranganku yg terlalu dikuasai nafsu.
“Maafkan mas..ya..sayaang….habis mas gak tahan …..sekarang ….pelan-pelan ya…biar gak sakit….” Kataku menenangkan hatinya….
Titi diam saja ,wajahnya dimiringkan ke kiri,matanya terpejam namun masih meneteskan butiran air mata.
Kupacu lagi nafsunya sebelum mereda,dengan sentuhan lembut bibirku di sepasang bibirnya yg terkatup, lantas berpindah pada kelopak matanya yg masih rapat kiri dan kanan, terus ke keningnya,merambat ke pelipis kirinya, kupingnya dan kuhembuskan nafasku di kuping kirinya, tubuhnya yg barusan terbujur kaku kini menggelinjang terhanyut oleh rangsangan yg kuberikan dengan perlahan, kuping kanan dan pelipis kanannya kusentuh lembut dengan tangan kiriku, sedangkan penisku yang masih tertancap setengahnya mulai mendorong lagi dengan perlahan dan hati-hati.
Kutarik keatas dan kutekan lagi ke bawah..seirama dengan gelinjang nikmat adikku tercinta. Desahan nikmatnya kini terdengar lagi,
“aahhhhhh……….mmmmmmmm…..ssshhhhhhhhhh…………”
Memeknya terasa makin licin oleh lendirnya yg bercampur dengan lendir beningku, makin mempermudah ayunan kontolku.
Sambil terus kuremas kedua payudaranya dan kususuri lehernya dengan lidahku, kini kutambah lagi tekanan penisku lebih keras lagi dengan mengeden agar ereksi kontolku lebih maksimal lagi.
“Aaaa….uuuuuuhhhh…..ssssssshhhhh……..mmaaassssshhhhhh……..” terdengar lagi jerit tertahan dari bibir adikku yg tengah dijebol dinding kehormatannya oleh tusukan senjata pamungkasku.
Kutarik lagi penisku untuk mengurangi rasa sakitnya. Kini ku tak mau tergesa-gesa, kupilin putingnya yg kiri dan yg kanan kuhisap dan kugigit-gigit perlahan sambil kukocok lagi penis ini dengan lembut. Setelah nampak tenang, kutekan agak ke dalam lagi, mengerang lagi, kutekan lebih kuat lagi, merintih lagi
“Tahan sebentar ya sayaang,,,, sakitnya sebentar kok…..ya…nanti juga .pasti nggak sakit…. tahan ya,……”
kataku sambil terus menambah kekuatan sodokan batangku yg sudah maksimal.Memang ukuran penisku agak lumayan besar sih, ditambah kemaluan Titi masih asli perawan jadi agak kesulitan adikku menerima sodokan batang kejantananku.
Kutekan lagi kepala kontolku untuk segera menguak pintu keperawanan adikku yg sulit untuk ditembus.
Dia mengerang lagi dengan kedua alis tampak mengerut dan bibir bawah digitnya pertanda menahan sakit.
“Badannya agak lemesin Ti…biar gak terlalu menjepit ….lemesin ya ..sayaangg…..tahan ya ” kataku mengingatkan agar lebih rileks lagi dan kutekan lagi kontolku.
Kini makin terasa lebih kedalam lagi. Titi masih terpejam menahan sakit, namun pantatnya mengangkat saat kutekan penisku kedalam memeknya.
Kutekan lebih keras lagi, dia angkat lagi pantatnya menerima sodokanku di liangnya sambil meringis menahan sakit.
Terasa kontolku lebih masuk lagi. Ku ngeden lebih kuat lagi dan mendorong pantatku sekuat mungkin dan Titi ikut menekan lagi dengan mengangkat pantatnya lagi dann ….ppppprrrreeeeetttttt……..terasa ada yg terkoyak kurasakan ..yg membuat kepala penisku terasa sakit dan ngilu, serta perih pada lubang kemihku diiringi dengan jerit adikku menahan sakit.
“Aaaaaaoooowww……………………maaassss…………uuuuhhhh…………ssssaaaaaa….kkkiiiiiiiiiiiiittttt….”
Masih kutekan penisku dengan sisa tenagaku dan….
“Bbbbbbeellllllllleeeeeesssss……..” akhirnya kepala penisku seperti merasakan ruangan kosong , tanpa ada lagi yg menghalangi perjalanannya diiringi dengan edenan adikku seraya kakinya langsung melingkar kuat di pinggangku dengan mata mendelik dan kepala yg tengadah mengantarkan kepergian sang “PERAWAN” dari dalam dirinya.
Kuhentikan sejenak kocokan penisku di memeknya , untuk mengatur nafas yg terengah-engah, laksana berlari menaiki bukit terjal yg teramat melelahkan, namun membawa nikmat. Sejenak kurasakan cairan hangat merendam kepala dan batang kontolku.
Setelah mengatur nafas, kulanjutkan kocokan penisku yg mulai agak mudah keluar masuknya, walau masih seret dan sempit.
Liang memeknya laksana memilin-milin penisku, ternyata memek itu begitu nikmat dan menghanyutkan,seperti halnya adikku, akupun baru kali ini merasakan seks yg sesungguhnya karena dengan mira pacarku, aku hanya melakukannya sebatas anal dan oral seks saja, sedangkan dengan adik kandungku, justru perbuatanku lebih bejat lagi, mungkin karena aku terlalu mencintainya dan terobsesi untuk memiliki seutuhnya, walau hal ini sangatlah terlarang untuk kulakukan.
Dalam rengkuhanku, Titi .adikku tengah mendesah saat merasakan liang vaginanya mulai digesek-gesek oleh senjataku lagi, tangannya kini tak ragu lagi membelai lembut punggungku, terkadang menekan-nekan pantatku seirama dengan pinggulnya yg naik turun mulai teratur mengimbangi hentakanku.
“Masih sakit nggak sayang….”tanyaku sambil mulutku menyusuri lehernya yg basah oleh keringat, sesekali kujilati yg terasa agak asin terus kugigit pelan dagunya yg lancip sambil tetap kusodok-sodokan penisku di memeknya.
“Ehhhmmm….nggak begitu sakit lagi mass…malah tambahhh….eehhmmmm…..”
“Tambah enek kan Ti…?”
“Heee….eehh…..mmaasss ……aahhhh….ssssshhhh…….koookk….eennaakkk…yyaa..mmass….tapi masih perih dikiitt..”Jawabnya sambil merem melek kenikmatan.
“Goyangan pantatnya kini makin liar…..tangannya yg kiri melingkar di leherku sambil menekannya saat mulutku mulai menggerayangi dadanya.
Dan tangan yg kanan menggapai selangkanganku dan meremas lembut buah zakarku yg tergantung bergoyang goyang seiring keluar masuk penisku di lubang sempit Titi.
Tampaknya Titi juga mulai merasakan lebih nikmat lagi saat penisku mulai lancar keluar masuk mengobok-obok dalam bagian dalam memeknya,setelah selaput penghalangnya terkoyak, ditambah dengan lendir yg senantiasa terus melumasi lubang nya…ditambah lagi klitorisnya yg tersentuh bulu bulu kemaluanku seakan menggelitiknya makin menghantarkannya ke alam nirwana.
Aku yang merasakan dorongan spermaku makin mendekati pintu keluarnya, segera kuhentikan sejenak sodokan penisku di lubang memeknya, namun adikku yg tengah merasakan hampir mencapai puncaknya, terus menggoyangkan pinggulnya memelintir batang penisku, terlihat dari nafasnya yg makin memburu dan kedua tangannya menekan keras kepalaku dan membenamkan mulutku dalam mulutnya.
Melihat gelagat seperti itu, akupun mulai mengocok lagi dengan lebih cepat agar dapat mencapai puncak bersamaan dan merasakan sensasi muncrat bersama , menumpahkan spermaku ke dalam rahimnya.
Suara keciprak beradunya dua kemaluan yg memanas dan beradunya selangkanganku di selangkangannya, bak alat musik yg mengiringi lantunanan merdu, nyanyian2 setan pengiring birahi kami yg mengalir deras.
Tak lama kemudian, adikku mengejang dengan mendekapku sejadi-jadinya, dan memeknya terasa sangat menjepit dan menyedot kepala penisku, membuat air maniku tertarik keluar dari kantongnya, dan…..
“Eeehhhhh…mmaasssss…..Ttiiitiiiii sudaahhhhhh……….gak…..tttaaahhhaaaannn…….eehhhhmmmmm…….Suuurrr….jrreeettt…jrreeetttt…..jjrreeettt….
beradu dengan spermaku yg tak terbendung lagi………
“Bareeennnggg Tttiiii…….mmass jugaaa ……ooohhhhh……. Creeett…ccrreeeeeetttt……crot..crot…crot….”begitu banyak maniku keluar dari penisku hingga berkali kali hingga membanjiri liang kemaluan adiku yg memerah.
Titi masih mendekap erat tubuhku dengan mata terpejam ,merasakan sisa desir-desir kenikmatan yg baru saja membawanya melayang tinggi mencapai awan yg penuh dengan keindahan.Nafasnya memburu seperti habis berlari, begitu juga aku tak kuasa untuk menggerakkan tubuhku lagi barang sesaat tubuhku masih tergolek di atas tubuh adikku, dengan senjata yg masih menghujam di selangkangan adikku, berkedut-kedut makin melemah dan mulai menyusut.
Setelah melakukan serangan gencar menjebol benteng pertahanan sang perawan.
Setelah agak teratur lagi nafasku, kucabut penisku dari liang memeknya,ada rasa ngilu di kepala penisku saat terjadi gesekan dengan bibir vaginanya. Setelah terlepas dari kuluman memeknya, tampak mengalir cairan kental bercampur darah segar, darah keprawanan Titi, adik kandungku yg sangat kucintai walau tak seharusnya.
Namun cinta dan nafsuku tak mempedulikan norma dan etika lagi, hingga saat ini semuanya terjadi.
Aroma amis perzinahan menghiasi kamarku, seirama desahan -desahan kenikmatan dari hubungan incest kakak beradik yg saling mencintai.
Titi masih terlentang dengan tubuh telanjang,rasa lelah sudah tak menghiraukan lagi dengan keadaan tubuhnya. Nafasnya berangsur teratur lagi, kelopak matanya mengatup seakan tak kuasa untuk membukanya atau mungkin tengah mengingat kembali kronologi persetubuhannya yg baru saja berlalu.
Lama kami termenung dalam diam, hanya nafas-nafas kami yg terdengar mengusik malam yg kian sunyi.
Ku miringkan tubuhku menghadap adikku yg masih terlentang dalam diam, kupeluk tubuhnya dan kutumpangkan paha kananku menutupi goa mungilnya yg baru ditumbuhi rambut-rambut halus ruwun-ruwun.
Kukecup mesra keningnya, kutangkupkan telapak tanganku di susu kirinya, dia masih terdiam. Dadanya turun naik dengan teratur, lama-kelamaan kulihat ada linangan air mata yg perlahan menuruni pelipisnya.
“Tii…kamu kok nangis sayaang ? masih terasa sakit ?” tanyaku penasaran
Dia hanya menggelengkan kepalanya sambil tangan kirinya menggenggam tanganku yg tengah mencengkram buah dadanya.
“Lantas kenapa ? nyesel ya ? maafin mas Har ya kalau Titi punya perasaan menyesal. Mas memang tak seharusnya melakukan ini padamu, tapi sungguh Ti, mas Har sayang banget ama kamu.”
“Bukan itu..mas..Titi gak nyesel kok mas…tapi….” ucapnya tak berlanjut, seperti ragu2 untuk mengungkapkan isi hatinya.Aku bertanya lagi penasaran.
“Tapi kenapa sayangg ? mas jadi penasaran nih, ada apa sih ?”
“Mas Har bener2 sayang ama Titi…kan..?”
“Mas Har kan udah bilang sama kamu sayaang, mas bener-bener sayang Titi.”
“Gak akan ninggalin Titi,….kan ?”
” Titi gak percaya sama mas ?” ku balik bertanya.
“Tapi…mas Har sudah punya mbak Mira, Paling besok saat bareng mbak Mira mas Har sudah gak inget Titi lagi…ya kan ?”
” Mira itu gak ada apa-apanya di banding kamu ,Ti, adikku sayaangg. Gini aja deh, demi cinta dan sayang mas sama kamu, mas rela melepaskan Mira…..asal Titi juga sayang dan tak menduakan mas, kita saling mencintai walau sulit untuk bersatu dalam sebuah pernikahan tapi paling tidak kita bisa tetap saling menyayangi dan saling memiliki. Gimana ? bersedia nggak, sayang ?”seraya kukecup lembut bibirnya.
“Bener mas mau mutusin mbak Mira…? Emang …mas gak sayang sama dia…?”
“Beneerrr….masih gak percaya ?”
Dia tersenyum memandangku lantas memeluk tubuhku dan mencium bibirku…tubuh bugil kami makin menyatu dalam satu ikatan cinta terlarang.
“Titi juga sayang banget sama mas Har dan tak akan pacaran dengan cowok lain lagi.”katanya terus tangannya melingkar erat di tubuhku.
“Janji…..?” tanyaku.
“Janji..!” jawabnya tegas.
Entah mengapa, saat ini hatiku teramat bahagia. Ternyata adikku yg masih abg, masih di bawah umur telah mengerti perasaanku dan hayalku selama ini jadd kenyataan.
Tanpa ada paksaan dan tanpa rasa penyesalan dari dirinya. Libidoku yg sering datang menggoda rasa kini telah menemukan pelampiasannya yang justru dengan gadis abg yang sangat kusayangi sejak dulu, bedanya kini rasa sayang yg tumbuh diantara kami bukan hanya sebagai saudara sekandung, tapi juga sayang sebagai seorang kekasih, kasih yg tersembunyi
Warna-warni bunga cinta, harum semerbak memenuhi kamar tempat kami memadu kasih. Tubuh kami yg masih erat saling mendekap perlahan membangkitkan gairah dalam jiwa kami hingga terulang lagi persetubuhan terlarang diantara kami sepanjang malam.
Sampai saat ini, Titi telah menginjakkan kakinya di bangku SMU kelas X, masih pegang komitmen.
Tak pernah memiliki pacar walaupun banyak teman prianya yg naksir sama dia, begitu juga aku masih setia mendampinginya tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk ibuku sendiri.
Untuk mencegah terbongkarnya rahasia ini, Titi telah kusarankan utk menggunakan kontrasepsi yg mudah didapatkan agar perjalanan cinta terlarang ini, tetap berjalan sempurna.
Kadang timbul perasaan berdosa atas apa yg kuperbuat selama ini dan sering bertanya dalam hatiku “Sampai kapan perbuatan nista ini akan terjadi?”
Aku tak pernah temukan jawabannya.