Wednesday, April 8, 2020

Pengalaman Seks Sumi Yang Menjadi Lonte dari Supirnya


Kasir4D Kenalkan namaku adalah Suparno, jabatanku sekarang adalah supir…, hehehe.. kalo supir bukan jabatan kali ya…, ya sekarang telah dua tahun menjadi supir pribadi dari Sumi Yang,

seorang penyiar berita Metro TV yang biasa membawakan berita dalam Bahasa Mandarin. Sebenarnya waktu di kampung dulu aku adalah seorang dukun.

Tapi karena kampungku terkena musibah banjir bandang maka aku pun mencari nafkah lain.

Malam itu selepas acara meeting Metro Xin Wen untuk keesokan harinya, aku mengantar Sumi pulang ke apartemennya.

Sumi terlihat lelah tapi tetap tampak cantik dalam make up tipis dan balutan blazernya.

Ya, Sumi memang tampak sekali keanggunannya, apalagi di usianya yang baru 26 tahun (10 Januari 1984).

“Emmhh cape banget nih mang…!!, kita sekarang langsung pulang saja ya..

sudah ingin istirahat nih, besok pagi udah harus mulai lagi” sahut Sumi kepadaku.

“Baik non…”, sahutku sambil melihat ke belakang lewat spion.

“Cantik sekali Non Sumi, coba dia mau jadi istriku…”, kataku dalam hati.

Memang aku sangat menyukai Sumi, karena bukan hanya cantik dan pintar, dia juga selalu ramah dan murah senyum walau terhadap orang-orang kecil seperti saya ini

“Emmhh, kayanya malam ini, malam yang tepat untuk menggunakan gendamku untuk memiliki Sumi”. Kataku dalam hati lagi.

Sepanjang perjalanan aku sering melirik ke belakang memuji Sumi yang begitu sempurna karena dikaruniai kepintaran dan kecantikan seraya melafalkan gendamku yang akan ku pergunakan padanya.

Sumi sendiri tidak mengetahuinya, dia tampak capek dan hanya menjawab seadanya tapi tetap ramah sambil melihat ke jalanan. Akhirnya kami memasuki apartemennya,

“Mang, nanti ke atas ya…, aku ada sedikit oleh-oleh buat abang…”.

setelah itu Sumi turun dari mobil dan langsung naik ke lantai 11 tempat apartemennya.

Suparno

Suparno

Kemudian aku menyusul ke apartemennya, setelah dipersilahkan masuk oleh Sumi akupun duduk di sofa.

“Ini, Mang…, aku punya baju buat Mamang, sama sedikit suvenir, ini beli di Guangzhou waktu liputan minggu lalu”, kata Sumi sambil menyerahkan satu kantong plastik kepadaku.

Kesempatan nih dapat menjabat tangan dan mempergunakan gendamku.

“Aduh, terima kasih banyak Non, atas pemberiannya “, sambil menjabat tangan Sumi yang halus dan mempergunakan gendamku.

“Ayo, sekarang mintalah sesuatu kepadaku, Sumi supaya biar gendamku bekerja dengan baik”. Kataku dalam hati.

“Mang, Mamang bisa tolong pijat aku nggak…!!, pundakku pegel-pegel nih…”, kata Sumi, tapi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia mau dipijit olehku.

“Bisa, non…!!, silahkan non duduk…”, aku mulai memijitnya, di pundaknya tercium oleh diriku wangi tubuh dari Sumi yang cantik ini, wangi parfum mahal yang menambah naik libido diriku.

“sekarang, Sumi akan menjadi miliku”, aku pun mulai melafalkan gendamku yang terakhir untuk dapat memiliki Sumi.

Sambil terus memijit pundaknya, tangan ku mulai beraksi di tenguknya sambil terus memijitnya. Togel Online

“Emmhh, terus Mang.., enak sekali pijitannya”, kata Sumi sambil matanya terpejam.

“Kamu cantik Sumi sayang …!!” , kataku sambil terus memijit, tanganku mulai meremas buah dadanya.

Sumi tampak kaget tapi dia tidak dapat berbuat banyak. Membiarkan diriku meremas-remas bongkahan dadanya yang berukuran sedang

“Tubuh kamu wangi sekali Sumi….!!!”, tanganku mulai masuk lewat sebelah atas kemejanya, kugerayangi dan kuremas payudara yang masih tertutup cup bra.

“Emmhh.., Mamang… Enak…”, kata Sumi yang sudah berada dalam pengaruh gendamku.

“Sumi, sudah pernah melihat kontol?”, tanyaku sambil setengah berbisik di telinganya.

Sumi tampak kaget mendengarnya.

Tapi dirinya tampak sudah termakan hipnotis. Meski wajahnya memerah dia hanya menggelengkan kepala.

“Sumi, mau melihat kontol Mamang? kamu akan menyukainya sayang…!!” kataku selanjutnya.

Sumi tampak mengangguk dan wajahnya memerah karena malu.

“Sekarang, Sumi buka celanaku, dan kolorku…”, perintahku pada Sumi.

Sumi tampak patuh dia mulai bersimpuh di depan ku dan mepelorotkan celana dan celana dalamku.

Tiba-tiba penisku menyembul dan memang penisku sudah mulai keras dari tadi.

Sumi tampak kaget, karena penis hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.

“Sekarang, raih kontolku, Sumi sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Sumi.

Sumi yang tampak ragu tapi sudah mulai dalam pengaruh gendam. Mulai melaksakan perintahku.

Mula-mula tangannya mengocok penisku. Bibirnya yang tipis mendekati penisku.

Dia mulai mencium ujung penis ku. Sumi tampak belum biasa terhadap bau tak sedap penisku.

“Ayo Sumi…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Sumi, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Sumi.

Sumi mulai menjilati penisku. Mulai dari ujung penis sampai ke pelirku.

Sekarang Sumi sudah mulai terbiasa dengan bau tak sedap dari penisku.

“Ah…, ya begitu Sumi sayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu dan jangan di gigit”, kataku sambil memegangi rambutnya. Sumi melanjutkan mengulum penisku.

“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Sumi tampak menikmati oral seksnya meski agak sedikit canggung.

“Ahh…. Bagus enak sekali Non.”, kataku sambil menjambak rambut panjangnya.

” Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang”, tanyaku kepada penyiar berita cantik itu.

Sumi mengangguk dan sambil terus mengulum penisku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi.

Sumi tampak kelabakan, karena kepalanya kutahan dan aku memaju mundurkan pantatku sampai mentok wajahnya di selangkanganku.

Tampaknya penisku sampai di rongga kerongkongannya, ia tampak pucat.

Aku menarik lagi rambutnya Kemudian kuhentakkan kembali. Kusenggamai mulut sang penyiar.

“srrruuuuppp…. Aacchh”, Sumi yang mulai terbiasa, dan malah menikmatinya. ia terus melakukan emutan di penisku.

“Ahh… Sumi sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” kataku kepada Sumi disertai anggukannya sambil terus melakukan oral terhadap penisku.

“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Sumi hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak.

Tapi ia tampak rakus meminum semua pejuku.

Ada sedikit yang tertumpah di kemejanya. Sumi mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di penisku.

“Acchh … ya begitu sayang…., kamu telah meminum pejuku…., sekarang kamu adalah milikku…, Sumi kamu adalah budak diriku, budak nafsuku….”, memang yang telah terkena gendam dan meminum pejuku maka wanita itu akan menjadi budak setiaku.

“sekarang Sumi harus mulai berikrar kepadaku, untuk menjadi budakku…” perintahku pada Sumi.

Seperti seorang budak yang patuh terhadap tuannya. Sumi mulai berikrar di depan ku.

“Saya…., Sumi Yang mulai detik ini akan menjadi budak tuan…, budak yang patuh terhadap perintah tuan, semua lubang yang ada di tubuhku boleh dimasuki oleh kontol tuan…”, kata Sumi dengan tatapan kosong

“Emmhh … Lubang apa aja yang di tubuhmu Sumi…..” tanyaku kepada Sumi.

“Mulut, vagina dan dubur saya tuan….”, Jawab Sumi yang sudah tampak horny.

“Mulut, memek sama bool…, begitu ngucapnya…, dan kamu bersedia jadi lonteku…, dan melayani orang-orang yang aku suruh untuk menikmati tubuhmu dan kamu harus bersedia di gangbang oleh banyak laki-laki yang aku perintahkan”, kataku yang langsung masuk sebagai perintah kepada sang penyiar cantik itu.

“Iya, mulut, memek dan boolku boleh di masuki oleh kontol tuan, dan Sumi bersedia untuk menjadi lonte tuan.

dan Sumi bersedia untuk di gangbang tuan…., tubuh Sumi seutuhnya milik tuan”, begitulah Sumi yang sudah 100% dalam pengaruhku.

Sumi Yang yang cantik dan anggun itu akan segera berubah menjadi wanita binal.

“Bagus…. Sekarang kamu memohon kepada diriku, supaya aku mau ngentot sama lonte kaya kamu…”, perintahku kepada Sumi.

“Tuan…., maukah tuan memakai tubuhku, memekku masih perawan tuan, belum pernah di masukin sama kontol… Tuan….

Sumi ingin tuan mengambil keperawananku…, ngentot memek Sumi yang belum pernah di jamah kontol…., silahkan Tuan…”, pinta wanita berwajah oriental itu manja sambil tangannya terus mengocGithan penisku yang mulai tegak lagi

“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. jangan pakai apa-apa lagi”, perintahku kepada Sumi.

Sumi mulai membuka semua pakaiannya di hadapanku, blazer, kemeja, rok, pakaian dalam, satu-persatu berjatuhan di lantai di bawahnya sehingga yang tersisa tinggal jam tangan, kalung dan cincinnya.

Payudara Sumi terlihat montok meskipun tidak terlalu besar tapi sangat menggairahkan.

vaginanya tampak terawat dengan bulu-bulu tebal di sekitar vaginanya. Sumi sekarang sudah bugil total di hadapanku, sopirnya.

“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada Sumi.




Sumi mulai mendekatiku, ku remas-remas bongkahan payudaranya dan aku pun mulai menyusu pada payudaranya yang bulat kencang itu.

“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat dientot sama aku”, kata-kataku meluncur sambil terus menyusu pada payudara sang penyiar berita.

Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Sumi dan mulai memasuki vaginanya sambil mencari klitorisnya.

“EEmmhhh……”, Sumi tampak melenguh ketika klitorisnya mulai ketemu olehku. Aku mulai memainkan klitoris yang sensitif itu.

Semakin lama vagina sang penyiar berita makin basah. Tubuh Sumi pun melemah, dia mulai terjatuh di atas sofa.

“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Sumi tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina sang artis.

“Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vaginanya.

Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku ke dalam liang kenikmatan tersebut.

Sumi makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya seolah tidak mau berhenti untuk terus dijilat, dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina majikanku itu.

“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Sumi.

“Acckkkhhh…… Sumi pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, desah Sumi, yang tidak kuhiraukan.

Aku terus menyedot liang vaginanya yang sudah sangat becek.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak mang…… nikmat!”, cairan cinta Sumi yang sudah terangsang berat keluar….dan mengenai mukaku.

“Ackkhhh Sumi…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”,

Sekarang penisku sudah mendekati lubang vaginanya yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.

“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku!!”, penisku kugesekkan di bibir vagina Sumi

“emmhhh….”, Sumi tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku sudah ingin menggarap vaginanya

Penetrasi pertama aku meleset, penisku tidak masuk ke vagina Sumi, aku terus berusaha…., kubuka lebar vaginanya dan kudorongkan penisku.

Setengah kepala penisku sekarang sudah masuk di dalam vaginanya….cukup sulit memang….

“AAccckkhh….. sakit……!!!”, Sumi tampak meringis ketika setengah penisku sudah masuk ke dalam vaginany….

“Acckkhhh……Ampun….. sakit sekali….Sudah… sudah…ammpunn tuuaann!!!”, Air mata Sumi meleleh menahan perih dan ngilu di vaginanya.

“Diam kamu lonte….., kamu yang minta di entot sama aku, sekarang kamu rasakan kontolku”,

Dengan kasar aku sentakan penisku sekuat-kuatnya ke dalam vagina Sumi dan amblas semuanya ke dalam vagina Sumi.

“Accckkkkkhhhh…….. Ammmpppuuunn”, Sumi berteriak, kepalanya terdongak ke belakang, tangannya meremas sofa menahan ngilu bahwa vaginanya telah dimasuki penis miliku.

Namun aku seperti orang kesetanan, aku genjot tubuh Sumi yang sedang menahan sakit itu, sampai Sumi meringis, kepalanya membanting-banting ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas-remas sofa.

“Acckkkhhh…… perih…. Ssaakkiitt…. Oooohhh….. ammppuunnn tuann….”, Sumi terus berteriak.

“Bukan kah , ini yang kau mau Sumi Lonteku sayang….???”, Kataku sambil berhenti sejenak menggenjot vagina sang penyiar berita.

Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Sumi yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibirmu indah Sum!” itu yang terdengar sebelum oleh Sumi sebelum diriku melumat kedua belah bibir indahnya, Sumi tampak menikmat sekali rasanya dicumbui

Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Sumi.

“Ohh.. Sumi.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Sumi maju dan mundur dan Sumipun semakin menikmatinya

hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Sumi mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Sumipun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Sumi mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahimnya.

Sumipun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Sumi sambil melumat bibirnya.

Sumi benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku.

Sementara rambut Sumi sudah tampak tak karuan dan tubuhnya berkeringat.

Kulepaskan penisku dari vaginanya. Tampak cairan kental keluar dari vagina wanita oriental itu.

“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Sumi dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.

Kini kuperintahkan Sumi menaiki penisku. Tidak terlalu sulit penisku memasuki vaginanya karena sudah basah dan licin.

Erangan Sumi turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya penisku itu tertancap seluruhnya.

“Mmhhh…enak Sumi, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Sumi terhadap penisku.

Tanpa menghiraukan ocehanku, Sumi mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun.

Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa penisnya seperti dipelintir.

Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya.

Aku mulai memainkan payudara Sumi dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Sumi Yang, si penyiar berita cantik, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Sumi sudah semakin hanyut dalam persetubuhan terlarang itu.

“Yah…terus Sumi, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Sumi yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi.

Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Sumi saling berlawanan arah dan menyebabkan penis itu menusuk lebih dalam.

Sumi tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.

“Gimana Sumi ? Enak ga kontol mamang?” tanya diriku yang telah berpengalaman menaklukkan beberapa wanita dengan ilmu gendamku.

“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Sumi.

Tidak sampai lima menit setelah itu, Sumi mulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah.

Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.

“Oohhh !” Sumi menggelinjang dahsyat di atas tubuhku.

Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi penisku yang masih perkasa meski Sumi sudah untuk ketiga kalinya orgasme.

“Non Sumi masih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte,
jawab dong!” tanyaku lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.

“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Sumi menjawab terengah-engah.

Kembali kujejali vagina Sumi dengan penisku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang rampingnya akupun terus menyodok-nyodokan penisku.

Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Sumi ikut bergoncang-goncang, di atas sofa tempat tangan Sumi menahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam.

Tanganku merambat ke atas hingga menjambak rambutnya. Sumi semakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya.

Namun pada saat Sumi akan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi sang penyiar berita cantik ini. Sumi terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan penis diriku.

“Oohh…ayo Ttuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Sumi akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku.

memang Sumi sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

Tubuh Sumi tersentak-sentak dan makin terdesak ke sofa, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada sofa. Desahan Sumi semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda.

Akhirnya Sumi mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja.

Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Sumi pun ambruk sofa.

Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah penisku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Sumi.

“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam penis yang menyemburkan sperma.

Penisku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Sumi nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya.

Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Sumi dengan penis masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut.

Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Sumi merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah.

Perlahan-lahan penisku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Sumi.

Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Sumi Sefira.

dan Sumi pun mulai tertidur diatas sofa.

Sementara aku mengambil sebatang rokok sambil kembali melafalkan gendamku.

Karena mulai sekarang Sumi sudah dalam pengaruhku dan akan menuruti semua keinginanku.

0 comments:

Post a Comment